Pernahkan detikers melihat ayam warna-warni mati dalam beberapa hari sejak pertama kali dibeli? Kelompok perlindungan unggas menyatakan, unggas yang diwarnai bisa mati karena pewarnaan pada hewan ini bisa menyebabkan peradangan di mata hingga saluran pernapasan.
Ayam warna-warni umumnya dijual untuk anak-anak di dekat sekolah dasar hingga pasar di Indonesia dan India. Di Amerika Serikat dan India, rupanya ada juga versi burung warna-warni.
Baca juga: Benarkah Ayam Keturunan Dinosaurus? |
Bedanya, burung ini diwarnai untuk orang dewasa, baik dipelihara sebagai burung eksotis maupun dilepas untuk seremoni pernikahan dan gender reveal party (pesta perayaan identitas kelamin bayi dalam kandungan).
Baru-baru ini, burung merpati pink ditemukan tersasar di Madison Square Park, New York, Amerika Serikat. Burung yang diberi nama Flamingo ini rupanya diwarnai dengan pewarna rambut, seperti dikutip dari IFL Science.
Organisasi Wild Bird Fund kemudian mengevakuasi merpati tersebut agar pulih, meskipun sulit kembali ke kondisinya semula. Dalam pemeriksaan dan perawatan, tim organisasi ini menjelaskan bahwa unggas yang diwarnai rentan mati karena saluran pernapasan, penglihatan, hingga percernaannya terganggu.
"Kami menggunakan panas, oksigen, dan cairan subkutan, juga menambahkan obat untuk menangkal efek racun pada sistem pencernaannya. Mandi sangat memicu stres pada unggas, terutama yang sudah dalam kondisi lemah. Jadi, kami harus menyeimbangkan proses stabilisasi dan tindakan klinis," jelas Wild Bird Fund dalam akun Facebook resminya.
Wild Bird Fund menjelaskan, pewarna memiliki bau yang sangat menyengat bagi burung sehingga saluran pernapasannya juga berisiko terganggu dengan kabut gas sisa pewarna.
Sementara itu, metode pembersihan bahan pewarna dari bulu burung yang sudah direndam dalam cairan warna-warni tidak bisa serta merta menghilangkan warna dan bau menyengatnya dalam satu kali mandi.
Dengan demikian, unggas seperti burung dan ayam warna-warni bisa pulih dari efek pewarna sepenuhnya jika bulu barunya sudah tumbuh sempurna.
Proses Pewarnaan yang Berisiko
Lebih lanjut, bahan pewarna pada bulu unggas juga berisiko tertelan dan mengenai matanya saat proses pemulasan, perendaman, maupun penyemprotan. Kejadian ini dapat menyebabkan peradangan pada mata dan masuknya racun ke saluran pencernaan unggas.
Nikunj Sharma, juru bicara urusan pemerintah di People for the Ethical Treatment of Animals cabang India menjelaskan, penjual ayam warna-warni juga cenderung merendam, menumpahi, atau mencelup satu kotak berisi lusinan anak ayam ke cairan pewarna agar cepat selesai, dikutip dari laman National Geographic.
Masalahnya, praktik ini cenderung membuat penjual ayam warna-warni tidak berhati-hati melakukan pewarnaan. Tetesan pewarna tekstil, makanan, dan rambut berisiko masuk ke mata. Akibatnya, terjadi peradangan hingga kebutaan parsial.
Lebih lanjut, penjual juga kadang melempar-lempar ringan anak ayam dari satu telapak tangan ke tangan lain agar pewarna melekat rata di bulu. Sarma mengatakan, proses ini membuat anak ayam yang seharusnya dipegang hati-hati jadi terguncang-guncang, racun masuk ke mata dan badan, lalu anak ayam mati.
Simak Video "Hujan Petir Bikin Langit di Spanyol Jadi Warna-warni"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/nwy)