Ini Sahabat Rasulullah yang Pernah Bertemu Dajjal, Bagaimana Kisahnya?

ADVERTISEMENT

Ini Sahabat Rasulullah yang Pernah Bertemu Dajjal, Bagaimana Kisahnya?

Rahma Harbani - detikEdu
Jumat, 16 Sep 2022 05:00 WIB
Arabs, Middle East, Culture - Three Arab men walking behind each other on the sand dunes
Ilustrasi. Ini nama sahabat nabi yang pernah bertemu dengan Dajjal. (Getty Images/GCShutter)
Jakarta -

Nama sahabat nabi yang bertemu dengan Dajjal adalah Tamim Ad Daariy. Kisah pertemuannya tersebut diabadikan dalam riwayat hadist Muslim Nomor 2942 Bab Quissotul Jasasah.

Mengutip Dr. KH. Rachmat Morado Sugiarto dalam Fikih Akhir Zaman, pada zaman nabi sendiri ada dua orang yang diidentifikasi sebagai Dajjal. Pertama, seorang anak kecil laki-laki dari keturunan Yahudi dengan sifat-sifat Dajjal dan yang kedua adalah sosok yang ditemui dalam kisah Tamim Ad Daariy tersebut.

Kala itu, Tamim tengah melakukan perjalanan pada suatu pulau. Di tengah perjalanan, Tamim melihat hewan aneh yang menyebut dirinya sebagai mata-mata dari Al Jassasah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah pertemuan Tamim dengan Dajjal tersebut diceritakan kembali oleh Rasulullah SAW kepada sahabat-sahabatnya saat melaksanakan sholat berjamaah. Rasulullah SAW pun duduk di atas mimbar dan bertanya, "Tahukah kalian, mengapa kalian aku kumpulkan?"

"Allah dan rasulNya yang lebih mengetahui," jawab para sahabat yang dikutip dari Kitab Fitnah: Seri Mukhtashar Shahih Muslim oleh Imam Abu Husain Muslim bin Hajjaj al Qusyairi An-Naisabur.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda, "Demi Allah, sebenarnya aku mengumpulkan kalian bukan lantaran untuk memberi kabar gembira atau kabar sedih.

Aku mengumpulkan kalian karena Tamim Ad Daariy, seorang laki-laki yang semula beragama Kristen, datang untuk berbai'at dan masuk Islam. la telah menyampaikan sesuatu yang sesuai dengan apa yang telah saya sampaikan kepada kalian tentang Dajjal."

Menurut cerita Rasulullah, Tamim saat itu menaiki perahu bersama 30 orang laki-laki dari suku Lakhm dan Judzam. Selama sebulan perjalanan, gelombang laut menghantam perahu mereka.

Mereka pun menepi ke sebuah pulau di arah barat. Mereka duduk pada perahu bagian atas dan akhirnya berhasil memasuki pulau tersebut.

Setelahnya, mereka bertemu makhluk yang berbulu lebat hingga tidak dapat dibedakan antara bagian depan dan belakang. Mereka pun bertanya, "Siapakah kamu ini hai makhluk berbulu?"

Makhluk berbulu itu menjawab, "Aku adalah Al Jassasah."

Mereka bertanya lagi, "Apakah Jassasah itu?"

Makhluk itu berkata, "Hai sekalian manusia, pergilah kalian kepada seorang laki-laki di suatu biara, karena ia sangat mengharapkan berita dari kalian."

Setelah mendengar itu, rombongan mereka langsung pergi meninggalkan tempat tersebut karena mengira makhluk aneh itu adalah setan. Hingga akhirnya mereka masuk ke dalam pulau tersebut.

Tiba-tiba, mereka bertemu dengan seseorang yang sangat besar di suatu biara. Diakui oleh Tamim sendiri, ia belum pernah melihat orang yang sebesar dan sekekar itu. Makhluk inilah yang mengaku dirinya Dajjal.

Kedua tangan orang tersebut terbelenggu pada lehernya dan kedua kakinya dirantai dengan besi antara kedua lutut hingga kedua mata kakinya. Rombongan Tamim pun bertanya, "Siapakah kamu ini?"

Makhluk itu menjawab, "Bukankah kalian telah memperoleh sedikit informasi tentang diriku, maka sekarang beritahukanlah kepadaku siapakah kalian sebenarnya?"

Tamim dan kawanannya menjawab, "Kami adalah orang-orang yang berasal dari Arab. Kami berlayar mengarungi laut dengan menggunakan perahu. Kemudian kami terbawa ke tengah laut pada saat gelombang laut mulai membesar."

Mereka pun menceritakan pertemuan dengan hewan aneh tersebut pada si makhluk raksasa.

Laki-laki di biara itu kemudian bertanya pada mereka, "Hai rombongan pengendara perahu, beritahukanlah kepadaku tentang kebun kurma Baisan?"

Dijawab oleh rombongan Tamim bertanya, "Tentang hal apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?"

Laki-laki itu menjawab, "Aku bertanya tentang pohon kurma kepada kalian, apakah ia telah berbuah?"

Kami menjawab, "Ya. Pohon kurma itu telah berbuah." Laki-laki itu justru berkata bahwa pohon kurma tersebut sebentar lagi tidak akan berbuah. Ia lalu bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku tentang telaga Thabariyyah?"

Rombongan Tamim balik bertanya, "Apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?"

Laki-laki itu berkata, "Apakah telaga tersebut ada airnya?"

Dijelaskan pada laki-laki biara tersebut bahwa air telaga ada sangat banyak. Namun, sang laki-laki kembali berkata bahwa air telaga itu akan habis.

Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku tentang seorang nabi utusan Allah yang ummi, apa yang telah ia lakukan?"

Rombongan Tamim menjawab, "Nabi tersebut telah keluar dari kota Makkah dan menetap di kota Yatsrib (Madinah)."

Laki-laki itu bertanya lagi, "Apakah nabi itu dimusuhi oleh orang Arab?" Dan kemudian dijawab dengan, "Ya, ia selalu dimusuhi orang Arab."

Laki-laki itu terus bertanya, "Bagaimana upaya nabi tersebut dalam menghadapi mereka?"

Kemudian dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW yang dimaksud tersebut telah berhasil dalam menyebarkan dakwahnya. Hingga lelaki biara itu menjawabnya dengan panjang lebar sembari menjelaskan siapa dirinya. Hal ini pun menjelaskan mengapa ia mengetahui tentang masa yang akan datang.

"Sungguh lebih baik apabila orang Arab itu mematuhinya. Sekarang, baiklah aku akan memberitahukan kepada kalian tentang diriku! Sesungguhnya aku ini adalah al Masih Dajjal dan sebentar lagi aku telah diizinkan untuk keluar. Setelah itu, aku akan menjelajahi dunia hingga tidak ada satu kampung pun yang tidak aku singgahi dalam jangka waktu empat puluh malam, kecuali kota Makkah dan Thaybah (Madinah).

Aku dihalangi untuk memasuki kedua kota tersebut. Setiap kali aku berupaya untuk memasuki salah satunya, maka seorang malaikat akan menghadangku yang siap sedia dengan pedang di tangannya. Sementara itu, di setiap penjuru kota Makkah dan Madinah ada beberapa malaikat yang menjaganya."

Demikianlah kisah sahabat yang pernah bertemu Dajjal. Kisah tersebut menjadi salah satu pentunjuk bagi muslim untuk mempelajari keberadaan makhluk yang menjadi tanda hari kiamat. Wallahu'alam.




(rah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads