Bagaimana Jerapah Selamat dari Sambaran Petir, meski Lehernya Panjang?

ADVERTISEMENT

Bagaimana Jerapah Selamat dari Sambaran Petir, meski Lehernya Panjang?

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 19 Feb 2023 13:00 WIB
jerapah di Taman Safari Prigen
Foto: (Muhajir Arifin/detikcom)
Jakarta -

Jerapah adalah hewan yang memiliki bentuk tubuh unik. Lehernya yang panjang merupakan bentuk beradaptasi dengan habitat aslinya.

Jerapah berevolusi memiliki leher yang panjang supaya bisa mendapatkan daun yang bernutrisi. Demikian dikatakan dalam Boston University Psychological & Brain Sciences.

Namun, dengan lehernya yang begitu panjang, apakah jerapah tidak mudah tersambar petir?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus Jerapah Tersambar Petir

Kasus jerapah tewas karena petir pernah tercatat pada rentang 1996-2010. Namun, hanya ada lima kasus yang didapati. Salah satu dari kasus ini terjadi di Disney World tahun 2003.

Menurut ahli zoologi Luis Villazon, dikutip dari IFL Science, jumlah kasus tersebut setara dengan 0,003 kematian per seribu jerapah per tahun.

ADVERTISEMENT

Kemudian, pada 2020 ada dua laporan kematian jerapah di Konservasi Rockwood Afrika Selatan. Rupanya salah satunya disebabkan sambaran petir langsung di tengkorak megafauna tersebut.

Bagaimana Jerapah Selamat dari Sambaran Petir?

"Mengingat petir cenderung mengenai benda-benda tinggi, terutama di area terbuka, ketinggian jerapah dapat membuat mereka sangat rentan terhadap sengatan listrik yang fatal," tulis ilmuwan Konservasi Rockwood, Ciska Scheijen dalam Jurnal Ekologi Afrika.

Meski begitu, menurut Scheijen, jerapah diperkirakan memiliki adaptasi perilaku untuk mengurangi kemungkinan tewas karena sambaran petir, meski dia belum dapat memastikannya. "Misalnya mencari tempat berlindung selama badai dan segera bergerak ke area vegetasi yang lebat," kata dia.

Sayangnya, jerapah memiliki kelemahan lain soal menghindari petir. Hewan berkaki empat lebih rentan karena energi dari petir menyebar di penjuru tanah.

"Arus (petir) di tanah lebih mudah mengalir di tubuh mereka," kata pakar petir National Oceanic and Atmospheric Administration, John Jensenius kepada The Verge.

" Pada intinya, mereka berada di area yang terkena petir," tambahnya. Menurutnya, arus listrik di tanah adalah hal yang paling bertanggung jawab atas kematian dan cedera akibat petir pada hewan dan manusia.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads