Penamaan Ilmiah Kok Pakai Bahasa Latin, Bukan Inggris? Begini Alasannya

ADVERTISEMENT

Penamaan Ilmiah Kok Pakai Bahasa Latin, Bukan Inggris? Begini Alasannya

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 12 Jan 2023 17:00 WIB
Tanaman padi.  dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Masih ingat Oryza sativa sebagai nama ilmiah padi? Oryza sativa berasal dari bahasa Latin. Apa alasannya pakai bahasa Latin? Foto: Dikhy Sasra
Jakarta -

Penamaan ilmiah hewan dan tumbuhan biasanya menggunakan bahasa Latin, mengapa demikian ya? Ternyata hal tersebut sudah terjadi sejak abad ke-18.

Dikutip dari laman Encyclopedia Britannica, bahasa Latin disebut sebagai 'lingua franca' yang diartikan sebagai bahasa pergaulan bagi masyarakat barat selama Abad Pertengahan. Pada masa itu, para ilmuwan menggunakan bahasa Latin untuk menamai spesies organisme.

Meski begitu penggunaan bahasa Latin untuk penamaan ilmiah memiliki banyak hal yang menarik untuk diketahui. Begini penjelasan selengkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan Penggunaan Bahasa Latin untuk Penamaan Ilmiah

Mengutip artikel dari laman Iowa State University berjudul Latin Linguistics - A Useful Tool in Horticulture, alasan bahasa Latin digunakan sebagai penamaan ilmiah karena dianggap sebagai bahasa "mati".

Bahasa "mati" artinya tidak lagi digunakan untuk percakapan sehingga tidak ada perubahan kosakata, susunan kalimat dan tata bahasa, sejak dari zaman dulu hingga saat ini.

ADVERTISEMENT

Jadi kita dapat mengandalkan nama Latin untuk mengartikan hal yang persis sama dengan yang terjadi 300 tahun yang lalu.

Penggunaan bahasa Latin untuk penamaan ilmiah tak bisa dilepaskan dengan campur tangan Carolus Linnaeus. Carolus Linnaeus adalah seorang naturalis Swedia yang membuat sistem binomial (bi= dua dan nom= nama).

Sistem binomial membuat suatu organisme diidentifikasi dengan nama genus dan spesiannya menggunakan bahasa Latin. Organisasi Conservation Made Simple menjelaskan sebelum ada sistem binomial, penamaan spesies dapat diubah sesuka hati.

Sedangkan tumbuhan dan hewan tersebar di seluruh dunia sehingga timbulnya urgensi untuk sistem penamaan. Kehadiran Linnaeus dengan memperkenalkan sistem penamaan yang disederhanakan membereskan kekacauan itu.

Linnaeus dan rekannya menggunakan bahasa Latin karena itu adalah bahasa sejarah kuno yang tidak digunakan sebagai bahasa resmi oleh negara manapun. Selain itu, Linnaeus berpikir rekannya juga tak akan setuju bila menggunakan bahasa selain bahasa mereka sendiri sebagai standarnya.

Dia mengelompokkan organisme yang berkerabat dekat menjadi klasifikasi modern yakni berdasarkan: kingdom, filum, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies.

Sistem binomial akhirnya memastikan bahwa satu spesies hanya memiliki satu nama ilmiah. Meskipun ia ditemukan di negara manapun. Keputusan ini akhirnya menghilangkan semua ambiguitas tentang apa yang para ilmuwan bicarakan dalam literatur atau jurnal pada masa itu.

3 Pendekatan Ilmuwan Melakukan Penamaan Ilmiah

Masih mengutip laman Conservation Made Simple ada 3 pendekatan bagaimana ilmuwan menghasilkan nama Latin bagi suatu organisme yaitu:

1. Berdasarkan wilayah geografis tempat organisme itu hidup dan ditemukan. Sebagai contoh, buaya yang ditemukan di sungai Mississippi akhirnya bernama Alligator mississippiensis.

2. Berdasarkan orang yang berperan penting dalam menemukan atau mendeskripsikan spesies. Contohnya Ricahrdoestesia yang merupakan salah satu genus Dinosaurus theropoda dari Zaman kapur Akhir di Amerika Utara dinamakan menurut nama penemunya yakni Richard Estes.

3. Fitur tubuh yang unik atau adaptasi perilaku organisme. Contohnya Xanthocephalus xanthocephalus , yang secara harfiah berarti berkepala kuning, menggambarkan burung hitam berkepala kuning.

Ciri-ciri Bahasa Latin dalam Penamaan Ilmiah

Untuk mempermudah penggunaan bahasa latin dalam penamaan ilmiah, detikers bisa melihatnya melalui ciri-ciri berikut ini.

1. Nama genus biasanya kata benda. Sebagai contoh: cer adalah maple, Mentha adalah mint, dan lain-lain.

2. Nama spesies umumnya merupakan kata sifat yang menggambarkan anggota genus tersebut seperti warna, asal hingga bentuk atau kebiasaan.
Contoh: Rubra artinya merah, Japonica artinya Jepang, dan Pendula artinya menangis.

3. Ada kombinasi dua kata latin untuk membentuk julukan tertentu.
Contohnya: Grandi (artinya besar) dan flora (artinya bunga). Dengan demikian bila digabungnya akan menjadi Magnolia grandiflora adalah magnolia berbunga besar.

Nah itulah penjelasan tentang penamaan ilmiah hewan dan tumbuhan biasanya menggunakan bahasa Latin. Semoga bermanfaat detikers!




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads