Bias Sejarah: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

ADVERTISEMENT

Bias Sejarah: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 20 Nov 2022 07:55 WIB
Budayawan Aceh Tarmizi Abdul Hamid membersihkan koleksi naskah kuno di kediamannya Desa Ie Masen Kaye Adang, Banda Aceh, Aceh, Jumat (26/9/2020). Sekitar 500 lebih naskah berupa manuskrip kuno termasuk mushaf Alquran kuno, buku tasawuf, tauhid, hukum Islam, falak hingga ilmu pengobatan peninggalan akhir abad ke-16 hingga abad ke-19 masehi telah menjadi bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan sejarah peradaban di nusantara. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/pras.
Foto: ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA/ilustrasi buku sejarah
Jakarta -

Sejarah adalah cerita atau catatan tentang kejadian yang objektif mengenai masa lalu. Sejarah memiliki informasi yang sudah dikaji secara matang dan menghasilkan beberapa keterangan valid, namun tidak jarang masih terdapat beberapa bias sejarah.

Hal tersebut selaras dengan pandangan dari New Historicism yang menyebutkan bahwa sejarah itu subjektif dan merupakan interpretasi atas masa lalu, bukanlah benar-benar masa lalu tersebut.

Oleh karena itu, sejarah masih bisa menimbulkan bias-bias pemikiran. Dalam dunia sejarah, masih bisa didominasi oleh kemungkinan-kemungkinan hingga asumsi-asumsi. Hal-hal tersebut bisa disebut bias sejarah atau historical bias.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Apa itu Bias Sejarah?

Bias sejarah adalah adanya bias dalam merekonstruksi peristiwa sejarah hingga menghasilkan penuturan yang dianggap tidak jujur atau penuturan yang memihak. Penuturan tersebut tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya, dikutip dari jurnal berjudul Historical Bias dan Controversial Issue dalam Pengajaran Sejarah oleh Hansiswany Kamarga (2017).

Secara umum, bias sejarah bisa timbul karena bias pribadi, keterbatasan bukti, tujuan penulisan, hingga kondisi masyarakat saat penulis hidup dan bekerja.

ADVERTISEMENT

Hal ini selaras dengan ungkapan dari Cicero, bahwa hukum pertama sejarah adalah takut untuk mengatakan dusta dan untuk selanjutnya adalah tidak takut menyatakan kebenaran.

Oleh karena itu, beberapa orang bijak kerap mengatakan bahwa generasi sekarang harus selalu bisa berguru pada pengalaman di masa lalu.

Dengan begitu, narasi sejarah harusnya bukan hasil pelintiran penulis atau pengamatnya karena sifatnya yang harus objektif.

Penyebab Bias Sejarah

Menurut Stanford (1987), untuk mengetahui apa yang menyebabkan bias sejarah, maka perlu memahami elemen-elemen sejarah terlebih dahulu.

Elemen tersebut terdiri dari dua bagian besar yakni elemen yang terlihat (seen) dan elemen yang tidak terlihat (unseen).

Stanford juga menjelaskan bahwa konstruksi sejarah tidak hanya bersumber dari bukti namun juga bersumber dari penafsiran terhadap bukti sebelumnya seperti terdapat pada karya-karya sejarah yang ada dan keyakinan-keyakinan umum.

Selain itu, sejarah berasal dari hasil kerja para sejarawan sebelumnya yang masih ada pada saat sejarawan melakukan aktivitasnya. Oleh karena itu, terdapat bias pribadi dan tujuan masing-masing dari mereka menuliskan historiografi.

Contoh Bias Sejarah

Contoh bias sejarah bisa dilihat dari peristiwa Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret. Dalam Supersemar tersebut terdapat keterangan saksi dari pihak Angkatan Darat.

Pendapat pertama datang dari M Jusuf bahwa proses penandatanganan Supersemar adalah pada pukul 20.55. Kemudian ada terdapat keterangan lain yang menyebutkan pada pukul 21.00 naskah Supersemar telah mendarat di Markas Kostrad.

Selain itu, menurut Soekarno, Supersemar merupakan instruksi kepada Letjen Soeharto agar segera mengambil tindakan berguna untuk mengawal jalannya pemerintahan.

Sedangkan menurut jenderal yang membawa naskah Supersemar itu menganggap bahwa adanya perintah tersebut merupakan penanda pengalihan kekuasaan.

Nah, itulah penjelasan mengenai bias sejarah beserta penyebab dan contohnya. Semoga menambah wawasan detikers ya!




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads