Seperti demam panggung, matematika ternyata juga bisa menimbulkan kecemasan bagi seseorang. Kecemasan terhadap matematika bisa memunculkan rasa takut akan berbagai hal. Salah satunya takut lantaran tidak dapat mengerjakan soal matematika dan mengakibatkan kegagalan besar.
Satu faktor yang mengakibatkan kecemasan itu muncul adalah karena kurangnya rasa percaya diri. Selain itu tekanan waktu dalam mengerjakan soal juga membuat kecemasan meningkat bagi banyak siswa.
Setelah diteliti lebih lanjut dikutip dari laman ThoughtCo, Selasa (7/2/2023) ternyata ada beberapa faktor lain yang menyebabkan kecemasan terhadap matematika. Berikut ini penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal Usul Kecemasan terhadap Matematika
Biasanya, kecemasan terhadap matematika bermula dari pengalaman yang tidak menyenangkan dalam mengerjakan matematika. Pengalaman buruk itu bila terjadi dalam jangka yang lama bisa menimbulkan fobia terhadap matematika.
Fobia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya.
Mereka yang mengalami fobia terhadap matematika biasanya telah melalui pengajaran yang buruk ketika mempelajari matematika.
Deb Russel, pakar matematika dan penulis ThoughtCo menemukan siswa yang mengalami kecemasan terhadap matematika juga menunjukkan ketergantungan yang berlebihan pada prosedur dalam mata pelajaran tersebut.
Mereka akan mencoba untuk menghafal rumus, prosedur, dan aturan dalam matematika dibanding memahami. Menghafal tanpa pemahaman konsep yang benar membuat mereka cepat melupakannya sehingga kepanikan segera terjadi.
Memang memahami matematika itu penting bagi siswa yang masih bersekolah. Untuk itu guru dan orang tua memiliki peran yang penting untuk memastikan agar siswa mudah memahami materi matematika yang disajikan kepada mereka.
Mitos dan Kesalahpahaman Tentang Matematika
Ada beberapa mitos tentang matematika yang akhirnya bisa menimbulkan kecemasan terhadap matematika. Namun untuk diingat tak satupun dari daftar berikut adalah benar!
- Manusia dilahirkan dengan gen matematika.
- Matematika untuk laki-laki bukan untuk perempuan.
- Jika sisi logika dalam otak bukan kekuatan seseorang, orang itu tidak akan pernah berhasil mengerjakan matematika.
- Matematika adalah budaya.
- Hanya ada satu cara yang benar untuk menyelesaikan soal matematika.
6 Cara Mengatasi Kecemasan Matematika
Bila sudah meyakini tak ada mitos yang benar-benar terjadi tentang matematika, berikut ini 6 cara mengatasi kecemasan terhadap matematika yang bisa detikers coba.
1. Pertahankan sikap positif. Sikap positif dalam belajar dapat membantu pemahaman ketika mengajar atau mengerjakan matematika.
2. Jangan takut bertanya. Cobalah bertekad untuk memahami matematika dan jangan cukup puas bila merasa sudah paham dalam belajar matematika. Detikers bisa meminta penjelasan lebih rinci dengan ilustrasi dan simulasi agar mudah dipahami.
3. Berlatih secara teratur. Hal ini bisa dilakukan ketika detikers merasa terlalu kesulitan. Buatlah catatan yang baik agar mempermudah mengingatnya.
4. Jangan belajar sendiri mintalah tutor atau teman sebaya yang lebih memahami matematika. Terkadang ketika mendapat soal yang sulit, detikers perlu mengetahui pendekatan dan konsep yang berbeda dalam memahami matematika.
5. Jangan hanya membaca catatan namun berlatih soal dan hitunglah.
6. Bersikap gigih namun tetap menanamkan hal bila tak masalah jika membuat kesalahan. Karena pengalaman adalah guru terbaik dan belajar dari kesalahan adalah pembelajaran yang paling kuat.
Nah itulah 6 cara mengatasi kecemasan terhadap matematika. Kuncinya adalah jangan takut salah, tetap berpikiran positif dan mau mengulang kesalahan lagi dan lagi. Semoga informasi ini bermanfaat bagimu ya detikers, selamat belajar!
(pal/pal)