Hari ini, Rabu 12 Oktober adalah peringatan Hari Museum Nasional. Apakah detikers tahu salah satu museum tertua di Indonesia?
Salah satu museum tertua di Indonesia adalah Museum Radya Pustaka di Solo. Museum bersejarah ini menyimpan berbagai cerita masa lalu yang ada di kota Solo, terutama tentang naskah-naskah perjuangan dan kerajaan.
Museum ini dibangun pada 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosrodiningrat IV, Pepatih Dalem pada masa pemerintahan Paku Buwono IX dan Paku Buwono X. Menurut situs Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta, Museum Radya Pusaka memiliki peninggalan Kerajaan Majapahit, Pulau Pajang, Mataram, dan kerajaan Demak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lengkapnya, Museum Radya Pustaka menyimpan peninggalan berupa tulisan, sastra, patung, dan peninggalan lainnya yang bertuliskan Sanskerta serta huruf Palawa.
Sejarah Museum Radya Pustaka
Sejarah awal dari pembangunan Museum Radya ini dimulai ketika Raden Adipati Sosrodiningrat IV masih menjabat sebagai seorang patih Pakubuwono X. Kemudian museum ini beberapa kali mengalami pemindahan dari satu lokasi ke lokasi lain.
Dijelaskan dalam situs Badan Otorita Borobudur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (BOB Kemenparekraf), gedung Museum Radya Pustaka awalnya sebuah rumah. Rumah tersebut milik seorang tokoh Belanda bernama Johannes Busselaar.
Karakteristik Museum Radya Pustaka
Bangunan Museum Radya Pustaka bisa dibilang cukup unik. Pada serambi bangunan ini memiliki banyak meriam yang berbentuk roda. Diketahui meriam tersebut merupakan peninggalan di masa kebijakan VOC sejak abad 17 hingga 18.
Tidak hanya itu, bangunan museum ini juga menyimpan banyak meriam-meriam berukuran lebih kecil dari Keraton Kartasura. Museum Radya Pustaka juga memiliki arca-arca berbentuk Hindu dan Buddha, arca Siwa, dan Roro Jonggrang.
Koleksi Museum Radya Pustaka
Museum Radya Pustaka mempunyai koleksi yang terdiri dari atas macam pusaka adat, arca, buku-buku atau naskah kuno, dan wayang kulit. Salah satu koleksi naskah kuno yang ada di sana adalah Serat Wulang Reh karangan dari Pakubuwono IV.
Museum ini juga memiliki banyak peninggalan lain yang berskala nasional dan internasional. Misalnya, peninggalan pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kemudian untuk peninggalan internasional lainnya adalah koleksi kotak musik yang terbuat dari negara Prancis. Kotak musik ini berhias bunga yang menancap di antara burung-burung kecil dan masih terawat dengan baik di Museum Radya Pustaka.
(nir/kri)