Ada berbagai macam bahan kimia yang dapat ditemukan di laboratorium. Namun perlu diketahui bahwa beberapa bahan kimia memiliki sifat yang berbahaya. Walaupun begitu, bahan kimia dapat mendukung kegiatan di laboratorium.
Mengutip buku Biology for Junior High School karya Suyitno A. dan Sukirman, umumnya bahan kimia yang berbahaya akan dipisahkan dengan bahan kimia yang tidak berbahaya. Salah satu sifat bahan kimia berbahaya adalah korosif.
Bahan Kimia Bersifat Korosif
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahan kimia korosif adalah bahan yang dapat merangsang terjadinya karat pada bahan-bahan logam. Zat korosif akan merusak dan menghancurkan zat yang bersentuhan dengannya.
Bahan korosif juga merupakan bahan yang dapat mengakibatkan kerusakan dan cacat permanen pada jaringan terkena bahan tersebut.
Biasanya, zat yang bersifat korosif pada bahan kimia memiliki pH kurang dari 2 atau lebih dari 11,5, seperti disebutkan dalam buku bertajuk Pengelolaan Laboratorium IPA Sekolah oleh Ridwan Abdullah Sani.
Berikut beberapa contoh zat kimia yang bersifat korosif:
1. Asam klorida (HCl)
2. Asam sulfat (H2SO4)
3. Asam nitrat (H(NO3)2)
4. Formalin
5. Natrium Hidroksida (NaOH)
6. Asam Asetat (CH3(COOH)2)
7. Amonia
Dikarenakan adanya sifat korosif pada bahan kimia berbahaya, upayakan agar barang-barang di sekitar terhindar dari jangkauan zat korosif. Hendaknya melindungi tubuh dengan menggunakan perangkat pelindung, seperti sarung tangan, jas lab, dan kacamata.
Sifat Bahan Kimia Berbahaya Lainnya
a. Mudah Terbakar
Bahan kimia yang mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, serta dapat berwujud padat seperti debu yang mudah terbakar apabila bereaksi dengan udara.
Upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari bahan kimia mudah terbakar adalah dengan tidak memanaskannya secara langsung pada pada permukaan panas, yakni menggunakan penangas air atau penangan uap. Contoh bahan kimia mudah terbakar adalah karbon monoksida, hidrogen, gas metana, dan masih banyak lagi.
b. Oksidasi
Bahan kimia pengoksidasi dapat menimbulkan panas yang sangat tinggi jika berkontak langsung dengan bahan lainnya, terutama bahan yang mudah terbakar. Bahan kimia pengoksidasi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu bahan pengoksidasi organik dan anorganik.
Bahan pengoksidasi organik adalah bahan yang dapat menimbulkan ledakan luar biasa. Sedangkan bahan pengoksidasi anorganik adalah bahan yang dapat menimbulkan bahaya api atau kebakaran. Beberapa contoh bahan kimia pengoksidasi adalah chlorate, perchlorate, peroksida, dan lain-lain.
c. Mudah Meledak
Peroksida merupakan bahan kimia yang mudah meledak. Akan tetapi bahan ini biasanya tidak tersedia, kecuali dicampurkan dengan bahan netral dengan persentase kecil sehingga dianggap mudah terbakar. Agar dapat menghindari terjadinya ledakan, biasakan bereksperimen di tempat terbuka atau di dalam lemari uap.
d. Beracun
Bahan kimia beracun dibedakan menjadi 3 kelompok besar berdasarkan tempat masuknya ke dalam tubuh manusia, yakni mulut, absorpsi kulit, dan pernapasan.
Bahan beracun yang terhisap dapat mengakibatkan asfiksi (kesulitan bernapas) dan iritasi di jaringan saluran pernapasan dan paru-paru. Contoh bahan kimia beracun adalah amonia, hidrogen klorida, gas bromin, dan sebagainya
(nwy/nwy)