Benarkah Gula Bisa Bikin Kecanduan seperti Narkoba? Ini Studinya

ADVERTISEMENT

Benarkah Gula Bisa Bikin Kecanduan seperti Narkoba? Ini Studinya

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 10 Feb 2023 16:30 WIB
Ilustrasi Bahaya Gula
Foto: Shutterstock/ilustrasi gula
Jakarta -

Seorang ilmuwan Universitas Princeton, New Jersey, Amerika Serikat telah menyajikan bukti yang menunjukkan bahwa gula dapat menjadi zat adiktif.

Studi mengungkapkan bahwa gula bisa memengaruhi otak, mirip dengan banyak obat penyalahgunaan atau zat adiktif lainnya.

Profesor Bart Hoebel dan timnya di Departemen Psikologi dan Princeton Neuroscience Institute telah mempelajari tanda-tanda kecanduan gula di laboratorium selama bertahun-tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsumsi Gula Berlebihan Dinilai Bentuk Kecanduan

Para ilmuwan melakukan penelitian pada tikus. Hasilnya, tikus tersebut telah memenuhi dua dari tiga unsur kecanduan.

Mereka telah menunjukkan pola perilaku peningkatan asupan dan kemudian menunjukkan tanda-tanda penarikan. Eksperimen ini berhasil dan menangkap keinginan dan kekambuhan yang disebabkan oleh gula.

ADVERTISEMENT

"Jika mengonsumsi gula secara berlebihan merupakan bentuk kecanduan, seharusnya ada efek jangka panjang pada otak pecandu gula," kata Hoebel dikutip dari laman resmi Universitas Princeton.

"Keinginan dan kekambuhan adalah komponen penting dari kecanduan dan kami telah mampu menunjukkan perilaku ini pada tikus yang mengonsumsi gula dalam beberapa cara," tambahnya.

Bukti Kecanduan Gula pada Hewan di Lab

Pada pertemuan tahunan American College of Neuropsychopharmacology di Scottsdale, Ariz., Hoebel melaporkan bahwa ia memiliki rangkaian studi komprehensif pertama yang menunjukkan dugaan kuat kecanduan gula pada tikus dan mekanisme yang mungkin mendasarinya.

"Temuan itu pada akhirnya bisa berimplikasi pada pengobatan manusia dengan gangguan makan," katanya.

Dalam hal ini, Hoebel juga menunjukkan bahwa hewan di lab yang tidak diberi gula untuk waktu yang lama, tampak bekerja lebih keras untuk mendapatkannya saat diperkenalkan kembali dengan gula. Hal ini menjadi bukti bahwa mereka yang mengonsumsi lebih banyak gula sebelumnya, menunjukkan keinginan dan perilaku kambuh.

"Motivasi mereka kepada gula telah tumbuh," ujar Hoebel.

Dengan penelitiannya, ia telah menunjukkan bahwa tikus yang makan gula dalam jumlah besar saat lapar, menjadi fenomena yang digambarkan sebagai 'pesta gula'.

Tikus mengalami perubahan neurokimia di otak yang tampaknya meniru dengan apa yang dihasilkan oleh zat-zat yang disalahgunakan, seperti kokain, morfin, dan nikotin.

"Gula juga menyebabkan perubahan perilaku. Dalam model tertentu, konsumsi gula menyebabkan efek jangka panjang di otak dan meningkatkan kecenderungan untuk menyalahgunakan obat lain, seperti alkohol," tutur Hoebel.




(faz/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads