Apa Itu Pop Art? Pengertian, Karakteristik, dan Tokoh

Detikers, apa yang kamu ketahui tentang pop art? Seni ini merupakan salah satu cabang atau aliran dari seni rupa yang memiliki karakter dan ciri khas yang berbeda dari kebanyakan karya seni rupa pada umumnya.

Untuk detikers yang ingin tahu tentang aliran seni satu ini, berikut simak penjelasan selengkapnya mengenai pop art di bawah ini.

Pengertian Pop Art

Makna pop art adalah seni rupa populer. Corak ini memanfaatkan simbol-simbol dan gaya visual yang berasal dari media massa yang populer seperti koran, televisi, dan majalah untuk menampilkan hal yang akrab di kehidupan sehari-hari, demikian dikutip di buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa oleh Sofyan Salam.

Oleh karena itu, umumnya karya-karya Pop Art Art tersebut banyak mengangkat ikon-ikon yang sering muncul di media massa dan dikonsumsi oleh masyarakat. Contohnya komik, iklan, selebriti, berbagai produk pakai, dan masih banyak lagi.

Berbagai ikon tersebut kemudian diolah dan divisualkan di dalam kanvas ataupun seni grafis, seperti dikutip di jurnal Pengaruh Kebudayaan Populer Terhadap Visual Sampul Album Musik oleh Citra Kemala Putri

Pop Art merupakan seni yang tumbuh dan berkembang dari cabang seni rupa aliran Dadaisme. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa pop art merupakan mass culture atau seni budaya massa, seperti dikutip di jurnal ilmiah Pop Art di Indonesia oleh Angga Kusuma Dawami.

Karakteristik Pop Art

Karakteristik yang dimiliki oleh pop art, yakni menggunakan warna primer (merah, kuning, biru) atau warna berkontras tinggi, gambar ilustrasi menggunakan outline yang tegas, dan bersifat komersial, demikian dikutip dari Repository Universitas Pasundan.

Tokoh Pop Art

Berikut beberapa tokoh seniman pop art, sebagaimana dikutip di jurnal Diktat Mata Kuliah Sejarah Seni Rupa Barat II oleh Drs. Bambang Prihadi dan buku Cetak Sablon Dalam Karya Seni Grafis oleh Sigit Purnomo Adi:

1. Andy Warhol (1925 - 1987)

Andy Warhol merupakan seniman pop art yang paling yang sangat kreatif inovatif mengubah produk-produk komersial yang pada zaman itu sedang booming menjadi objek karya seni grafisnya.

Misalnya, dalam Campbell's Soup dan Coke Bottle. Ia membuat gambar-gambar dengan proses mekanik dalam periklanan, misalnya dengan photographic screen printing. Oleh karena itu, karyanya tampak impersonal (tidak mempribadi), berlawanan dengan lukisan Abstrak Ekspresionisme yang menggunakan kuas.

2. Roy Lichtenstein (1923)

Roy Lichtenstein mendasarkan karyanya pada buku komik. Lichtenstein mengambil frame gambar yang kecil dengan pola titik-titik warnanya, kemudian membesarkannya menjadi gambar yang monumental.

Ia juga berusaha mentransformasikan gambar komik menjadi karya seni rupa yang lebih berharga, dengan mengubah dan mengembangkan komposisinya. Lichtenstein juga menerapkan proses mekanik dalam seni periklanan.

3. George Segal (1924)

Karyanya berupa patung manusia yang dicetak dengan model hidup dari bahan plester dengan permukaan yang kasar, yang dipajang dalam lingkungan yang nyata. Dalam lingkungan nyata ini sering dimasukkan unsur-unsur benda bekas.

4. Marisol Escobar (1930)

Marisol Escobar adalah seniman asal Venezuela yang menciptakan karya mixed-media, yang menggabungkan patung, lukisan, dan benda bekas (found object) dalam lingkungan pop yang berpusat pada figur manusia. Marisol mengonstruksi figur-figur abstrak seperti dalam gaya Kubisme, misal bagian badan atau kepalanya dipahat atau digambar.

5. Edward Kienholz (1927)

Edward Kienholz merupakan seniman asal West Coast, yang juga berkarya dengan menyusun lingkungan, menggunakan figur-figur patung dan benda-benda nyata.

Karya Kienholz sering digabungkan dengan tema-tema brutal dan mengerikan, misalnya situasi di rumah sakit jiwa. Karya Kienholz berbeda dengan karya pop art lainnya yang pada umumnya bersifat banal.