4 Dasar Pembentuk Stratifikasi Sosial, Kekayaan hingga Ilmu Pengetahuan

4 Dasar Pembentuk Stratifikasi Sosial, Kekayaan hingga Ilmu Pengetahuan

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 20 Okt 2022 20:00 WIB
Demonstrators from the Jat community sit on top of a school bus as they block the Delhi-Haryana national highway during a protest at Sampla village in Haryana, India, February 21, 2016. India deployed thousands of troops in a northern state on Sunday to quell protests that have severely hit water supplies to Delhi, a metropolis of more than 20 million, forced factories to close and killed 10 people. REUTERS/Adnan Abidi      TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi. Ini dasar pembentuk stratifikasi sosial. (REUTERS/Adnan Abidi)
Jakarta -

Stratifikasi sosial adalah pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan sosial secara bertingkat. Dikatakan dalam Sukses SBMPTN Soshum 2016 yang disusun Tim Super Tentor, stratifikasi sosial dengan kata lain merupakan bagaimana suatu kelompok membuat penilaian yang berbeda terhadap kelompok lain berdasarkan sesuatu yang dianggap lebih.

Dahulu, masyarakat kuno nampaknya menjadikan pembagian dan pemberian kedudukan berdasarkan jenis kelamin sebagai dasar seluruh sistem sosial.

Masyarakat zaman dahulu memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada laki-laki dan perempuan. Namun, pembagian kedudukan antara perempuan dan laki-laki pada waktu itu semata-mata ditentukan oleh sistem kebudayaan itu sendiri.

Sementara, mengutip Islamic Educational Sociology: Konsep Dasar dan Pengembangan oleh Dr. H. Nur Efendi, M.Ag., ukuran yang menonjol sebagai dasar pembentukan stratifikasi sosial ada empat.

4 Dasar Pembentuk Stratifikasi Sosial

1. Ukuran Kekayaan

Kekayaan, baik materi atau kebendaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke lapisan-lapisan sosial yang ada. Mereka yang mempunyai kekayaan paling banyak akan masuk ke lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, begitu pula sebaliknya.

Kekayaan ini bisa dilihat dari bentuk tempat tinggal, benda tersier yang dimiliki, cara berpakaian, kebiasaan berbelanja, dan kemampuan berbagi kepada sesama.

2. Ukuran Kekuasaan dan Wewenang

Seseorang yang memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar akan menduduki lapisan teratas dalam sistem stratifikasi sosial di masyarakatnya.

Ukuran kekuasaan ini acap kali tak lepas dari ukuran kekayaan karena orang kaya biasanya bisa menguasai orang-orang yang tidak kaya. Selain itu, kekuasaan bisa mendatangkan kekayaan.

3. Ukuran Kehormatan

Ukuran ini bisa terlepas dari ukuran kekayaan ataupun kekuasaan. Ukuran kehormatan amat terasa dalam masyarakat tradisional, di mana mereka pada umumnya menghormati orang-orang yang berjasa kepada masyarakat, orang tua, atau orang yang berperilaku dan berbudi luhur.

4. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ukuran stratifikasi sosial berdasarkan ilmu pengetahuan sering digunakan oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Sehingga, sosok yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menduduki lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat. Penguasaan ilmu pengetahuan itu biasanya terdapat dalam gelar akademik atau profesi yang digeluti seseorang.

Dalam masyarakat, ada stratifikasi sosial yang sangat ketat dan biasanya disebut kasta. Seseorang yang terlahir ke dalam golongan tertentu tidak mungkin meningkat ke golongan lebih tinggi. Sementara, penggolongan sosial yang tidak terlalu ketat bisa memiliki batas-batas yang agak kabur dan senantiasa mengalami perubahan.

Secara umum, stratifikasi sosial di masyarakat menciptakan kelas sosial yang terdiri dari upper class (kelas atas), middle class (kelas menengah), dan lower class (kelas bawah).



Simak Video "KY Terima 2.925 Aduan Masyarakat soal Hakim Selama Tahun 2022"
[Gambas:Video 20detik]
(rah/rah)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia