Dikira Punah 140 Tahun Lalu, Burung Ini Kembali Ditemukan di Papua Nugini

ADVERTISEMENT

Dikira Punah 140 Tahun Lalu, Burung Ini Kembali Ditemukan di Papua Nugini

Anisa Rizki - detikEdu
Senin, 21 Nov 2022 19:30 WIB
Tim ekspedisi dari ilmuwan internasional kembali menemukan burung Auwo, spesies yang dikira telah punah sejak 140 tahun lalu
Foto: Doc. American Bird Conservancy/Burung Merpati Pegar Hitam
Jakarta -

Seekor burung yang pernah dikira punah 140 tahun lalu kembali terlihat di Papua Nugini. Burung yang dinamai merpati pegar hitam (black-naped pheasant pigeon) tertangkap oleh kamera peneliti dari American Bird Conservancy.

Burung merpati itu pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh para ilmuwan di Fergusson, sebuah pulau di Kepulauan D'Entrecasteaux di lepas pantai timur Papua Nugini. Banyaknya pegunungan terjal pada pulau tersebut, membuat ekspedisi cukup menantang.

Menurut laporan CNN, pencarian dilakukan oleh tim ekspedisi yang terdiri dari staf lokal Museum Nasional Papua Nugini dan ilmuwan internasional dari Cornell Lab of Ornithology dan American Bird Conservancy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemukan Dua Hari Sebelum Jadwal Kepulangan Tim Peneliti

Selama berbulan-bulan, mereka menghabiskan waktunya melakukan penelitian di Pulau Fergusson. Dua hari sebelum mereka dijadwalkan pulang, sebuah kamera pemantau berhasil menangkap rekaman burung merpati pegar hitam.

"Setelah berbulan-bulan mencari, melihat foto-foto pertama burung merpati berkepala hitam terasa seperti menemukan kuda unicorn," ungkap John C. Mittermeier, Direktur program pencarian burung di American Bird Conservancy.

ADVERTISEMENT

Burung langka yang diberi nama Auwo itu merupakan merpati besar yang memiliki ekor lebar. Tidak ditemukan banyak informasi mengenai spesies ini, sebab para ilmuwan percaya bahwa populasi burung Auwo terbilang kecil dan kian menurun.

Peran Warga Setempat dalam Ekspedisi Burung Auwo

Penemuan burung merpati pegar hitam tidak akan berhasil tanpa bantuan penduduk setempat. Para ilmuwan percaya bahwa wawasan warga sekitar menjadi hal penting untuk melacak burung langka tersebut.

"Baru setelah kami mencapai desa-desa di lereng barang Gunung Kilkerran, kami mulai bertemu dengan para pemburu yang telah melihat dan mendengar burung-burung merpati," jelas Jason Gregg, anggota tim ekspedisi sekaligus ahli biologi konservasi.

"Kami semakin percaya diri dengan nama lokal burung tersebut, yaitu 'Auwo', dan merasa semakin dekat dengan habitat inti tempat tinggal dia," katanya menambahkan.

Tim memasang sebanyak 12 kamera perangkap di lereng Gunung Kilkerran, sebuah gunung tertinggi di pulau tersebut. Mereka juga menempatkan 8 kamera lainnya di lokasi burung tersebut pernah terlihat berdasarkan kesaksian pemburu lokal.

Augustin Gregory, seorang pemburu yang berbasis di desa pegunungan Duda Ununa memberikan informasi yang membantu para ilmuwan menemukan burung langka tersebut.

Gregory menjelaskan kepada tim bahwa ia melihat burung merpati pegar hitam di daerah bukit dan lembah yang curam. Selain itu, ia juga sempat mendengar suara khas burung tersebut.

Lantas, tim ekspedisi meletakkan kamera di punggung bukit setinggi 3.200 kaki dekat Sungai Kwama. Saat ekspedisi hendak selesai, sebuah kamera berhasil menangkap seekor burung merpati pegar hitam sedang berjalan.

"Masyarakat sangat antusias ketika melihat hasil survei, karena banyak orang yang belum pernah melihat atau mendengar tentang burung tersebut sampai kami memulai proyek ini dan mendapatkan foto burung merpati pegar hitam melalui kamera," papar Serena Ketaloya, konservasionis dari Milne Bay.

Jumlah Burung Auwo yang Tersisa

Hingga kini, masih belum jelas terkait jumlah burung merpati pegar hitam yang tersisa. Bahkan, sebuah penelitian di tahun 2019 gagal menemukan keberadaan burung tersebut.

Penemuan terbaru di tahun 2022 ini memberi secercah harapan bahwa spesies burung lainnya yang dianggap punah mungkin saja masih ada di suatu tempat.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads