5 Tren Generasi Alfa Ini Disebut Akan Ubah Masa Depan Dunia Kerja

ADVERTISEMENT

5 Tren Generasi Alfa Ini Disebut Akan Ubah Masa Depan Dunia Kerja

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 09 Nov 2022 08:30 WIB
Ilustrasi Lowongan Kerja
Tren generasi Alfa yang diprediksi akan ubah masa depan dunia kerja. Foto: Luthfy Syahban/detikcom
Jakarta -

Generasi Alfa adalah sebutan bagi generasi kelahiran tahun 2010 sampai 2024. Para gen Alfa diestimasi akan mengisi 11 persen tenaga kerja secara global pada 2030, seperti pengamatan lembaga penelitian McCrindle.

Dr Alex Denni, Presiden Komisaris perusahaan kesejahteraan keuangan Wagely dan Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) menuturkan, gen Alfa diperkirakan akan mulai mengisi tempat kerja pada 2028.

Enam tahun dari sekarang, sambungnya, para pekerja termasuk generasi Alfa akan menghadapi tren yang mengubah masa depan dunia kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam bincangnya di episode kedua #BincangHR Human Resources 5.0: Membangun SDM Masa Depan untuk Industri Padat Tenaga Kerja, berikut tren dunia kerja di masa berkarya gen Alfa.

Tren Dunia Kerja di Masa Gen Alfa

1. Learning 5.1 di Tempat Kerja

Alex menuturkan, konsep Learning 5.1 menghadirkan sebuah pola pikir baru bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dipelajari. Sebab, teknologi memungkinkan akses pengetahuan semakin luas dan tak terbatas bagi gen Alfa.

ADVERTISEMENT

Konsep pembelajaran Learning 5.1 juga menekankan bahwa setiap orang adalah pembelajar sekaligus pengajar. Tidak ada lagi istilah mentor-mentee atau atasan-bawahan dalam proses pembelajaran di lingkungan kerja masa depan. Dengan demikian, arus pengetahuan tidak satu arah, tetapi dua arah.

Dalam bukunya, Learning 5.1: Tiba Duluan Di Masa Depan, Alex mengingatkan perlunya para pekerja, termasuk gen Alfa, untuk memiliki pola pikir, kecakapan, dan toolset baru agar dapat terus bertumbuh-kembang.

Untuk itu, perusahaan disarankan untuk menciptakan budaya belajar, dengan setiap karyawan yang kelak mau belajar dan mengajar sambil bekerja sehingga tanpa sadar menjadi kompeten dalam mengerjakan tugas masing-masing.

2. Manfaatkan Teknologi dan Metaverse untuk Kerja

Generasi yang paling terintegrasi secara teknologi ini diperkirakan akan nyaman menggunakan metaverse untuk pelatihan. Contoh, seorang insinyur mekanik bisa melaksanakan simulasi penyelesaian masalah lewat metaverse.

Beda dengan gen Z maupun millennials, generasi Alfa sudah kenal topik seperti artificial intelligence (AI) dan bahasa pemrograman sejak SD. Anak generasi Alfa juga terbiasa dengan perangkat pintar sehingga bisa belajar teknologi lebih cepat dan dapat menerapkannya dalam dunia kerja.

3. Kesejahteraan di Tempat Kerja Makin Jadi Prioritas

Gen Alfa tumbuh di tengah pandemi, ketidakpastian ekonomi, dan tren kerja jarak jauh. Karena itu, kesejahteraan jadi agenda utama bagi gen Alfa yang memasuki dunia kerja.

Berdasarkan studi Global Talent Trends 2022 dari Mercer menunjukkan, program kesejahteraan termasuk dalam lima alasan teratas mengapa karyawan bertahan. Karena itu, perusahaan harus memastikan kesejahteraan karyawan secara emosional, fisik, sosial, dan finansial.

Di saat earned wage access terus menjadi norma baru, penting bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan ekspektasi gen Alfa. Earned wage access adalah program yang memungkinkan karyawan mendapat gaji lebih awal dari tanggal yang ditentukan secara instan. Sistem ini salah satunya disediakan di Wagely.

4. Wajib Junjung Keberagaman dan Inklusi

Saat Gen Alfa memasuki pasar tenaga kerja, akan ada banyak keberagaman dalam posisi pimpinan.

Alex menambahkan, gen Alfa percaya bahwa penting untuk memperlakukan semua orang secara setara tanpa memandang ras, suku, warna kulit, dan asal negara. Kesetaraan gender juga penting bagi gen Alfa.

Gen Alfa berharap tumbuh di dunia yang beragam. Pemuda generasi ini tidak sungkan meninggalkan pekerjaan jika mendapati dirinya berada di perusahaan yang terlihat mendukung sesuatu hal baik secara publik, padahal sebenarnya tidak peduli dengan isu tersebut.

5. Keinginan untuk Berdampak Positif

Gen Alfa juga dinilai ingin bekerja untuk perusahaan yang sejalan dengan nilai-nilai yang mereka pegang. Jika perusahaan memberikan dampak positif, barulah mereka merasa puas. Khususnya bila perusahaan berdampak pada isu-isu utama yang menjadi perhatian mereka, seperti perubahan iklim, inklusi keuangan, dan pemberdayaan perempuan.

Tiap generasi membangun tren masing-masing di dunia kerja. Untuk itu, penting juga mempertahankan gen Z di tempat kerja sambil menyiapkan kebutuhan gen Alfa yang bersiap menghadapi masa depannya.

Bekerja dari mana saja juga akan menjadi norma baru bagi Gen Alfa. Sebab, mereka terbiasa dengan budaya daring, termasuk saat sekolah. Karena itu, transisi menuju kerja di mana saja akan lebih mudah. Bagaimana detikers, apa tren generasi Alfa yang sudah kamu jalani sehari-hari?




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads