Bukan Januari, Dulu Tahun Baru Dirayakan pada Bulan Ini

ADVERTISEMENT

Bukan Januari, Dulu Tahun Baru Dirayakan pada Bulan Ini

Fahri Zulfikar - detikEdu
Selasa, 27 Des 2022 09:00 WIB
Thumbtack pins in calendar concept for busy, appointment and meeting reminder
Foto: iStockphoto/BrianAJackson/ilustrasi Kalender Masehi
Jakarta -

Tahun baru ditandai dengan berakhirnya penanggalan hingga 31 Desember setiap tahunnya dalam kalender Masehi. Tapi tahukah kamu bahwa awal tahun baru, dulunya bukan di bulan Januari?

Biasanya, tahun baru ditandai dengan berbagai perayaan. Mulai dari kembang api, berkumpul bersama, hingga pembuatan resolusi tahun baru.

Perayaan tahun baru diketahui sudah ada sejak zaman Mesopotamia. Catatan sejarah menyebut Festival Tahun Baru (Akitu) yang berasal dari sekitar tahun 2000 SM di Mesopotamia, sebagaimana dikutip dari Britannica.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tahun Baru Awalnya Ada di Bulan Maret

Bangsa Babilonia di zaman Mesopotamia merayakan tahun baru dengan bulan baru setelah ekuinoks musim semi (pertengahan Maret).

Bagi masyarakat dahulu, tahun baru kalender mereka adalah pergantian musim yakni pada bulan Maret. Kemudian pada kalender republik Romawi, tahun dimulai pada 1 Maret.

ADVERTISEMENT

Perubahan tanggal permulaan tahun kemudian berubah pada era raja Romawi, Numa Pompilius. Pada masa pemerintahannya (715-673 SM Tahun C atau Tahun Liturgi Gereja) Numa merevisi kalender republik Romawi dan ditetapkan Januari sebagai bulan pertama menggantikan Maret.

Awalnya, kalender Romawi terdiri dari 10 bulan dan 304 hari, yang diciptakan oleh Romulus, pendiri Roma, pada abad kedelapan SM.

Kemudian, Numa Pompilius menambahkan bulan Januarius dan Februarius. Menurut tradisi Romawi, Januari dinamai Janus, yakni Dewa Romawi dari segala permulaan.

Meski begitu, terdapat bukti bahwa 1 Januari tidak dijadikan sebagai awal resmi tahun Romawi hingga tahun 153 SM.

Namun, pada 46 SM, Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian dengan banyak perubahan, yang mempertahankan 1 Januari sebagai tanggal pembukaan tahun.

Revisi Kalender Julian oleh Paus Gregorius XIII

Kalender Julian sendiri masih memerlukan perubahan tambahan karena adanya kesalahan mengenai tahun kabisat.

Kesalahan tersebut membuat terjadinya peristiwa di musim yang salah selama beberapa abad. Termasuk dalam penentuan tanggal Paskah.

Kemudian, kalender direvisi oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582. Selain memecahkan masalah dengan tahun kabisat, kalender Gregorian memulihkan 1 Januari sebagai awal Tahun Baru.

Kalender Gregorian diadopsi oleh Italia, Prancis, dan Spanyol termasuk di antara negara-negara yang segera menerima kalender baru.

Perubahan ini awalnya, tidak diikuti oleh negara-negara Protestan dan Ortodoks serta Inggris Raya dan koloninya di Amerika.

Namun seiring berjalannya waktu, negara mulai mengadopsi kalender baru. Bahkan negara-negara non Kristen mulai menggunakan kalender Gregorian dan menjadikan 1 Januari sebagai awal tahun.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads