Hari Natal identik dengan pohon yang dihias dengan ornamen khas Natal. Pohon yang kemudian disebut pohon Natal ini biasanya berupa pohon cemara. Apa sejarah di baliknya?
Natal adalah hari besar keagamaan yang dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia. Jika kamu perhatikan, pohon Natal selalu menggunakan pohon cemara. Ternyata, ada sejarah panjang dari penggunaan pohon cemara sebagai pohon Natal. Ini sejarahnya.
Sejarah Pohon Natal
Menurut Ensiklopedia Britannica, pohon Natal adalah pohon cemara hijau atau pinus yang dihias dengan lampu dan berbagai ornamen untuk meramaikan perayaan Natal. Selain hiasan, tumpukan kado juga diletakkan di dekat pohon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang sejarah, pohon Natal terbagi menjadi pohon Natal tradisional dan pohon Natal modern. Pohon Natal tradisional merupakan pohon cemara digunakan oleh orang Romawi awal untuk menghiasi kuil mereka pada festival Saturnalia.
Sementara itu, orang Mesir kuno menggunakan pohon palem hijau sebagai bagian dari pemujaan Dewa Ra. Pohon cemara dan karangan bunga juga digunakan oleh orang Mesir kuno, China, dan Ibrani untuk melambangkan kehidupan abadi.
Pohon Natal Modern
Pada abad ke-16, pohon Natal modern muncul di Jerman Barat. Saat itu, orang Kristen membawa pohon ke rumah mereka dan menghiasinya dengan roti jahe, kacang, dan apel.
Pada abad ke-17, hiasan pohon Natal semakin beragam. Orang-orang mulai menambahkan hiasan daun emas dan dekorasi kertas hingga lilin. Pohon Natal juga mulai digunakan di festival dan istana kerajaan besar.
Kebiasaan tersebut menjadi populer di kalangan bangsawan. Saat itu, orang-orang Jerman yang bermigrasi juga membawa tradisi ini ke Eropa hingga dunia.
Pohon Natal di Inggris
Pohon Natal di Inggris berkaitan dengan Ratu Victoria dan Pangeran Albert. Kedua tokoh inilah yang mengenalkan pohon Natal ke Inggris Raya.
Pada tahun 1846, terbit sebuah sketsa Ratu Victoria dan Pangeran Albert yang dibuat oleh Illustrated London News. Dalam sketsa tersebut, Ratu Victoria dan Pangeran Albert berdiri bersama anak-anak mereka di sekitar pohon Natal.
Keluarga Ratu Victoria kala itu sangat populer di kalangan masyarakat Inggris. Sehingga, apapun yang dilakukan di istana akan menjadi tren.
Tren pohon Natal dengan ornamen permen dan bintang pun terkenal di Inggris hingga ke masyarakat Amerika Pantai Timur.
Pohon Natal di Amerika
Orang Jerman yang bermukim di Amerika kembali mengenalkan tradisi pohon Natal ini. Namun, hingga tahun 1840-an, pohon Natal dipandang sebagai simbol pagan dan tidak diterima oleh kebanyakan orang Amerika.
Nah semenjak populer di Inggris, orang Amerika mulai mengadopsi pohon Natal sebagai bagian penting dalam perayaan Natal.
Kini, pohon Natal dari cemara ini bisa dilihat di seluruh dunia mendekati Hari Natal pada 25 Desember nanti. Selamat merayakan Hari Natal, detikers!
(nir/nwy)