Latto-latto Punya Banyak Nama di Dunia, Apa Saja?

ADVERTISEMENT

Latto-latto Punya Banyak Nama di Dunia, Apa Saja?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 06 Jan 2023 15:30 WIB
Lato-lato adalah permainan lawas yang kini kembali vilar. Anak-anak di Tangerang, Banten, ini begitu gembira saat memainkannya.
Foto: Ari Saputra/Demam permainan latto-latto di Indonesia
Jakarta -

Demam latto-latto yang melanda masyarakat Indonesia akhir-akhir ini ternyata bukan peristiwa yang pertama. Pada era 1990-an akhir atau 2000-an awal, mainan ini juga tren di kalangan anak-anak Indonesia.

Di Amerika Serikat dan Eropa, permainan semacam latto-latto bahkan sudah berkembang sejak tahun 1960-an. Saat itu, desain latto-latto dianggap mirip dengan boleadoras, senjata untuk gaucho (koboi Argentina) yang mencoba menangkap guanaco (hewan mirip llama).

Perkembangan permainan latto-latto yang populer di berbagai belahan dunia pun memunculkan penyebutan nama-nama yang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Indonesia sendiri, nama latto-latto berasal dari bahasa Bugis dan telah populer sejak lama. Lantas bagaimana penyebutan nama latto-latto di luar negeri?

Nama Lain Latto-latto

Mengutip laman CBC Kanada, orang-orang Amerika Serikat dan Eropa di era 1970-an menyebut mainan latto-latto ini dengan beberapa nama, antara lain:

ADVERTISEMENT

- Clackers/clackers ball

- Clankers

- Click Clacks

- Knockers

- Bonkers

- Ker-Bangers

- Newton's yo yo

Dari sekian nama tersebut, nama yang paling umum digunakan untuk menyebut mainan latto-latto adalah Clackers Ball.

Nama Clackers Ball jadi yang paling populer karena saat mainan tersebut diayunkan, menciptakan bunyi 'klak' yang khas.

Meski memiliki banyak penyebutan, pada dasarnya permainan latto-latto adalah hal yang sama yakni tentang dua bola pejal yang ditali dengan cincin di tengahnya.

Awalnya Dibuat dari Bahan Kaca

Saat populer pada era 1970-an, latto-latto menjadi permainan yang dikhawatirkan para orang tua. Sebab, saat itu latto-latto dibuat dari bahan kaca yang bisa pecah. Dalam data yang dilaporkan New York Times pada 12 Februari tahun 1971, tercatat setidaknya empat kasus cedera terjadi akibat latto-latto.

Sejak itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) akhirnya melarang penjualan Clackers atau latto-latto dengan alasan efek yang berbahaya.

Mainan ini kemudian baru muncul lagi pada tahun 1990-an dengan bahan anti pecah yakni plastik atau akrilik. Bahan inilah yang kemudian dipakai hingga latto-latto kembali populer pada 2023 ini.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads