Association of Southeast Asian Nations atau yang biasa dikenal dengan ASEAN adalah organisasi kerja sama antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini didirikan di Bangkok pada 8 Agustus 1967.
Hingga saat ini, ada sepuluh negara di Asia Tenggara yang tergabung ke dalam organisasi tersebut. Berdasarkan laman Sekretariat Nasional ASEAN, negara-negara anggota yang masih aktif adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Pendirian ASEAN ditandai dengan Deklarasi Bangkok yang diwakili oleh masing-masing negara anggota, yaitu Menteri Luar Negeri Indonesia (Adam Malik), Wakil Perdana Menteri Malaysia (Tun Abdul Razak), Menteri Luar Negeri Filipina (Narciso Ramos).
Selain itu, ada juga Menteri Luar Negeri Singapura (S. Rajaratnam), dan Menteri Luar Negeri Thailand (Thanat Khoman).
Dari kelima wakil negara itu, ada salah satu tokoh asal Filipina yang dikenal dengan kemampuannya dalam bidang diplomasi, yaitu Narciso Ramos.
Melansir dari buku Berkenalan dengan Tokoh Pendiri ASEAN karya Fajriatun Nurhidayati, berikut profil singkat Narciso Ramos beserta riwayat kariernya di bidang diplomasi.
Profil Singkat Narciso Ramos
Pemilik nama lengkap Narciso Rueca Ramos ini lahir di Asingan, Pangasinan, Filipina, pada 11 November tahun 1900. Ia merupakan anak dari pasangan Placido Ramos dan Ramona Rueca.
Ramos memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Asingan dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Manila. Setelah lulus pada tahun 1919, pria kelahiran Filipina itu mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Filipina dan mengambil jurusan Jurnalistik.
Tak sampai di situ, Ramos juga belajar hukum di Universitas nasional dan mendapat gelar sarjana hukum. Sebagai upaya memantapkan kariernya, ia mengikuti ujian pengacara dan dinyatakan lulus.
Setelahnya, Ramos membuka praktik hukum di Provinsi Pangasinan, tempat kelahirannya. Ia juga membuka praktik di kota Manila. Banyak yang mengakui jika ia merupakan pelopor bidang hukum di Pangasinan.
Peran Ramos sebagai seorang pengacara dapat dilihat dari lantangnya ia membela kaum miskin dan tertindas. Terlebih, profesi pengacara saat itu dinilai memiliki prestise dan masih langka.
Riwayat Karier Narciso Ramos di Bidang Diplomasi
Pada tahun 1934, Ramos mulai terjun ke dunia politik. Ia terpilih sebagai wakil distrik kelima Pangasinan ke Legislatif Filipina ke-10. Selama menjadi legislator, kinerja Ramos sangat bagus. Sehingga ia kembali terpilih menjadi anggota kongres pada pemilihan umum selanjutnya.
Setelah Filipina merdeka, tepatnya pada tahun 1946, Ramos menjadi tokoh nasional ternama. Bahkan, dirinya mendapat panggilan untuk bertemu dengan Presiden Manuel Roxas.
Bersama Duta Besar Joaquin Elizalde, Ramos diminta mendirikan dinas luar negeri dan mengatur kedutaan Filipina pertama di Washington DC, Amerika Serikat. Ia juga yang membuat kerangka dasar aturan layanan luar negeri.
Kemudian, Ramos berhasil menuai prestasi dengan mengirim perwakilan Filipina ke negara-negara sosialis dan Amerika Latin. Sejak itulah karier panjang Ramos di bidang diplomasi dimulai.
Kariernya terus melesat hingga menjabat sebagai diplomat. Ia diangkat menjadi Duta Besar Filipina dan dilantik oleh Presiden Ferdinand Marcos. Menjalin berbagai kerja sama dengan negara sebagai wakil Filipina, dari situlah Ramos banyak berkecimpung dalam bidang hubungan internasional.
Salah satunya pendirian ASEAN yang ditandai dengan Deklarasi Bangkok tahun 1967. Selain itu, Ramos juga berperan dalam hubungan diplomatik lain, seperti membangun kembali hubungan persahabatan Filipina dan Amerika Serikat dengan penandatanganan Perjanjian Ramos-Rusk.
Kemudian, ia juga ikut membangun kembali Dewan Asia Pasifik atau ASPAC. Setelah pensiun dari dinas pemerintahan, Ramos masih melanjutkan pengabdiannya pada negara dalam berbagai proyek kewarganegaraan, sosial, dan ekonomi.
Ramos disebut sebagai pelayan publik yang begitu tulus dalam menjalankan setiap tugasnya. Pengabdiannya pada negara ia lakukan tanpa pamrih.
Memperoleh Berbagai Penghargaan
Memiliki kinerja yang top semasa hidupnya membuat Ramos memperoleh berbagai penghargaan. Mulai dari penghargaan Legion of Honor (pangkat komandan), medali perunggu Valor atas jasanya sebagai gerilyawan dalam perang Dunia Kedua, serta penghargaan Ordo Siaktuna (Pangkat Satu) atas prestasinya di dinas luar negeri.
Narciso Ramos mengembuskan nafas terakhirnya pada 3 Februari 1986 akibat stroke. Ramos akan selalu dikenang sebagai salah satu bapak pendiri ASEAN dengan deretan jasanya di bidang diplomasi.
Simak Video "Jokowi Pimpin Kick Off Keketuaan ASEAN 2023 di Bundaran HI"
[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)