Surah Al Kahfi Ayat 1-10, Bisa Dihafal agar Terlindung dari Fitnah Dajjal

ADVERTISEMENT

Surah Al Kahfi Ayat 1-10, Bisa Dihafal agar Terlindung dari Fitnah Dajjal

Kristina - detikEdu
Jumat, 01 Jul 2022 05:00 WIB
Umat Islam membaca Al Quran di kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (3/4/2022). Membaca Al Quran (tadarus)  dilakukan umat Islam untuk meningkatkan ibadah selama bulan suci Ramadhan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU
Ilustrasi menghafal surah Al Kahfi. Foto: Antara Foto
Jakarta -

Surah Al Kahfi adalah surah ke-18 dalam urutan mushaf Al-Qur'an yang terdiri dari 110 ayat. Menurut sebuah riwayat, menghafal sepuluh ayat pertama surah Al Kahfi dapat melindungi dari fitnah Dajjal.

Hal tersebut bersandar pada sebuah hadits shahih yang berasal dari Abu Darda RA. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal (fitnah)," (HR. Muslim).

Imam As-Suyuthi dalam Asbabun Nuzul menjelaskan, ada banyak hadits yang menceritakan tentang keutamaan surah Al Kahfi. Salah satunya adalah riwayat yang berasal dari Al-Bara'. Dia mengatakan, ada seorang laki-laki yang membaca surah Al Kahfi. Di rumah orang itu terdapat hewan tunggangan. Hewan tersebut kemudian berlari kencang dan tiba-tiba kabut menyelimuti orang itu.

ADVERTISEMENT

Laki-laki tersebut kemudian menceritakan kejadian itu kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda, "Bacalah, wahai Fulan. Sesungguhnya itu adalah ketenangan yang turun di sisi Al-Qur'an atau diturunkan karena Al-Qur'an."

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa orang yang membaca surah Al Kahfi akan mendapatkan cahaya kelak pada hari kiamat.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membaca surah Al Kahfi sebagaimana diturunkan, maka baginya cahaya di hari kiamat dari tempat berdirinya hingga Kota Mekkah," (HR An-Nasa'i, As-Silsilah Ash-Shahihah No. 2651).

Asbabun Nuzul Surah Al Kahfi

Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni dalam buku Kisah-kisah dalam Al Quran menjelaskan, asbabun nuzul atau sebab turunnya surah Al Kahfi berawal dari kisah penderitaan kaum muslimin di Mekkah.

Diceritakan, kala itu mereka mendapatkan berbagai macam cobaan, seperti siksa badan, kekurangan dari segi material, kelaparan, kehausan, disingkirkan masyarakat, dan diperangi dalam perdagangan dan pencarian nafkah.

Salah seorang pemuda di antara mereka kemudian berinisiatif untuk meninggalkan Mekkah dan melindungi agama Islam ke tempat lain yang lebih aman. Hal ini tak lain agar mereka bisa lebih leluasa untuk menyembah Tuhan.

Kaum muslimin di sana merasa kesusahan jika Allah SWT tidak mengizinkan hal tersebut. Mereka juga sangat cinta kepada Rasulullah SAW dan ingin beriman kepadanya. Mereka takut jika akan berpisah dengan Rasulullah SAW.

Maka, diturunkanlah surat Al Kahfi yang menjelaskan tentang kisah pemuda-pemuda yang beriman tersebut dan keinginannya untuk hijrah.

Surah Al Kahfi juga disebut Ashhbab Al Kahfi. Menurut Syaikh Adil Muhammad Khalil dalam bukunya yang berjudul Tadabur Al Quran, nama tersebut disematkan karena surah Al Kahfi berisikan tentang bermacam-macam fitnah dan cobaan. Di antaranya fitnah harta, kekuasaan, ilmu, dan agama.

Surah Al Kahfi Ayat 1-10 >>

Surah Al Kahfi Ayat 1-10

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ ١

al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā

1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.

قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيْدًا مِّنْ لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًاۙ ٢

qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā

2. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik.

مّٰكِثِيْنَ فِيْهِ اَبَدًاۙ ٣

mākiṡīna fīhi abadā

3. Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

وَّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًاۖ ٤

wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā

4. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: 'Allah mengambil seorang anak.

مَّا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ وَّلَا لِاٰبَاۤىِٕهِمْۗ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۗ اِنْ يَّقُوْلُوْنَ اِلَّا كَذِبًا ٥

mā lahum bihī min 'ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā

5. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا ٦

fa la'allaka bākhi'un nafsaka 'alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā

6. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).

اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ٧

innā ja'alnā mā 'alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu 'amalā

7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

وَاِنَّا لَجٰعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا صَعِيْدًا جُرُزًاۗ ٨

wa innā lajā'ilụna mā 'alaihā ṣa'īdan juruzā

8. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus."

اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا ٩

am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā 'ajabā

9. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?

اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا ١٠

iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā

10. (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).

Surah Al Kahfi juga dianjurkan untuk dibaca pada hari Jumat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah riwayat yang berasal dari Ibnu Umar berikut:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وغُفر لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Artinya: "Dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulul­lah SAW pernah bersabda: Barang siapa yang membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, maka timbullah cahaya baginya dari telapak kakinya hingga ke langit yang memberikan sinar baginya kelak di hari kiamat, dan diampunilah baginya semua dosa di antara dua hari Jumat," (HR An-Nasa'i dan Baihaqi).

Halaman 2 dari 2
(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads