Lalat Ini Bertahan dari Zaman yang Musnahkan Dinosaurus, Umurnya 247 Juta Tahun

ADVERTISEMENT

Lalat Ini Bertahan dari Zaman yang Musnahkan Dinosaurus, Umurnya 247 Juta Tahun

Martha Grattia - detikEdu
Kamis, 16 Mar 2023 11:00 WIB
Dinosaurus sauropoda
Foto: CNN
Jakarta -

Di dunia ini rupanya terdapat hewan kecil yang bahkan berusia lebih tua dari dinosaurus paling awal. Hewan tersebut tergolong jenis lalat, yang secara spesifik dapat disebut agas.

Berdasarkan sebuah penelitian baru-baru ini, serangga tersebut diperkirakan berusia sekitar 247 juta tahun. Sehingga, bisa dikatakan bahwa lalat agas lebih tua dari dinosaurus paling awal, berevolusi sebelum dinosaurus, dan bertahan dari berbagai periode kepunahan.

Lalat agas merupakan sekelompok spesies dari subordo Nematocera diptera. Agas digambarkan sebagai lalat yang tidak lebih besar dari beberapa butir garam, tidak menggigit, dan hanya tertarik dengan cairan yang dikeluarkan oleh mata manusia. Hama kecil berumur pendek itu ternyata lebih tangguh dari kelihatannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip dari laman Popular Science, lalat agas rata-rata berumur sekitar satu minggu. Namun, mereka mampu hidup melewati sejarah evolusi yang kian jauh.

Penemuan Fosil yang Awet

Pada sebuah studi dalam jurnal Papers in Paleontology yang diterbitkan belum lama ini, ahli geologi dan biologi dari Spanyol dan Inggris menyelidiki fosil lalat agas. Penemuan mereka menunjukkan lebih banyak informasi mengenai asal usul agas dan kemampuan bertahan hidupnya yang luar biasa.

ADVERTISEMENT

Fosil ini ditemukan di Estellencs, di sebuah pelabuhan kecil yang terletak di Kepulauan Balearic Spanyol. Tempat itu dikenal dengan lapisan batuan kebiruan yang menyembunyikan sisa-sisa tumbuhan, serangga, ikan, dan lainnya dari zaman Trias Tengah.

Seorang ilmuwan bernama Mallorcan dan Josep Juarez menemukan sampel larva lengkap. Setelah pemeriksaan yang lebih lanjut, fosil ini diidentifikasi sebagai bagian dari ordo serangga yang sekarang mencakup nyamuk, lalat, dan tentu saja agas. Ini menjadi salah satu spesimen diptera tertua yang pernah ditemukan hingga saat ini dan bisa dikatakan sebagai nenek moyang bagi spesiesnya.

Seorang ilmuwan dari Spanish National Research Council di Spanish Geological Survey bernama Enrique Penalver ini menulis dalam rilis pers bahwa dia memeriksa fosil itu di bawah mikroskop dengan meneteskan setetes alkohol di atasnya untuk meningkatkan kontras strukturnya.

Ia juga mengungkapkan kekagumannya mengenai bagaimana struktur luar dan dalam kepala, beberapa bagian dari sistem pencernaan, dan yang paling penting yaitu sistem pernafasannya atau disebut juga dengan spirakel fosil itu seluruhnya awet.

Selamat dari Kepunahan Terparah di Bumi

Ricardo Perez-de la Fuente dari Museum Sejarah Alam Universitas Oxford mengungkapkan bahwa dari fosilnya, lalat agas menunjukkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa.

Kepunahan Permian-Trias yang terjadi sekitar 15 juta tahun lalu ini terkenal dengan kepunahan 95 persen spesies laut dan 70 persen spesies terestrial dalam periode waktu yang singkat. Bahkan beberapa ilmuwan menyebutkan sebagian besar menghilang dalam rentang 20.000 tahun tepat di akhir periode.

Kemusnahan itu dikenal sebagai episode kepunahan besar yang terparah dalam catatan sejarah Bumi. Lebih dari setengah kelompok taksonomi yang menjelajahi daratan dan lautan musnah karena adanya perubahan atmosfer planet. Perubahan atmosfer itu lantas menimbulkan keracunan radiasi atau perubahan kadar oksigen.

Para penulis studi baru ini juga mencatat mengenai bagaimana spesimen lalat agas yang baru ditemukan ini memiliki sistem pernapasan yang mirip dengan beberapa serangga modern. Mereka beranggapan, mungkin sudah saatnya agas bisa dimasukan ke daftar pendek hewan yang selamat dari kehancuran, bersama dengan kecoak dan tardigrades.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads