Mengenal Sabuk Asteroid, Unsur Penyusun Tata Surya

ADVERTISEMENT

Mengenal Sabuk Asteroid, Unsur Penyusun Tata Surya

Zefanya Septiani - detikEdu
Minggu, 12 Mar 2023 13:00 WIB
Daftar 42 asteroid terbesar yang paling rinci terpantau di Tata Surya.
Foto: ESO/M. Kornmesser/Vernazza et al./MISTRAL algorithm (ONERA/CNRS)
Jakarta -

Tata Surya yang sangat luas tersusun dari berbagai benda langit salah satunya adalah sabuk asteroid. Kumpulan benda kecil berbatu yang mengorbit matahari ini salah satunya terletak diantara orbit planet Mars dan Jupiter.

Asteroid adalah unsur pembentuk dari sabuk asteroid. Para astronom menyebutkan bahwa asteroid terbentuk dari sisa-sisa unsur pembentuk planet dan bulan setelah benda langit terbentuk lebih dari 4,6 miliar tahun yang lalu.

Yuk, simak penjelasan lebih lanjut terkait sabuk asteroid yang mengutip dari NASA, buku "Bumi Terancam Hancur Serangan Asteroid di Depan Mata" karya Dedi, buku "What is an Asteroid Belt?" karya Baby Professor, dan buku "Asteroids, Meteors, and Comets" karya Josepha Sherman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Sabuk Asteroid?

Sabuk asteroid merupakan sebuah tempat di ruang angkasa yang tidak ramah dan terdiri dari puing-puing bergerak dalam jumlah yang besar. Suhu pada sabuk asteroid diketahui sangat dingin yang rata-rata suhunya mencapai -73 derajat celcius.

Sabuk asteroid pertama yang ditemukan oleh para ilmuwan adalah sabuk asteroid utama yang terletak di antara Jupiter dan Mars.

ADVERTISEMENT

Astronom mengidentifikasi dan menamakan lebih dari 828.600 asteroid dalam sabuk ini tetapi diduga sabuk ini memiliki jumlah asteroid yang lebih banyak dari angka tersebut.

Ukuran asteroid dalam sabuk ini beragam mulai dari Vesta yang terbesar memiliki diameter sebesar 530 km sampai yang terkecil memiliki diameter kurang dari 10 meter. Namun, diketahui bahwa massa total gabungan dari seluruh asteroid dalam sabuk kurang dari massa bulan Bumi.

Para peneliti memprediksi bahwa sabuk asteroid utama terbentuk setelah Jupiter terbentuk. Gravitasi dari planet terbesar di tata surya ini menyebabkan benda langit kecil bertabrakan satu sama lain dan pecah membentuk asteroid.

Benda Terbesar dalam Sabuk Asteroid

Terkadang asteroid disebut juga sebagai planet kecil yang juga mengorbit pada matahari. Sabuk asteroid sendiri kita ketahui tersusun atas berbagai asteroid dengan beragam ukuran maupun bentuk yang tidak teratur.

Salah satu benda yang terbesar dalam sabuk asteroid adalah Ceres. Diameter dari Ceres sendiri hampir mencapai 1.000 km yang menjadikannya sebagai asteroid terbesar dalam tata surya. Ukuran Ceres sendiri cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri yang menggumpal dan membentuk bundaran.

Ceres ditemukan pada abad ke 19 dan diklasifikasikan ke dalam planet. Namun, pada tahun 1850 an klasifikasi Ceres yang awalnya merupakan planet diubah menjadi asteroid setelah mengalami observasi lebih lanjut.

Pada tahun 2006, International Astronomical Union (IAU), mengubah definisi dari sebuah planet. Hal ini menyebabkan status Ceres berubah menjadi planet kerdil bersama pluto. Ceres juga merupakan satu-satunya planet kerdil yang terdapat dalam sabuk asteroid.

Komposisi Asteroid

Setiap asteroid memiliki komposisi penyusunnya yang berbeda-beda. Perbedaan komposisi asteroid bergantung pada seberapa jauh mereka terbentuk dari Matahari.

Komposisi dari asteroid terbagi ke dalam tiga kelas, yaitu:

1. C-type (Chondrite)

Ini adalah asteroid yang paling umum kita jumpai. Asteroid ini tersusun dari tanah liat dan batuan silikat serta memiliki warna yang gelap. Benda ini juga merupakan salah satu benda paling kuno dalam tata surya.

2. S-type (Stony/Berbatu)

Asteroid dengan tipe ini tersusun atas silikat dan besi nikel.

3. M-type yang merupakan logam

Asteroid ini mengalami suhu tinggi setelah terbentuk yang menyebabkan sebagiannya meleleh. Dalam lelehan ini terdapat besi yang tenggelam ke tengah dan mendorong lava basaltik (vulkanik) ke permukaan.

Klasifikasi Asteroid

Asteroid diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Sabuk Asteroid Utama (Main Belt Asteroids)

Pada sejarah tata surya, gravitasi Jupiter diketahui membentuk sabuk asteroid ini. Hal ini disebabkan gravitasi Jupiter menyebabkan berakhirnya pembentukan benda-benda planet di sekitarnya dan menyebabkan benda kecil saling bertabrakan.

Ketika benda-benda kecil tersebut saling berantakan mereka akan pecah dan menjadikannya asteroid.

2. Trojan

Asteroid jenis ini diketahui memiliki orbit yang sama dengan planet yang lebih besar. Kendati demikian trojan tidak menabrak planet tersebut karena mereka memiliki tempat berkumpul khusus dalam orbit yang disebut titik L4 dan L5.

Populasi asteroid trojan Jupiter diperkirakan memiliki jumlah yang sama dengan asteroid di sabuk asteroid. Selain trojan Jupiter terdapat pula trojan Mars, Neptunus, dan pada 2011 NASA mengumumkan penemuan trojan Bumi.

3. Asteroid Dekat Bumi (Near-Earth Asteroids)

Asteroid ini merupakan asteroid dengan orbit yang mendekati atau melintasi orbit bumi. Meskipun asteroid ini tidak terlalu dekat dengan Bumi yang menyebabkan ancaman tetapi asteroid ini tetap menjadi ancaman apabila menabrak Bumi.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads