Kondisi rambut manusia bermacam-macam, mulai dari lurus, keriting, lebat hingga botak. Dalam kondisi tersebut, sebenarnya apakah pengaruh rambut terhadap tubuh manusia?
Mengutip buku Chemical and Physical Behavior of Human Hair, Clarence R. Robbins (1988), rambut keriting banyak dimiliki oleh orang-orang dari ras Afrika. Karakteristik rambut tipe keriting ini memiliki serat dengan ukuran molekul rambut beragam yang membujur.
Adapun serat rambut orang Eropa dan Asia lebih kuat sehingga membuatnya lebih lurus, lebih tebal, dan lebih seragam. Selain itu, karena seratnya yang lebih kuat, rambut tersebut akan lebih panjang dan bulat melintang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilmuwan dari The Pennsylvania State University, Amerika Serikat mengungkap teori yang mengatakan bahwa evolusi rambut kepala terjadi untuk membantu manusia bisa tetap adem.
Kelebatan Rambut Berpengaruh pada Keringat
Melansir Science Alert, para peneliti menguji hal tersebut menggunakan boneka manekin yang diberi wig serta pada tubuhnya terdapat panas untuk mengetahui pengaruh panas lingkungan. Wig yang diujikan pada boneka manekin tersebut antara lain yang berbentuk lurus, ikal, longgar, hingga ikal ketat.
Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa boneka manekin yang memiliki wig keriting lebih cenderung adem dari radiasi matahari. Semakin botak boneka manekin, semakin kecil penyerapan panas yang terjadi.
Riset yang dilakukan terhadap boneka manekin berwig tersebut merupakan eksperimen terbaru yang jadi pembuka bagi peneliti lain untuk mengeksplorasi pengaruh rambut kulit kepala terhadap beban hawa seseorang.
Selain itu, studi lain membuktikan bahwa keringat mereka dua hingga tiga kali lebih banyak daripada pria yang berambut. Artinya, seseorang yang memiliki rambut lebih banyak, kondisi tubuhnya cenderung lebih dingin.
"Temuan kami mengkonfirmasi bahwa terlepas dari teksturnya, rambut bertindak sebagai penghalang yang mengurangi kehilangan panas dari tubuh (dalam hal ini kulit kepala) ke lingkungan sekitarnya," tulis para peneliti.
Semakin lengkung rambut wig tersebut, maka semakin sedikit juga penguapan keringat yang dibutuhkan. Hal tersebut memberi pertanda bahwa seseorang yang berambut kepala lebat dapat menghemat cairan dan energi lebih banyak.
Akhirnya, para peneliti berpikir bahwa rambut keriting mampu membuat nenek moyang manusia melakukan aktivitas fisik lebih lama dan berat. Mereka menjadi bisa beraktivitas meski dengan pasokan air yang terbatas.
Walau hasil membuktikan bahwa kelebatan rambut kepala seseorang berpengaruh pada penyerapan keringat dalam tubuh, uji terhadap boneka manekin tersebut tidak realistis sepenuhnya. Masih diperlukan beberapa penelitian kembali agar hasilnya lebih akurat.
(nwy/nwy)