Ilmuwan Ungkap, Ternyata Anjing di Chernobyl Berbeda dengan Lainnya

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Ungkap, Ternyata Anjing di Chernobyl Berbeda dengan Lainnya

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 06 Mar 2023 10:00 WIB
Anjing Bulldog
Ilustrasi Anjing. (Foto: iStock)
Jakarta -

Hampir 40 tahun yang lalu, bencana nuklir terburuk di dunia mengubah kota Pripyat, Ukraina dan pembangkit listrik terdekatnya, Chernobyl. Wilayah tersebut menjadi zona panas radioaktif.

Meski wilayah tersebut masih terbatas bagi manusia, beberapa hewan berhasil bertahan hidup hingga berkembang biak di sana. Serigala, kuda liar, burung, bison, rusa, katak, dan anjing tinggal di antara bangunan beton dan hutan di sekitarnya. Tempat ini sontak menjadi salah satu cagar alam terbesar di Eropa.

Selama bertahun-tahun ilmuwan berusaha meneliti tentang efek radiasi pada satwa liar di wilayah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa penelitian menunjukkan penurunan tajam populasi burung dan peningkatan mutasi genetik di antara spesies tertentu di lokasi dengan tingkat radiasi yang lebih tinggi. Namun, penyelidikan lain hanya menemukan sedikit bukti tentang efek radiasi tersebut.

Ilmuwan masih belum bisa menjawab apakah hewan menyerap sejumlah kecil radiasi yang tersisa atau mewarisi perbedaan dari generasi sebelumnya yang mengalami ledakan tersebut. Tim peneliti internasional baru-baru ini pun berusaha menjawabnya.

ADVERTISEMENT

Teliti Genetik Anjing Chernobyl

Tim peneliti internasional melakukan penelitian terhadap klan anjing di kawasan Chernobyl. Mereka ingin mempelajari bagaimana kontaminasi debu lanskap dapat mempengaruhi DNA anjing dari generasi ke generasi.

Dengan mengkarakterisasi populasi anjing yang berbeda di dalam dan sekitar Chernobyl, tim melakukan perbandingan perubahan spesies.

Dikatakan dalam Science Alert, beberapa dari anjing ini mungkin merupakan keturunan hewan peliharaan yang ditinggalkan oleh pengungsi.

"Sebelum efek radiasi, seluruh genom populasi ini dapat dipisahkan dari faktor lain yang mempengaruhi, demografi, dan sejarah populasi itu sendiri perlu dipahami," tulis ahli biologi Universitas South Carolina Timothy Mousseau dan rekannya dalam makalah yang diterbitkan.

Populasi Anjing Chernobyl Berbeda Secara Genetik

Radiasi terus memancar dari area yang sekarang dikenal sebagai Zona Pengecualian Chernobyl. Zona ini membentang sekitar 2.600 kilometer persegi di sekitar reruntuhan pembangkit listrik.

Terlepas dari radioaktivitasnya, jumlah anjing liar terus meningkat. Diperkirakan lebih dari 800 anjing tinggal di dalam dan sekitar Chernobyl. Mereka sering diberi makan oleh pekerja pembangkit listrik yang kembali untuk merawat fasilitas tersebut.

Anjing di Chernobyl digolongkan dalam tiga populasi berdasarkan wilayahnya. Meski demikian, analisis baru mengungkapkan sejumlah tumpang tindih genetik dan hubungan kekerabatan antara mereka.

Selama dua tahun, dokter hewan dari Chernobyl Dog Research Initiative (CDRI) mengumpulkan sampel darah dari 302 anjing liar di tiga populasi, yang kemudian dianalisis oleh mahasiswa PhD University of South Carolina, Gabriella Spatola.

Spatola, Mousseau, dan rekannya mengidentifikasi tiga kelompok keluarga utama di antara anjing-anjing Chernobyl. Berdasarkan kekerabatan genetik mereka, tampaknya anjing-anjing ini berpindah antarlokasi, hidup berdekatan satu sama lain, dan berkembang biak dengan bebas.

Sejarah percampuran antara tiga populasi Chernobyl yang terlihat dalam genom mereka menunjukkan bahwa anjing telah ada di wilayah Chernobyl untuk jangka waktu yang lama, mungkin sejak bencana, atau bahkan lebih awal.

Analisis komparatif menunjukkan anjing Chernobyl juga secara genetik berbeda dari anjing pembiakan bebas di Eropa Timur, Asia, dan Timur Tengah. Hingga saat ini, ilmuwan masih meneliti tentang genom anjing-anjing yang tinggal di wilayah ledakan nuklir itu.




(nir/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads