Letjen R. Suprapto, Pahlawan Revolusi yang Gugur di Lubang Buaya

ADVERTISEMENT

Letjen R. Suprapto, Pahlawan Revolusi yang Gugur di Lubang Buaya

twu - detikEdu
Kamis, 29 Sep 2022 11:30 WIB
Letjen TNI Anumerta R. Suprapto
Letjen TNI Anumerta R. Suprapto, pahlawan revolusi yang gugur di Lubang Buaya pada peristiwa G30S. Foto: Wikimedia Commons
Jakarta -

Mayor Jenderal (Mayjen) TNI (Anumerta) R. Suprapto adalah salah satu korban G30S atau Gerakan 30 September 1965. Raden Suprapto meninggal pada tanggal 1 Oktober 1965 di Lubang Buaya, Jakarta. Pahlawan revolusi Indonesia ini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Setelah gugur dalam peristiwa G30S, R. Suprapto meninggalkan istrinya, Julie Suparti, dan lima anak, yaitu Ratna Purwati, Sri Lestari, Pudjadi Setiadharma, Asung Pambudi, dan Arif Prihadi Ajidharma.

Pangkat terakhir R. Suprapto adalah Mayor Jenderal (Mayjen) TNI. Namun karena gugur dalam tugas, R. Suprapto diberi Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Letjen TNI (Anumerta).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Letjen R. Soeprapto, Pahlawan Revolusi

R. Suprapto lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920. Ia memulai pendidikan militer di Akademi Militer Kerajaan di Bandung, Jawa Barat. Namun, pendidikannya sempat terputus karena pendaratan tentara Jepang di Indonesia, seperti dikutip dari Ensiklopedi Pahlawan Nasional oleh Julinar Said dan Trisna Wulandari.

Suprapto pun mengikuti latihan-latihan yang disediakan untuk pemuda pada masa penjajahan Jepang. Salah satunya yaitu kursus di Pusat Latihan Pemuda. Ia lalu bekerja di Kantor Pendidikan Masyarakat

ADVERTISEMENT

Di awal kemerdekaan Indonesia, Suprapto aktif dalam upaya merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap.

Ia pun masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto. R. Suprapto juga terjun di Pertempuran Ambarawa di selatan Semarang, Jawa Tengah, 1945 untuk melawan Sekutu sebagai ajudan Panglima Besar Sudirman.

Dinas kemiliteran R. Suprapto mengantarkannya antara lain menjadi Kepala Staf Tentara dan Teritorium IV di Semarang, Staf Angkatan Darat di Jakarta, Deputi Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatra di Medan, hingga Deputi II Menteri Panglima Angkatan Darat di Jakarta.

Akhir Hayat R. Soeprapto

R. Suprapto disebut sebagai salah satu penentang rencana Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam membentuk Angkatan Kelima. Angkatan Kelima adalah unsur pertahanan keamanan Republik Indonesia yang diusulkan PKI, diambil dari kalangan buruh dan petani yang dipersenjatai.

Suprapto diculik pada 1 Oktober 1945 dini hari dan dibunuh. Jenazah R. Suprapto ditemukan di daerah Lubang Buaya dan dimakamkan beberapa hari kemudian.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 050/BTK/TH/1965 pada tanggal 10 November 1965, Letjen TNI (Anumerta) R. Suprapto dianugrahi tanda kehormatan Bintang Republik Indonesia Adipradana.




(twu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads