7 Zat Kimia yang Bersifat Korosif

ADVERTISEMENT

7 Zat Kimia yang Bersifat Korosif

Hanindita Basmatulhana - detikEdu
Kamis, 15 Sep 2022 16:45 WIB
Tes kimia kandungan formalin di makanan. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Tes bahan kimia yang bersifat korotif/Foto: agung pambudhy
Jakarta -

Ada berbagai macam bahan kimia yang dapat ditemukan di laboratorium. Namun perlu diketahui bahwa beberapa bahan kimia memiliki sifat yang berbahaya. Walaupun begitu, bahan kimia dapat mendukung kegiatan di laboratorium.

Mengutip buku Biology for Junior High School karya Suyitno A. dan Sukirman, umumnya bahan kimia yang berbahaya akan dipisahkan dengan bahan kimia yang tidak berbahaya. Salah satu sifat bahan kimia berbahaya adalah korosif.

Bahan Kimia Bersifat Korosif

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahan kimia korosif adalah bahan yang dapat merangsang terjadinya karat pada bahan-bahan logam. Zat korosif akan merusak dan menghancurkan zat yang bersentuhan dengannya.

Bahan korosif juga merupakan bahan yang dapat mengakibatkan kerusakan dan cacat permanen pada jaringan terkena bahan tersebut.

ADVERTISEMENT

Biasanya, zat yang bersifat korosif pada bahan kimia memiliki pH kurang dari 2 atau lebih dari 11,5, seperti disebutkan dalam buku bertajuk Pengelolaan Laboratorium IPA Sekolah oleh Ridwan Abdullah Sani.

Berikut beberapa contoh zat kimia yang bersifat korosif:

1. Asam klorida (HCl)

2. Asam sulfat (H2SO4)

3. Asam nitrat (H(NO3)2)

4. Formalin

5. Natrium Hidroksida (NaOH)

6. Asam Asetat (CH3(COOH)2)

7. Amonia


Dikarenakan adanya sifat korosif pada bahan kimia berbahaya, upayakan agar barang-barang di sekitar terhindar dari jangkauan zat korosif. Hendaknya melindungi tubuh dengan menggunakan perangkat pelindung, seperti sarung tangan, jas lab, dan kacamata.

Sifat Bahan Kimia Berbahaya Lainnya

a. Mudah Terbakar

Bahan kimia yang mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, serta dapat berwujud padat seperti debu yang mudah terbakar apabila bereaksi dengan udara.

Upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari bahan kimia mudah terbakar adalah dengan tidak memanaskannya secara langsung pada pada permukaan panas, yakni menggunakan penangas air atau penangan uap. Contoh bahan kimia mudah terbakar adalah karbon monoksida, hidrogen, gas metana, dan masih banyak lagi.

b. Oksidasi

Bahan kimia pengoksidasi dapat menimbulkan panas yang sangat tinggi jika berkontak langsung dengan bahan lainnya, terutama bahan yang mudah terbakar. Bahan kimia pengoksidasi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu bahan pengoksidasi organik dan anorganik.

Bahan pengoksidasi organik adalah bahan yang dapat menimbulkan ledakan luar biasa. Sedangkan bahan pengoksidasi anorganik adalah bahan yang dapat menimbulkan bahaya api atau kebakaran. Beberapa contoh bahan kimia pengoksidasi adalah chlorate, perchlorate, peroksida, dan lain-lain.

c. Mudah Meledak

Peroksida merupakan bahan kimia yang mudah meledak. Akan tetapi bahan ini biasanya tidak tersedia, kecuali dicampurkan dengan bahan netral dengan persentase kecil sehingga dianggap mudah terbakar. Agar dapat menghindari terjadinya ledakan, biasakan bereksperimen di tempat terbuka atau di dalam lemari uap.

d. Beracun

Bahan kimia beracun dibedakan menjadi 3 kelompok besar berdasarkan tempat masuknya ke dalam tubuh manusia, yakni mulut, absorpsi kulit, dan pernapasan.

Bahan beracun yang terhisap dapat mengakibatkan asfiksi (kesulitan bernapas) dan iritasi di jaringan saluran pernapasan dan paru-paru. Contoh bahan kimia beracun adalah amonia, hidrogen klorida, gas bromin, dan sebagainya




(nwy/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads