Piramida Cheops sendiri dinilai sebagai piramida terbesar dan tertua di Gizeh. Kendati sebagian besar bangunan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno ini sudah dieksplorasi menyeluruh, masih saja ada rahasia yang belum terungkap. Salah satunya yakni ruang-ruang tersembunyi di dalamnya.
Tim dari Technische UniversitΓ€t MΓΌnchen (TUM) Jerman, bagian dari tim peneliti internasional ScanPyramids, mendapati ruang tersembunyi ini lewat ultrasonografi (USG) dan endoskopi.
Kedua metode tersebut dinilai tidak destruktif untuk menjaga kelestarian bangunan kuno tersebut, dikutip dari laporan TUM di laman Phys.org, Jumat.
Ultrasonografi adalah teknik penggunaan gema gelombang ultrasound untuk menggambakan objek atau area dengan kepadatan tertentu.
Sementara itu, endoskopi adalah prosedur memasukkan alat kecil endoskop yang umumnya memuat kamera ke dalam suatu area untuk mengetahui isi dalamnya dan menganalisis hal-hal temuan di sana.
Dengan endoskopi, tim peneliti menemukan celah di antara konstruksi batu-batu chevron yang kokoh. Dari situ, mereka memasukkan tabung ke dalam ruangan. Tabung tersebut menjadi panduan lensa kamera endoskopik, yang mengkonfirmasi keberadaan adanya ruang tersembunyi itu.
Ketua Pengujian Nondestruktif TUM Prof Christian Grosse mengatakan, ruangan itu ternyata lebih besar dari yang diperkirakan para peneliti dahalu. Data terukur awal menunjukkan adanya koridor yang panjangnya setidaknya 5 meter. Namun, berdasarkan estimasi awal, panjang ruangan ini lebih dari 5 meter.
Di dalamnya, tidak ada ada jejak kaki atau bukti lain terkait aktivitas manusia yang tampak di dalam ruangan tersembunyi itu.
Berangkat dari situ, tim peneliti memperkirakan bahwa ruangan di dalam Piramida Giza itu belum pernah dilihat siapapun selama sekitar 4.500 tahun terakhir.
"Menemukan ruang berongga di piramida adalah sesuatu yang istimewa. Namun, fakta bahwa ruangan ini cukup besar untuk menampung beberapa orang membuat penemuan itu semakin penting," kata Prof Grosse.
Ruang Tersembunyi di Atas Pintu Masuk Piramida Giza
Pada awal tahun 2016, data pengukuran piramida oleh peneliti Jepang dan Prancis sempat menunjukkan adanya keberadaan ruang tersembunyi di bangunan ini. Namun, peneliti saat itu belum bisa memastikan seperti apa dan bagaimana isinya.
Sebagai bagian dari tim peneliti internasional ScanPyramids sejak 2019, para peneliti Munich ini berhasil mengetahui adanya ruang tersembunyi di atas pintu masuk asli piramida, yang tidak dapat diakses oleh pengunjung umum.
Grosse mengatakan, peneliti TUM membantu menjelajahi piramida untuk mencari struktur tersembunyi dengan menggunakan berbagai metode pengujian nondestruktif. Metode ini memungkinkan peneliti melihat ke dalam balok batu dan area di belakangnya.
"Piramida adalah Situs Warisan Dunia. Artinya, kami harus sangat berhati-hati saat melakukan penyelidikan agar tidak merusak apa pun. Kami sedang mengerjakan Piramida Cheops dengan alat pengukur radar dan ultrasound yang dapat digunakan dengan cara nondestruktif, dan sebagian bahkan bebas kontak," jelasnya.
Ia menambahkan, fungsi dan isi di balik ruangan tersembunyi tersebut butuh penelitian tambahan di Piramida Giza. Harapannya, ada lebih banyak pendekatan baru yang menggunakan kombinasi berbagai teknologi dan prosedur pengujian.
(twu/nwy)