Trovant, Batuan yang Tumbuh Secara Misterius di Rumania

ADVERTISEMENT

Trovant, Batuan yang Tumbuh Secara Misterius di Rumania

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 17 Feb 2023 08:00 WIB
Batu trovant di Rumania
Foto: Trovant (Wikimedia)
Jakarta - Berbeda dengan batu yang ada disekitar rumah detikers, perkenalkan trovant, bebatuan yang tumbuh secara misterius di Rumania.

Tepatnya di desa kecil bernama Cotesti, Rumania. Penduduk desa meyakini bila ada bebatuan misterius yang tampak hidup lantaran tumbuh, bergerak hingga melahirkan.

Saking misteriusnya, masalah trovant dibahas di Kongres Geologi Internasional di Oslo, pada tahun 2008. Penasaran bukan? Begini penjelasan selengkapnya dilansir melalui laman Science ABC, Kamis (16/2/2023).

Benarkah Trovant Hidup?

Trovant disebut sebagai manifestasi geologi dan ciptaan alam yang luar biasa. Tetapi seperti batuan lain yang ada di seluruh belahan dunia, trovant tidak hidup.

Bebatuan ini biasanya berbentuk bulan, lonjong atau silindris dengan permukaan yang halus dan tak bertepi. Permukaannya yang halus membuat trovant seperti makhluk hidup, bahkan beberapa batu ditemukan seperti memiliki wajah.

Ukuran trovant bervariasi ada yang kecil dengan berat beberapa gram dan ada yang besar dengan berat berton-ton.

Meski dipastikan tidak hidup, penduduk setempat percaya bahwa trovant bisa 'beranak' atau 'melahirkan' bebatuan kecil di sekitarnya yang juga bisa tumbuh besar. Namun akhirnya sains menjawab hal tersebut.

Misteri Trovant yang Tumbuh

Trovant sebagian besar terbuat dari kristal kalsium karbonat yang dimiliki batuan pasir di daerah tersebut. Ketika hujan lebat, kristal ini akan bereaksi dengan air dan mineral terdekat.

Reaksi ini menyebabkan adanya tekanan di dalam batu. Karena komposisi batu pasir cukup berpori, ruang di antara potongan batu pasir akan semakin membesar lantaran mendapat tekanan.

Dengan demikian batu terlihat seperti 'tumbuh'. Satu hal yang harus dicatat, bahwa reaksi dan tekanan yang dihasilkan tak serta merta terjadi dengan cepat pada trovant.

Untuk itu, detikers tak bisa menghitungnya secara berkala dan terlihat tiba-tiba sudah besar.

Trovant Bergerak

Tak jauh berbeda dengan cara terciptanya, hujan deras dapat membuat trovant seperti bergerak. Selain itu, batuan juga bergerak karena lepasnya lapisan pasir yang ada di bawah batu.

Banyak yang menyalahartikan bila bergeraknya trovant sama dengan bagian batu yang tumbuh. Satu fakta yang harus diketahui, trovant diperkirakan bak tumbuh karena pengendapan hanya sekitar 4-5 cm dalam waktu 1000 tahun.

Dengan demikian, dipastikan tidak ada satu orang pun yang hidup cukup lama untuk melihat satu 'gerakan' trovant. Berbagai hal tentang trovant yang disebut bergerak diyakini hanyalah cerita rakyat semata.

Trovant 'Beranak'

Awalnya, masalah trovant beranak disebut dengan fenomena konkresi trovant. Konkresi adalah jenis batuan yang mengandung inti kerikil atau batuan lebih kecil yang dikelilingi oleh pengendapan.

Endapan ini bisa terdiri dari batu pasir atau berbagai mineral lain yang tersapu oleh aliran sungai. Seiring waktu, batuan itu bisa mengendap pada inti kerikil.

Para ahli percaya bahwa hujan lebatlah yang menyebabkan sebagian semen dari inti batuan keluar sehingga trovant dapat 'melahirkan' bebatuan yang lebih kecil.

Hal itu tampaknya sulit untuk dipercaya hingga dibahas dalam Kongres Geologi Internasional di Oslo pada tahun 2008. Hasilnya mereka mencabut gagasan trovant beranak dan menjelaskan hal lain untuk pola reproduksi trovant.

Perdebatan Trovant 'Beranak'

Dalam kongres tersebut, para ilmuwan menyatakan bahwa trovant bukanlah konkresi karena dua alasan. Pertama, ketika dipotong trovant tidak memiliki inti kerikil.

Bagian dalam dan bagian luarnya sama. Kedua, tidak ada perbedaan antara kandungan mineral batuan dan pasir di sekitarnya. Karena fenomena konkresi seharusnya memiliki sejumlah besar mineral berbeda yang membentuk lapisan di sekitarnya dari waktu ke waktu.

Para peneliti berhipotesis reproduksi trovant terjadi karena mineral yang hanyut di sungai prasejarah bersama dengan sedimen pasir di pegunungan. Keduanya akan membentuk berbagai larutan terutama kalsium karbonat.

Dengan berbagai kejadian di alam, struktur trovant terbentuk. Kejadian itu termasuk hadirnya gaya gravitasi dan guncangan seismik dari gempa Bumi yang terjadi pada masa itu.

Inti kerikil berkaitan dengan reproduksi trovant terjadi karena reaksi yang terjadi di dalam batuan. Reaksi itu tidak merata terjadi di seluruh permukaan namun hanya beberapa bagian kecil.

Akibatnya bagian yang kosong itu membuat batu tumbuh di area tertentu. Terkadang menempel, tapi juga bisa terpisah dan jatuh sehingga tampak seperti bayi batu.

Umur Trovant

Ketika masalah reproduksi didebatkan, trovant dipotong dan memperlihatkan cincin konsentris yang disebut bisa memprediksi usia trovant. Cincin konsentris ini seperti lingkaran tahun yang ada di dalam batang pohon.

Sayangnya hal itu lagi-lagi salah karena umur trovant tak bisa dihitung dari cincinya. Namun, diketahui guncangan seismik adalah salah satu faktor utama yang membentuk trovant.

Dengan demikian strukturnya terjadi kira-kira 6 juta tahun yang lalu. Jadi dalam segi umur, trovant ada jauh sebelum manusia muncul.

Wah menarik sekali ya detikers misteri tentang batu trovant ini!


(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads