Arkeolog Temukan Perkakas Batu Berusia 2,9 Juta Tahun, Ternyata Digunakan untuk Ini

ADVERTISEMENT

Arkeolog Temukan Perkakas Batu Berusia 2,9 Juta Tahun, Ternyata Digunakan untuk Ini

Fahri Zulfikar - detikEdu
Selasa, 14 Mar 2023 19:30 WIB
fosil perkakas batu kuno di Talepu Sulsel
Foto: Tim peneliti via Nature/ilustrasi perkakas kuno zaman batu
Jakarta -

Beberapa arkeolog berhasil menemukan alat-alat batu dan tulang-tulang binatang yang dipotong di sepanjang tepi Danau Victoria Afrika, Kenya.

Penemuan kemudian diteliti oleh para ilmuwan dari Smithsonian's National Museum of Natural History dan Queens College, CUNY, serta Museum Nasional Kenya, Universitas John Moores Liverpool dan Museum Sejarah Alam Cleveland.

Studi yang diterbitkan di jurnal Science Daily, peneliti mengungkapkan apa yang mungkin menjadi contoh tertua dari inovasi zaman batu yang sangat penting, yang dikenal para ilmuwan sebagai perangkat Oldowan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, penemuan perkakas batu ini juga menjadi bukti tertua bahwa manusia purba hominid mengonsumsi sangat banyak hewan besar.

Untuk Menyembelih Hewan hingga Menumbuk Tanaman

Peneliti menyebutkan bahwa sepanjang tepi Danau Victoria Afrika kira-kira 2,9 juta tahun yang lalu, nenek moyang manusia purba menggunakan beberapa alat batu tertua yang pernah ditemukan untuk menyembelih kuda nil dan menumbuk bahan tanaman.

ADVERTISEMENT

"Meskipun banyak bukti menunjukkan bahwa artefak tersebut kemungkinan berusia sekitar 2,9 juta tahun, artefak tersebut dapat lebih konservatif berusia antara 2,6 dan 3 juta tahun," kata penulis studi utama Thomas Plummer dari Queens College.

Melalui analisis pola keausan pada perkakas batu dan tulang hewan, tim peneliti menunjukkan bahwa perkakas batu ini digunakan oleh nenek moyang manusia purba untuk memproses berbagai bahan dan makanan, termasuk tumbuhan, daging, dan bahkan sumsum tulang.

Perkakas atau Toolkit Oldowan mencakup tiga jenis perkakas batu: hammerstones, core dan flakes. Hammerstones dapat digunakan untuk memukul batu lain untuk membuat alat atau untuk menumbuk bahan lainnya.

Inti biasanya memiliki bentuk sudut atau oval, dan ketika dipukul pada sudut dengan batu palu, inti tersebut akan terbelah menjadi sepotong, atau serpihan, yang dapat digunakan sebagai ujung potong atau pengikis atau disempurnakan lebih lanjut menggunakan batu palu.

"Dengan alat ini Anda dapat menghancurkan lebih baik daripada (bagian) kaleng geraham gajah dan memotong lebih baik daripada kaleng anjing singa," kata Rick Potts, penulis senior studi tersebut dan Peter Buck dari National Museum of Natural History.

Ditemukan Fosil Manusia Purba Paranthropus

Selain ditemukan alat perkakas batu, juga ditemukan sepasang geraham besar milik kerabat dekat evolusi Paranthropus dari spesies manusia, di penggalian situs bernama Nyayanga tersebut.

"Gigi itu adalah fosil Paranthropus tertua yang pernah ditemukan,dan keberadaannya di sebuah situs yang sarat dengan alat-alat batu menimbulkan pertanyaan menarik tentang nenek moyang manusia mana yang membuat alat-alat itu," terang Potts.

"Asumsi di kalangan peneliti sudah lama bahwa hanya genus Homo, yang dimiliki manusia, yang mampu membuat perkakas batu," lanjut Potts.

Sebagai informasi, mulai tahun 2015, serangkaian penggalian di Nyayanga telah menemukan 330 artefak (termasuk alat-alat batu/perkakas), 1.776 tulang hewan, dan dua geraham hominin yang diidentifikasi sebagai milik Paranthropus.




(faz/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads