Prihatin Masa Depan Atlet, Mahasiswa ITB Gagas Aplikasi Ini

ADVERTISEMENT

Prihatin Masa Depan Atlet, Mahasiswa ITB Gagas Aplikasi Ini

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 14 Okt 2022 07:30 WIB
Andi Ameera Sayaka Cakravastia, mahasiswa ITB penggagas aplikasi berSATU untuk masa depan atlet.
Andi Ameera Sayaka Cakravastia, mahasiswa ITB penggagas aplikasi berSATU untuk masa depan atlet. Foto: Dok. Djarum Foundation
Jakarta - Andi Ameera Sayaka Cakravastia, mahasiswa Manajemen Rekayasa Industri, Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) semula adalah atlet triatlon sejak duduk di bangku sekolah.

Di lapangan, Ameera mendapati, tak jarang para atlet yang sudah membela tanah air dan mengharumkan nama Indonesia kemudian jatuh bangkrut.

Sementara itu, atlet juga mengorbankan masa muda sehingga harus kehilangan kesempatan mempersiapkan masa depan di dunia kerja profesional selain menjadi atlet. Kesulitan ini membuat para atlet harus berjuang secara finansial untuk bisa hidup layak.

"Aku mantan atlet sampai 2018. Aku melihat sendiri atlet yang setelah masa jayanya harus jadi pemulung hingga tukang becak. Gap-nya adalah mereka kurang terekspos sama peluang, kayak dianggap tidak punya skill untuk kerja profesional," kata Ameera, Kamis (13/10/2022).

Berkaca pada kehidupan para atlet di Indonesia, atlet Asian Games 2018 ini mengurai gagasan dan solusi masalah masa depan kehidupan atlet ke dalam karya tulisnya di ajang Writing Competition Beswan Djarum 2021/2022.

"Jadi ini mempersiapkan bagaimana mereka bisa mandiri, tidak bergantung pada pemerintah, jadi didukung sama hal utama yang dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi atlet dan menjamin masa depan atlet Indonesia," tuturnya.

Kompetisi menulis Beswan Djarum 2021/2022 merupakan ajang pengembangan soft skills dan kepemimpinan yang dibuka untuk penerima beasiswa Program Djarum Beasiswa Plus angkatan ke-37. Berdasarkan catatan Djarum Foundation, ada lebih dari 200 karya tulis yang masuk di kompetisi tahun ini.

Guru Besar IPB University Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, M. Rur. Sc., yang menjadi Ketua Dewan Juri Tingkat Nasional kompetisi ini, menuturkan bahwa gagasan para peserta tahun ini menjadi sangat menarik karena banyak di antaranya merupakan pengalaman pribadi penulisnya.

"Salah satu hal yang sangat menarik pada Writing Competition Beswan Djarum 2021/2022 adalah ide yang dituangkan dalam tulisan banyak yang merupakan pengalaman pribadi penulis, seperti permasalahan kesejahteraan atlet, kasus kekerasan seksual yang dialami oleh rekannya, kasus kesehatan terkait meninggalnya bayi karena kekurangan oksigen menjelang kelahiran, serta permasalahan kesehatan masyarakat," kata Ronny.

"Dengan ide yang didasari oleh pengalaman nyata, para peserta Writing Competition mencoba untuk menuangkan ide kreatifnya untuk mengatasi berbagai masalah yang sedang dihadapi masyarakat," imbuhnya.

Ronny menuturkan, gagasan Ameera di Writing Competition kali ini menggagas solusi bagi atlet.

"Meera itu, betul-betul dia berpikir di grass root. Media sering mengetahui, atlet masih jaya itu oke, tapi setelah itu mantan atlet bisa jadi penarik becak," kata Ronny.

"Kebetulan ia atlet triatlon, jadi ia memikirkan masalah itu, solusinya, bagaimana menyiapkan mental, kesulitan keuangan, peminjaman, kalau sakit bagaimana, training, mempersiapkan mental sebelum itu, ketika masa jayanya hilang," imbuhnya.

Seperti apa gagasan dan solusi Ameera hingga meraih gelar Pemenang I Kategori Noneksakta di Writing Competition Beswan Djarum 2021/2022?

Selanjutnya>>>

Merespons Isu Masa Depan Atlet

Di karya tulisnya, Ameera mengusung gagasan berSATU. Gagasan aplikasi terintegrasi ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi atlet, mempersiapkan, dan menjamin masa depan atlet Indonesia.

Untuk menyusun fitur di aplikasinya, Ameera menganalisis penurunan peringkat Indonesia di ajang-ajang olahraga terbesar di dunia selama 20 tahun terakhir.

Berdasarkan riset dan analisis dengan 5 Why Analysis Method, ia mendapati bahwa ada sejumlah masalah yang menjadi pemicu penurunan prestasi tersebut.

Salah satunya yakni sulit untuk mencari bibit atlet muda di Indonesia. Atlet dianggap sebagai profesi yang tidak dapat menjamin kehidupan di masa mendatang.

Sementara itu, sulit mendapat pekerjaan setelah karier sebagai atlet selesai. Lalu, atlet berisiko tidak punya keterampilan, keahlian, dan pengalaman di dunia kerja profesional karena masa mudanya dihabiskan untuk persiapan dan pertandingan.

Lebih lanjut, juga tidak ada pendidikan atau informasi terkait transformasi penerapan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja profesional.

Berangkat dari akar masalah di atas, Ameera menghadirkan berSATU untuk membantu atlet muda. Harapannya, para atlet muda bisa memaksimalkan potensi sebagai atlet profesional sekaligus menyiapkan diri untuk masa depan setelah karier atlet profesionalnya berakhir.

Selanjutnya fitur aplikasi>>>

Fitur Aplikasi berSATU untuk Atlet

Fitur yang dibenamkan pada aplikasi ini sedianya berupa layanan dan edukasi berbagai aspek, yaitu karier atlet profesional, finansial, kesehatan mental, pendidikan, dan sosial.

Mockup berSATUFitur karier profesional dan layanan finansial di mockup aplikasi berSATU. Foto: Mockup berSATU

Di aspek karier profesional, Ameera menggagas fitur pencarian sponsor, jadwal pertandingan, dan modul belajar. Para atlet bisa menambahkan pertandingan yang akan diikuti untuk muncul di kolom profil.

Di modul belajar, pengguna bisa mengakses pembelajaran nonteknis atlet yang bisa meningkatkan karier profesional, seperti branding hingga media sosial yang berisi kisah merintis karier atlet untuk menarik sponsor.

"Mekanisme pemberian sponsor mirip kayak LinkedIn atau job portals, peluang sponsorship di-post, bisa daftar di situ," terang Ameera.

Di aspek kesehatan mental, Ameera menggagas fitur penanda kondisi mental berkala, layanan konsultasi dengan psikolog atau psikiater, dan artikel psikologi terkait kondisi atau situasi yang sering dialami atlet.

Ia mencatat, berdasarkan data athleteshope.org, setidaknya 35% atlet mengalami gangguan kesehatan mental. Sebagian besar penyebabnya yakni tingginya tekanan dan tanggung jawab seorang atlet.

"Pendanaan layanan konsultasi ini ada banyak opsi, bisa jadi premium feature, jadi harus bayar, atau full subscription, dari pemerintah atau sponsor terkait. Bisa berbayar atau partnership," jelasnya.

Mockup berSATU 2Fitur pendidikan dan kesehatan mental di mockup aplikasi berSATU. Foto: Mockup berSATU

Di aspek finansial, ia merancang fitur tabungan saat ini dan target, penasihat finansial (financial adviser), simulasi keuangan, dan artikel-artikel terkait pengetahuan dasar keuangan agar atlet lebih sadar dengan pengelolaan aset finansial masa depan.

Lalu di aspek pendidikan, Ameera menggagas fitur pilihan universitas impian, info beasiswa maupun pelatihan dan sertifikasi, layanan bantuan persiapan pendaftaran beasiswa, dan bantuan pencarian tutor atau pembimbing akademik.

Menurutnya, aspek pendidikan ini penting karena berdasarkan data asosiasi pembinaan atlet mahasiswa AS, National Collegiate Athletic Association (NCAA), hanya 2% dari total atlet yang bisa berkarier menjadi atlet profesional dan menghidupi kebutuhannya dari pemasukan sebagai seorang atlet. Karena itu, dasar pendidikan formal tetap penting.

"Kenapa empat itu penting? Karena pengen ambil sisi nonteknis, non-olahraga yang perlu dukung atlet: saat jadi atlet maupun setelah pensiun. Karena berdasarkan riset, hampir 50% atlet bangkrut setelah 2 tahun pensiun," sambungnya.

Dari Atlet untuk Atlet

Untuk pemberdayaan atlet yang sudah pensiun, menurut Ameera, ada banyak potential sponsor dan funding. Skema community empowerment lewat donasi dari atlet untuk atlet pun bisa diterapkan.

"Diharapkan ada community empowerment. (Atlet) Yang terbantu lewat app, (nantinya) disalurkan lewat app ini. Jadi dari atlet untuk atlet yang belum beruntung. Jadi bisa lewat donasi," terangnya.

Ameera menuturkan, pengembangan aplikasi berSATU kini menjejak tahap mockup yang bisa diakses di bit.ly/KitaberSATU.

"Aku pengennya bisa diimplementasikan, saat ini baru sounding. Ada beberapa pengurus olahraga yang tanya setelah presentasi kemarin, responsnya positif. Semoga bisa tetap positif untuk bisa diimplementasikan," harapnya. (twu/pal)


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads