Peninggalan Zaman Mesolitikum di Indonesia, dari Kapak hingga Lukisan

ADVERTISEMENT

Peninggalan Zaman Mesolitikum di Indonesia, dari Kapak hingga Lukisan

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 13 Des 2022 16:00 WIB
Lukisan telapak tangan dan babi rusa terpampang di dinding gua di area Taman Prasejarah Leang-Leang di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (13/11/2022). Taman prasejarah tersebut merupakan kawasan batu karst dengan sejumlah gua (leang) serta peninggalan prasejarah seperti lukisan telapak tangan dan babi rusa dengan jumlah kunjungan rata-rata mencapai 800 wisatawan per pekan.
ANTARAFOTO/Arnas Padda/nz
Salah satu peninggalan zaman mesolitikum yang ditemukan di Gua Leang-leang, Maros, Sulsel (Foto: ANTARA/ARNAS PADDA)
Jakarta -

Peninggalan zaman mesolitikum adalah bukti sejarah bila Indonesia pernah melalui zaman tersebut. Namun sebelum lebih lanjut mengetahui apa saja peninggalan zaman mesolitikum, mari kenal apa sih mesolitikum itu.

Mengutip buku Prasejarah Indonesia yang ditulis oleh Arfan Diansyah dkk, zaman mesolitikum disebut juga dengan zaman batu tengah. Pada zaman tersebut, manusia purba telah berkembang ke arah yang lebih modern (Homo sapiens).

Berbagai perkembangan berjalan lebih cepat karena berbagai faktor seperti manusia sudah lebih cerdas dan keadaan alam sudah tidak seliar pada zaman paleolitikum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan melansir buku Sejarah Indonesia dan Dunia yang dikarang Vedra Octa Samira, dkk menyebutkan ada lima ciri-ciri kehidupan di zaman mesolitikum yaitu:

1. Masyarakatnya mencari makan dengan berburu, meramu dan bercocok tanam.
2. Hidup semi nomaden, di tempat-tempat seperti goa atau tepi pantai.
3. Alat-alat yang digunakan didominasi dari tulang dan batuan kasar.
4. Sudah mengenal seni melukis.
5. Sudah mengenal kepercayaan arwah leluhur.

ADVERTISEMENT

Peninggalan Zaman Mesolitikum

Zaman mesolitikum meninggalkan banyak produk yang dibagi menjadi dua budaya yaitu:

a. Kjokkenmoddinger

Produk budaya Kjokkenmoddinger adalah produk budaya yang paling terkenal di zaman mesolitikum. Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark.
Kjokken berarti dapur dan modding berarti sampah.

Dengan demikian, Kjokkenmoddinger adalah tumpukan sampah dapur seperti cangkang siput menanjak dengan tinggi 7 meter. Peninggalan ini bisa ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera antara Langsa di Aceh hingga Medan.

Diduga, Kjokkenmoddinger bisa terjadi lantaran pada zaman itu manusia purba mulai menetap di sekitar pantai.

b. Abris Sous Roche

Abris Sous Roche adalah produk budaya yang ditemukan di gua-gua karena manusia purba hidup di gua.

Budaya ini dibawa oleh Von Stein Callenfels di Goa Lawa dekat Sampung, Ponorogo pada tahun 1928-1931. Namun juga ditemukan di Besuki (Bojonegoro) dan di daerah Sulawesi Selatan daerah Lamoncong. Di dalam gua tersebut bisa ditemukan berbagai barang seperti:

- Kapak Genggam yang kemudian diberi nama Pebble atau dikenal dengan sebutan kapak Sumatera. Sebuah kerikil yang terbuat dari batu pecah dan bagian luarnya dibiarkan kasar sedangkan dalamnya dibuat sesuai kebutuhan pemakaiannya.

- Kapak Pendek ditemukan oleh Von Stein Callenfels. Seperti Kapak Genggam namun bentuknya lebih pendek.

- Batu Pipisan ditemukan di Jawa. Peninggalan ini sejenis alat gerinda yang memiliki alas yang digunakan untuk menghaluskan cat merah yang keluar dari tanah.

- Lukisan yang dianggap sebagai hasil budaya tertinggi zaman mesolitikum. Berupa gambar babi hutan berwarna sedang berlari dan sidik jari berwarna merah yang ditemukan di berbagai gua seperti Gua Leang-leang di Sulawesi Selatan.

- Seni Kerajinan berupa alat kerja, manik-manik, patung dan berbagai kerajinan ukiran lainnya.

Nah itulah berbagai peninggalan zaman mesolitikum. Hingga saat ini, detikers bisa melihatnya di berbagai lokasi yang telah disebutkan. Selamat belajar detikers!




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads