Sebuah studi yang diunggah di laman Science Daily menemukan bukti pembuatan keju yang menggunakan susu dari berbagai macam hewan telah ada di Late Neolithic Poland atau zaman batu akhir.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya para petani mengurangi kandungan laktosa dalam susu dengan membuatnya menjadi keju atau produk susu lainnya seperti yogurt. Produk susu ini menggunakan sejumlah hewan yang berbeda seperti sapi, domba, atau kambing.
Saat itu, intoleransi laktosa adalah kondisi umum di hampir semua orang di Eropa selama Neolitik dan sampai Zaman Perunggu Akhir ketika mutasi genetik menyebar luas, memungkinkan orang dewasa memproduksi laktase, enzim yang memecah laktosa dalam tubuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan Produk Susu oleh Petani Paling Awal
Para peneliti yang melihat praktik pengolahan susu pada Neolitikum Akhir ini akhirnya mengidentifikasi residu dengan kandungan dadih yang tinggi dalam pembuatan tembikar yang mengarah ke pembuatan keju dan mengungkapkan bahwa banyak spesies susu digunakan.
Dr Harry Robson dari Departemen Arkeologi di University of New York menyatakan bahwa hasil ini berkontribusi secara signifikan terhadap pemahaman mengenai penggunaan produk susu oleh beberapa petani paling awal di Eropa Tengah.
"Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa produk susu tersedia secara luas di beberapa wilayah Eropa hingga saat ini telah ditemukan buktinya bahwa tidak hanya dari peternakan sapi perah, tetapi juga domba hingga kambing yang ada sejak Zaman Perunggu Akhir," kata Robson dikutip dari Science Daily.
Bukti Pembuatan Keju
Toru dan Krakow, ilmuwan dan arkeolog dari Universitas York, Cambridge menggunakan pendekatan multi-stranded proteomic dan lipid-analysis untuk menyelidiki keramik dan endapan di permukaannya di Polandia tengah.
Dan pada perkembangan baru ini membuktikan bahwa pembuatan keju (dan pengolahan susu yang memperkaya dadih lainnya) dapat dideteksi secara langsung dengan meneliti proporsi protein dadih, dengan membandingkan data proteomik. Hasilnya juga yang pertama dari jenisnya di Eropa.
Meskipun intoleransi laktosa meluas pada periode tersebut, ditemukan bukti susu dikonsumsi selama Neolitikum, seperti tulang hewan dengan pola pembunuhan yang diharapkan untuk ternak sapi perah, lipid susu dalam bejana keramik, dan protein susu dalam kalkulus atau plak gigi kuno.
Miranda Evans, mahasiswa PhD di Departemen Arkeologi Cambridge mengatakan bahwa hasil proteomik menunjukkan bahwa residu kuno sangat mirip dengan residu pembuatan keju modern dan keju itu sendiri dan bukan susu murni.
Ini mengungkapkan bahwa orang-orang telah mempraktikkan pembuatan keju atau bentuk lain dari pengolahan susu yang memperkaya dadih.
Selain itu, bukti berbagai spesies yang digunakan untuk pembuatan keju didukung oleh keberadaan tulang sapi dan domba atau kambing di lokasi tersebut.
(faz/faz)