Khutbah Jumat Peringatan Hari Santri 2022: Bangun Pemuda Tangguh

ADVERTISEMENT

Khutbah Jumat Peringatan Hari Santri 2022: Bangun Pemuda Tangguh

Rahma Harbani - detikEdu
Jumat, 21 Okt 2022 06:00 WIB
Masjid Istiqlal menggelar salat Jumat dengan merapatkan saf di bulan Ramadan tahun ini. Meski begitu, protokol kesehatan tetap diterapkan guna cegah Corona.
Ilustrasi khutbah Jumat. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Isi khutbah Jumat pekan ini dapat mengusung tema yang relevan dengan peringatan Hari Santri Nasional 2022. Peringatan tersebut digelar tiap 22 Oktober sesuai dengan Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.

Untuk tahun ini, Hari Santri 2022 mengusung tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Tema tersebut bermakna santri sebagai pribadi yang selalu siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

Dalam prosesnya, seorang santri perlu memiliki jiwa yang tangguh dan pribadi berkualitas. Untuk itu, khutbah Jumat dengan tema Bangun Pemuda Tangguh menjadi momen yang tepat dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 2022. Berikut naskah selengkapnya yang dinukil dari Kumpulan Naskah Khutbah Jumat terbitan Kementerian Agama (Kemenag).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teks Khutbah Jumat Peringatan Hari Santri 2022: Bangun Pemuda Tangguh

Hadirin jemaah Jumat rohimakumullah,

Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan kenikmatan dalam kehidupan kita. Sholawat dan salam semoga terlimpah keharibaan Rasulullah SAW yang membawa umat dari alam kegelapan ke arah yang penuh cahaya.

ADVERTISEMENT

Membangun pemuda tangguh agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu keharusan manusia dan bukan tugas pemerintah saja tetapi menuntut partisipasi dan tanggung jawab semua pihak, tidak terkecuali umat Islam, karena Islam memberikan perhatian besar terhadap masalah kepemudaan. Islam mengajarkan kepada pemeluknya dalam hal membangun pemuda tangguh dengan cara mempersiapkan mereka secara dini/sejak masih anak-anak dimulai dengan keteladanan orang tuanya, sistem pendidikannya dan model di lingkungan di mana dia tinggal.

Peranan orang tua sangat menentukan dalam pembentukan pemuda tangguh seperti diajarkan AI-Qur'an dalam surat Luqman ayat 12-19. ada delapan langkah untuk membangun pemuda tangguh:

Pertama, orang tua harus mengajarkan anaknya untuk selalu mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah SWT, karena kunci kenikmatan hidup adalah rasa syukur sebagaimana firman Nya dalam surat Ibrahim ayat 7:

ΩˆΩŽΨ§ΩΨ°Ω’ ΨͺΩŽΨ§ΩŽΨ°Ω‘ΩŽΩ†ΩŽ Ψ±ΩŽΨ¨Ω‘ΩΩƒΩΩ…Ω’ Ω„ΩŽΩ‰Ω•ΩΩ†Ω’ Ψ΄ΩŽΩƒΩŽΨ±Ω’Ψͺُمْ Ω„ΩŽΨ§ΩŽΨ²ΩΩŠΩ’Ψ―ΩŽΩ†Ω‘ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΩ‰Ω•ΩΩ†Ω’ ΩƒΩŽΩΩŽΨ±Ω’Ψͺُمْ Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽ ΨΉΩŽΨ°ΩŽΨ§Ψ¨ΩΩŠΩ’ Ω„ΩŽΨ΄ΩŽΨ―ΩΩŠΩ’Ψ―ΩŒ

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka sesungguhnya azabKu sangat pedih."

Manusia yang pandai bersyukur pada hakikatnya telah menggenggam separuh dari iman, sedangkan separuh dari yang lainnya adalah sabar.

Kedua, orang tua seyogyanya menginformasikan kepada anaknya tentang penyakit yang menggerogoti iman, yaitu syirik. Kepada Allah SWT melarang hambaNya untuk menyekutukanNya dengan hasil ciptaanNya termasuk di era global ini mendewa-dewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengagungkan gaya hidup yang hedonistik seakan-akan otak manusia yang encer adalah segala-galanya padahal otak kita sangat terbatas, takkan mampu mendeteksi perkara yang bersifat ghoib.

Ketiga, tak kalah pentingnya pengajaran tentang "Birrul walidain" berbuat baik kepada orang tua adalah kurikulum wajib yang harus diberikan kepada anak-anaknya karena akhlak Islam menekankan betul tentang penghormatan kepada kedua orang tua bahkan Rasulullah SAW berpesan:

"Ridho Allah SWT ada di dalam keridhoan orang tua,"

Merupakan sesuatu yang mustahil terjadi apabila hanya anak saja yang dituntut untuk hormat kepada orang tua apabila orang tuanya tidak menyayangi anak-anaknya.

Keempat, sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan bimbingan kepada anaknya tentang kebaikan sebab kebaikan akan menuntun manusia kepada kebenaran dan kebenaran akan membawa ke jalan surga sebaliknya anak harus diajak untuk menjauhi kejahatan dari sejak usia dini karena kejahatan membawa kepada jalan sesat dan pada akhirnya menuntun manusia kepada neraka, naudzubillah.

Kelima, mendidik dan membimbing anak untuk menjalankan sholat adalah tugas orang tua karena ibadah sholat adalah sarana komunikasi antara seorang hamba dengan kholiqnya dimana Allah SWT telah menjanjikan kepada hambanya yang dapat mendirikan sholat secara khusyuk dengan tiga hal, yaitu:

1. Akan dimantapkan posisinya

2. Akan dimuliakan dalam kehidupan

3. Akan diberikan kekuatan, baik kekuatan fisiknya, rohaninya, maupun kekuatan daya nalarnya.

Keenam, memiliki anak yang berperilaku sabar merupakan harapan semua orang tua karena sabar adalah penyempurna rasa syukur sabar dan syukur ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Menurut lbnu Qoyyim AI Jauziyah sabar terbagi tiga:

1. Sabar dalam menjelaskan ketaatan kepada Allah SWT

2. Sabar ketika menjauhkan diri dari kemaksiatan

3. Sabar ketika menerima musibah dari Allah SWT, baik musibah yang kecil maupun yang besar

Ketujuh, setiap orang tua sudah pasti khawatir apabila anaknya nanti mempunyai sifat takabur atau sombong, oleh karenanya sebisa mungkin orang tua mengajarkan dan memberi teladan dengan sifat tawadhu atau rendah hati karena kesombongan akan menjauhkan seseorang tidak saja dengan Allah SWT tetapi juga dengan sesama makhluk, sudah seharusnya manusia saling menghormati dan menghargai apalagi manusia adalah makhluk sosial yang menuntut adanya kebersamaan dalam menghadapi problem kehidupan.

Kedelapan, sudah saatnya orang tua di era modern ini menjadi model bagi perilaku anak-anaknya, karena di dalam AI-Qur'an diajarkan bagaimana model orang tua yang mampu mendidik dan membangun pemuda tangguh seperti keluarga Nabi Ibrahim AS dan Luqman AI Hakim, sebisa mungkin anak-anak kita diajarkan dari model pendidikan yang dicontohkan Firaun, Abu Jahal dan Abu Lahab yang menuntun anak-anaknya menjadi pemuda bermoral jahat.

Hadirin jemaah Jumat rohimakumullah,

Dari delapan langkah yang telah kita uraikan di atas kiranya penting untuk diperhatikan pula dalam upaya membangun pemuda tangguh adalah kondusifnya model lingkungan yang akan mendukung aktivitas mereka sebagai "Laboratorium Kehidupan."

Setelah belajar dari lingkungan keluarga dan sekolah, sudah semestinya lingkungan masyarakat, tempat pekerjaan dan yang lebih penting lagi keteladanan dari para pemimpin dari level terbawah sampai teratas dalam menjalankan roda kehidupan bisa bersinergi dengan kondisi para pemuda yang sedang mencari jati diri, jangan sampai terjadi hal-hal yang bersifat kontradiktif antara pendidikan yang diperoleh dengan kenyataan dalam kehidupan nyata, tentu akan berpengaruh dalam membangun pemuda tangguh.

Kesemuanya pada akhirnya kita kembalikan kepada Allah SWT sebagai penentu dari segala usaha kita, aamin ya robbal 'alamin.

Selamat memperingati Hari Santri Nasional 2022, detikers.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads