Apakah Antartika Bisa Dihuni Manusia? Ini Kemungkinannya

ADVERTISEMENT

Apakah Antartika Bisa Dihuni Manusia? Ini Kemungkinannya

Devita Savitri - detikEdu
Minggu, 19 Mar 2023 10:00 WIB
Antartika merupakan kawasan kontinen yang 95 persen wilayahnya ditutupi salju di Kutub Selatan Bumi. Yuk, Intip foto-fotonya sambil menjelajah.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Pada dasarnya Antartika adalah tempat yang beku dan tidak ramah untuk ditinggali manusia. Bagaimana tidak, cuacanya sangatlah ekstrem.

Dikutip dari laman Live Science, suhu musim dingin di Antartika rata-rata bisa turun hingga minus 49 derajat Celcius. Selain itu, kecepatan anginnya mencapai 200 mph (321 km/jam) dan curah hujan tahunannya hanya 166 milimeter.

Dengan cuaca yang seperti itu, wajar bila benua paling selatan Bumi ini tak memiliki manusia yang tinggal tetap. Melainkan hanya segelintir ilmuwan yang melakukan penelitian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain cuaca ada alasan lain yang membuat Antartika tak dihuni manusia. Begini penjelasannya:

Alasan Antartika Tak Dihuni Manusia

1. Lokasi terpencil

ADVERTISEMENT

Alasan pertama Antartika tak dihuni manusia adalah lokasinya yang terpencil. Hal ini jauh berbeda dengan beberapa tempat di Kutub Utara seperti Greenland, Islandia, Norwegia, Rusia ataupun Alaska di Amerika Serikat.

Steven Chown, seorang profesor ilmu biologi di Universitas Monash di Australia menjelaskan, isolasi geografis ini membuat Antartika kekurangan fasilitas. Sehingga untuk kehidupan sehari-hari, masyarakat yang tinggal di sana harus mengimpor dan barang lainnya.

2. Bisa menyebabkan pemanasan global

Jika manusia ingin tinggal di Antartika, mereka harus didukung oleh jaringan listrik untuk menunjang kehidupan. Namun, membangun jaringan listrik di atas lapisan es bisa menimbulkan efek pemanasan global.

Mengenai hal tersebut, Julie Brigham-Grette profesor geologi kuarter/glasial dan paleoenvironments Arktik di University of Massachusetts angkat bicara. Menurutnya ada jalan lain untuk menghindari efek pemanasan global.

Yaitu cukup dengan menggunakan panel surya yang memanfaatkan Matahari dan turbin angin. Sementara kemajuan teknologi bisa digantikan dengan baterai yang dapat bertahan selama berbulan-bulan di musim dingin.

Namun apakah benua Antartika bisa menjadi tempat tinggal manusia di masa depan? Begini beberapa kemungkinannya.

Kemungkinan Antartika Layak Huni Manusia

1. Hubungan masa lalu dan masa depan Antartika

Berdasarkan catatan fosil, Steven Chown menjelaskan bila iklim di Antartika sangat cocok untuk hutan dan dinosaurus. Hal tersebut terjadi pada 100 juta tahun yang lalu.

Pada saat itu, tanaman tumbuh dengan baik. Hutan lebat dengan berbagai organisme seperti runjung, pakis, dan angiospermae.

Keberadaan hutan di Antartika akhirnya dibuktikan dengan penemuan sisa-sisa arang yang ditemukan di Pulau James Ross (bagian semenanjung Antartika di bawah Amerika Selatan) pada tahun 2021.

Disebutkan arang tersebut adalah sisa kebakaran hutan yang terjadi pada periode Cretaceous akhir, tepatnya sekitar 66-100 juta tahun yang lalu.

Iklim bumi pada dasarnya sudah berubah selama ratusan juta tahun dan terus berputar. Jadi, bumi sudah mengalami periode glasial yang lebih dingin dan periode interglasial yang lebih hangat.

Lalu, bagaimana iklim Antartika di masa depan?

Julie Brigham-Grette bersama timnya mempelajari lapisan sedimen di daerah Pulau James Ross. Dalam penelitiannya, mereka menemukan bahwa lapisan es Antartika Barat telah runtuh dan tumbuh kembali dalam beberapa kali.

Keruntuhan dan pertumbuhan ini mungkin berkorelasi dengan periode interglasial yang membuat laut hangat. Selain itu, fluktuasi iklim yang terjadi di Antartika juga bisa berjalan karena perubahan atmosfer Bumi, termasuk naik turunnya tingkat karbon dioksida.

Dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca mengubah iklim Bumi dengan kecepatan yang belum terjadi sebelumnya. Jika, Bumi mencapai emisi terbesarnya pada tahun pada tahun 2040, perubahan besar di Antartika akan terjadi dan mungkin layak akan dihuni.

2. Perubahan suhu Antartika

Karena suhu yang terus meningkat, Steven Chown merekomendasikan untuk memperhatikan berbagai pulau-pulau sub Antartika di bagian paling selatan. Semenanjung Antartika atau bagian paling utara benua tersebut terbentang dari Lingkaran Antartika menuju Amerika Selatan.

Saat suhu rata-rata global meningkat, iklim di Semenanjung Antartika akan berubah dan membuatnya menyerupai bagian paling selatan Amerika Selatan.

Dengan iklim yang menghangat, akan tumbuh berbagai rerumputan yang diikuti kehadiran serangga dan burung yang bermigrasi. Suhu yang tinggi akan membuat curah hujan ikut meningkat.

Curah hujan juga akan merangsang pertumbuhan tanaman. Untuk itu bukan tak mungkin bila manusia juga akan ikut bermigrasi dan membangun peradaban.

3. Lapisan es mencair

Mencairnya lapisan es di Antartika menyebabkan banyak hal dari naiknya permukaan laut, perubahan geografi Antartika dan juga iklim di seluruh Bumi. Hal ini tentu saja harus diperhatikan.

"Saat kita kehilangan lapisan es di masa depan, masalah yang akan terjadi adalah memastikan pemukiman berada di atas permukaan laut," kata Julie.

Bila kenaikan suhu dan permukaan laut terus terjadi, pada tahun 2100 mungkin terjadi migrasi besar-besaran. Orang-orang mungkin berusaha akan menjajah Antartika.

Karena menurut para ilmuwan manusia akan lebih memilih daerah yang lebih dingin daripada bagian dunia yang lebih panas. Bahkan tanpa bercocok tanam, es laut yang mencair akan tetap memiliki ikan untuk ditangkap.

Namun, terlepas dari upaya manusia menjelajahi dan mempelajari Antartika, kita tidak akan tinggal di benua paling tak ramah di Bumi itu dalam waktu dekat.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads