Sejarah Jas Hujan, Ditemukan Ahli Kimia dari Skotlandia

ADVERTISEMENT

Sejarah Jas Hujan, Ditemukan Ahli Kimia dari Skotlandia

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 12 Nov 2022 07:00 WIB
Ilustrasi wanita pakai jas hujan.
Tahukah kamu sejarah jas hujan? Begini kisahnya (Foto: Getty Images/iStockphoto/SeventyFour)
Jakarta -

Sejarah jas hujan menjadi satu hal yang detikers harus ketahui. Terutama ketika musim penghujan, jas hujan memiliki fungsi yang sangat bermanfaat.

Jas hujan memang dibuat untuk memudahkan aktivitas di luar ruangan saat hujan turun terutama bagi mereka pengendara roda dua. Dengan demikian, jas hujan menjadi satu hal wajib yang harus ada di bagasi kendaraan.

Fungsi utama dari jas hujan adalah melindungi diri atau setidaknya meminimalisir badan agar tidak basah terkena hari hujan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, tahukah detikers bila jas hujan memiliki sejarah yang cukup panjang? Begini penjelasannya!

Seperti dikutip dari Britannica dan Love to Know salah satu laman media fesyen asal Amerika Serikat, pencetus jas hujan bernama Charles Macintosh pada 1823. Macintosh adalah seorang ahli kimia asal Skotlandia.

ADVERTISEMENT

Awalnya Charles pada awal tahun 1820-an mencoba membuat kain tahan air untuk digunakan sebagai terpal.

Ia menggambarkan bahan yang disebutkan sebagai "kain karet India" di mana tekstur kain lain seperti wol, kapas, sutra, kulit dan zat lain dapat dibuat tahan terhadap air dan udara.

Charles Macintosh memperingatkan penjahit bahwa mantel yang dijahit dari bahan lain akan bocor karena adanya lupang jarum. Namun, "kain karet India" ternyata tidak.

Hingga akhirnya, Charles Macintosh memilih untuk membuka toko jas hujannya sendiri untuk melindungi reputasinya. Ia akhirnya membuat sebuah produk berupa mantel kain karet berlapis tartan dengan jahitan yang tertutup rapat dan kemudian disebut dengan nama jas hujan.

Perjalanan jas hujan berlanjut hingga sebuah masalah terjadi. Karena suhu selalu naik saat hujan dan kain karet tidak bisa keropos, jas hujan cenderung membuat tubuh berkeringat saat dipakai.

Lantaran hal tersebut,pebisnis asal London, George Spill menemukan solusi untuk memasukan lubang dan tali logam di bawah ketiak. Dengan inovasi itu, lubang tali terus digunakan di banyak jas hujan hingga saat ini.

Selama Perang Dunia I desainer asal Inggris, Thomas Burberry merancang mantel tahan cuaca untuk para perwira yang terbuat dari gabardin kapas yang dipilin halus.

Mantel tersebut bernama "Trench Coat" yang walaupun tidak sepenuhnya tahan air namun tahan secara efektif di berbagai kondisi cuaca dan mudah untuk bergerak. Karena hal tersebut, serat kain gabardine juga banyak digunakan sebagai bahan dasar mantel tahan air hingga kini.

Pada tahun 1950 dan seterusnya, banyak jas hujan yang banyak diproduksi menggunakan polivinil klorida (PVC). Bahan substrat tekstil terbuat dari poliester itu dikembang kan oleh Du Pont, perusahaan asal Amerika Serikat yang juga banyak digunakan hingga sampai saat ini.

Kini, jas hujan sudah dijual bebas untuk pria dan wanita serta ditawarkan dalam berbagai warna berbeda. Kemajuan dalam teknologi serat dan kain juga membuat jas hujan semakin modern serta lebih tahan air dari sebelumnya.

Itulah sejarah jas hujan, cukup panjang bukan? Selamat belajar detikers!




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads