Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas dinding, tembok, atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya.
Mural dibuat lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga, seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar, demikian seperti dikutip di buku Pengantar Tipografi oleh Adi Kusrianto.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai mural. Berikut ini pembahasan mengenai apa itu mural, beserta sejarah dan perbedaan mural dengan grafiti.
Pengertian Mural
Mural secara istilah berasal dari bahasa Latin, yakni murus yang berarti dinding. Sementara dalam pengertian kontemporer, mural adalah lukisan dinding berukuran besar yang dibuat pada dinding interior dan eksterior, langit-langit, atau bidang datar lainnya, demikian dikutip di buku Gosis Pengawas Bus dan Pemburu Belalang Menggapai Cinta dan Harapan oleh Aryatmono Siswandi.
Sejarah dan Perkembangan Mural
Dikutip dari jurnal ilmiah berjudul Karya Mural Sebagai Medium Mengkritisi Perkembangan Jaman (Studi Kasus Seni Mural karya Young Surakarta) oleh Ryan Sheehan Nababan, mural sebenarnya sudah ada sejak zaman prasejarah, yakni 3.500 tahun silam. Hal itu sebagaimana ditemukan sebuah lukisan di gua yang berada di Lascaux, di selatan Prancis. Berdasarkan catatan sejarah, Prancis merupakan negara yang paling banyak memiliki mural.
Sedangkan di Indonesia sendiri, sejarah mencatat bahwa lukisan dinding gua sudah ada sejak zaman Mesolitikum. Dahulu, orang-orang zaman prasejarah membuat mural menggunakan cat air yang terbuat dari sari buah. Pada masa itu, mural difungsikan sebagai penanda bahwa pernah ada manusia yang telah menghuni dan melangsungkan kehidupan di gua tersebut.
Sejarah seni rupa juga mencatat, lukisan mural paling terkenal adalah Guernica y Luno karya Pablo Picasso, yang dibuat saat perang sipil Spanyol di tahun 1937. Mural ini dibuat dalam rangka memperingati pengeboman tentara Jerman di sebuah desa kecil.
Sementara di Indonesia sendiri, pada masa perang kemerdekaan, banyak pahlawan dan masyarakat menggunakan media mural untuk mengobarkan semangat dalam meraih kemerdekaan. Umumnya, mural ini berupa tulisan-tulisan penyemangat seperti "Boeng Ajoe Boeng" dan "Merdeka ataoe Mati".
Ditinjau dari perkembangannya, fungsi mural tidak hanya sebatas menekankan nilai-nilai estetik saja, tetapi ada yang lebih esensial daripada hal tersebut, yaitu mengandung pesan serta kritik sosial sebagai perlawanan dan pergolakan yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, mural digunakan sebagai sarana penyampaian ide, gagasan, bahkan hingga sebagai media promosi dari sebuah produk tertentu demikian dikutip dari buku Pelangi Bahasa Sastra dan Budaya Indonesia oleh Yuana Agus Dirgantara.
Perbedaan Mural dan Grafiti
Dilansir dari situs Kominfo Jatim, grafiti menonjolkan ekspresi pelukis secara tersurat dan kadang sifatnya sangat personal karena hanya berupa tulisan atau simbol yang mewakili entitas tertentu. Sedangkan mural memiliki makna dan pesan yang lebih dalam, kebanyakan ditempatkan di ruang publik dengan tujuan dilihat banyak orang.
Nah, itu penjelasan mengenai mural. Semoga menambah wawasan ya, detikers!
Simak Video "Pernak-pernik Cantik, Lucu dan Menarik Hasil Berburu di Pasar Seni, Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(nwk/nwk)