Kalingga atau Holing merupakan sebuah kerajaan yang terletak di Jawa Tengah. Keberadaan Kerajaan Kalingga dibuktikan dengan adanya pengiriman utusan dari Cina ke kerajaan tersebut pada 647 M dan 666.
Tidak seperti kerajaan pada umumnya, Kalingga tidak banyak meninggalkan prasasti. Satu-satunya prasasti yang ditemukan yaitu terletak di lembah Gunung Merbabu.
Lantas, dari mana sumber sejarah Kerajaan Kalingga?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga
Dalam buku Seri IPS Sejarah tulisan Drs. Prawoto, M.Pd., disebutkan bahwa sumber sejarah Kerajaan Kalingga berasal dari berita Cina. Sumber sejarah ini menyatakan bahwa pada tahun 674, Kerajaan Kalingga dipimpin oleh Ratu Sima. Ia dikenal sebagai seorang ratu yang tegas, jujur, dan bijaksana.
Selain itu, penemuan prasasti batu bertulis di lembah Gunung Merbabu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta menjadi sumber sejarah lain dari Kerajaan Kalingga.
Isinya menjelaskan tentang sebuah mata air yang jernih di daerah itu. Mata air tersebut menjadi sungai yang airnya suci seperti di Sungai Gangga. Tepat di atas batu itu ada pula ukiran gambar-gambar trisula, kendi, kapak, dan bunga teratai yang menandakan bahwa Kerajaan Holing bercorak Hindu.
Berita dari I-Tsing, seorang pendeta Buddha dari Cina juga menjadi sumber sejarah Kerajaan Kalingga, hal ini disebutkan dalam bukuSejarah untuk Kelas 2 SMAyang disusun oleh M. Habib Mustopo.
Letak Kalingga Masih Jadi Perdebatan
Hingga saat ini, letak dari Kerajaan Kalingga masih menjadi perdebatan para pakar. Ada yang menduga terletak di Blora dan di Purwodadi, di Malaysia, di Salatiga, atau di Jepara, Jawa Tengah.
Meski begitu, berdasarkan buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia karangan Adi Sudirman, disebutkan ada beberapa bukti candi dan prasasti dari Kerajaan Kalingga, yaitu:
- Prasasti Tukmas, ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini bertuliskan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
- Prasasti Sojomerto, ditemukan di Desa Sojomerto, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dengan bahasa Melayu Kuna.
- Candi Angin dan Candi Bubrah, keduanya ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Kehidupan Politik, Ekonomi, dan Sosial Kalingga
Dalam berita Cina, pemerintahan puncak diserahkan kepada empat orang maha menteri. Mereka mengatur bersama penguasaan atas 28 kerajaan kecil yang tersebar di Jawa Tengah dan mungkin juga ada yang di Jawa Timur.
Batas kekuasaan Kerajaan Kalingga adalah Po-li (kemungkinkan Bali) di sebelah timur dan Chen-la (kemungkinan Kamboja) di sebelah utara. Di sebelah barat, terdapat To-po-teng (diperkirakan di Sumatra), dan di bagian selatan berbatasan dengan samudra yang besar.
Sementara itu, mengutip dari buku Sejarah karya Nana Supriatna, dalam kehidupan ekonominya, Kerajaan Holing sudah mengenal hubungan dagang. Bahkan, mereka berdagang emas, perak, dan cula badak.
Dalam kehidupan sosialnya, Kerajaan Kalingga memiliki keteraturan yang disebabkan oleh sistem pemerintahan Ratu Sima. Sikapnya yang tegas, adil, dan bijaksana membuat kehidupan masyarakat Holing menjadi teratur.
(twu/twu)