Manusia Bisa "Mematung" Saat Ketakutan, Ternyata Ini yang Terjadi di Otak!

ADVERTISEMENT

Manusia Bisa "Mematung" Saat Ketakutan, Ternyata Ini yang Terjadi di Otak!

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 22 Des 2022 14:30 WIB
Indoor image of a young woman covering her face with her both hands out of embracement and sadness. Striped Light and shadows are falling on her through blinds. One person, low key, horizontal composition with selective focus and copy space.
Ilustrasi ketakutan Foto: Getty Images/iStockphoto/gawrav
Jakarta -

Takut memiliki arti perasaan gentar dalam menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana bila menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Setiap menghadapi sesuatu yang menakutkan, seseorang bisa lupa diri dan diam dalam keadaan mematung atau membeku (freezing).

Pada saat itu, detikers mungkin tak bisa memproses tindakan apapun meskipun memikirkan seharusnya apa yang harus dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses tersebut ternyata berkaitan dengan otak dan segala hal di dalam tubuh kita, begini penjelasan selengkapnya.

Alasan Tubuh Mematung

Bayangkan, bila detikers tersesat di hutan dan berada di dekat harimau. Pada keadaan itu, otak manusia normalnya akan berpikir untuk melawan, melarikan diri atau bahkan mematung karena terkejut sebagai responsnya.

ADVERTISEMENT

Namun dalam ilmu sains yang dilansir dari laman scienceabc.com, proses mematung tersebut dinamakan attentive immobility. Attentive immobility terjadi kala rangsangan stres bertemu dengan proses mengambil tindakan seperti berkelahi atau melarikan diri.

Ketika momen itu terjadi, segala sesuatu akan tampak dalam gerakan lambat karena tubuh sedang memperhatikan dengan cermat apa yang tengah terjadi di sekelilingnya.

Respons lainnya disebut tonic immobility. Berbeda dengan attentive immobility, tonic immobility terjadi lebih awal dari rangsangan stres. Saat tonic immobility terjadi, detikers tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri dan otak akan mencoba menghadapi ketakutannya.

Nah, tonic immobility juga bisa terjadi pada hewan. Ketika terjadi, hewan akan berpura-pura mati agar tidak dimakan pemangsa.

Fenomena mematung atau membeku ini biasanya hanya terjadi selama beberapa detik. Perhatian detikers pada lingkungan sekitar akan meningkat tajam sebelum otak memproses apa yang akan menjadi tindakan.

Cara Kerja Otak Saat Fenomena Mematung

Masih melansir dari sumber yang sama, selama proses mematung sistem simpatik dan parasimpatik dalam otak akan diaktifkan secara bersamaan.

Ketika sistem simpatik aktif terjadi peningkatan toleransi nyeri, pernapasan dan kontraksi otot (tubuh terasa tegang). Sedangkan sistem parasimpatik biasanya mendominasi tubuh selama respon mematung sehingga detak jantung menurun.

Sedangkan di dalam otak, rangsangan imobilitas akan mengaktifkan amigdala. Amigdala yang aktif akan merangsang hipotalamus untuk menghasilkan respon simpatis dan merangsang inti medula untuk respon parasimpatis.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, fenomena mematung bisa menghentikan sementara respon melawan atau lari, peristiwa tersebut juga berkaitan dengan amigdala.

Amigdala berkaitan dengan struktur lain yang disebut sebagai Ventrolateral Periaqueductal Grey (vIPAG) di otak. vIPAG yang aktif akan mengambat aktivitas PAG lateral yang terlibat dalam menghasilkan respon melawan atau lari ketika ketakutan.

PAG lateral pada dasarnya bertanggung jawab atas aktivitas motorik, hal tersebutlah yang membuat tubuh terhambat dan proses mematung terjadi.

Dampak yang Terjadi

Fenomena mematung atau membeku ini kerap menjadi penghalang dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih bagi mereka yang memiliki gangguan stres pasca-trauma atau PTSD.

Mereka akan memiliki waktu yang sulit dalam mengelola respon imobilitas dan tetap mengalami perilaku meski fenomena telah berlalu.

Meski begitu, bila detikers tak memiliki gangguan kecemasan jangan khawatir. Karena fase ini bersifat sementara. Meski mematung, fenomena itu juga membuat tonus otot meningkat dan tubuh akan segera bereaksi.

Itulah berbagai hal yang terjadi ketika tubuh mengalami fenomena mematung atau membeku saat takut. Semoga bermanfaat detikers!




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads