Di Mana Bangsa Portugis Pertama Kali Mendarat di Indonesia? Ini Lokasinya

ADVERTISEMENT

Di Mana Bangsa Portugis Pertama Kali Mendarat di Indonesia? Ini Lokasinya

Anisa Rizki - detikEdu
Kamis, 08 Sep 2022 10:30 WIB
Malacca - Scanned 1890 Engraving
Ilustrasi tempat mendaratnya bangsa Portugis untuk pertama kali di Indonesia. Foto: Getty Images/benoitb
Jakarta -

Portugis adalah bangsa Eropa yang pertama kali menguasai jalur pelayaran serta pelabuhan di Indonesia. Setelah jatuhnya Malaka pada tahun 1511, Portugis memperluas daerah kekuasaannya di Indonesia.

Lantas, dimana bangsa Portugis pertama kali mendarat di Indonesia?

Dikutip dari buku IPS Terpadu karya Nana Supriatna, Mamat Ruhimat dan Kosim, pertemuan bangsa Indonesia dengan Portugis terjadi sejak Vasco da Gama tiba di India pada 1497 dan Diego Lopez Sequeira di Malaka pada 1509.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, pasukan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama dan Diego Lopes Sequeira serta Alfonso de Albuquerque (1459-1511), berhasil merebut kota pelabuhan di Goa, India pada 1510.

Kemudian, dengan jatuhnya pelabuhan-pelabuhan India ke tangan Portugis, maka bangsa Indonesia merasa terganggu dan mulai menunjukkan sikap tidak suka dengan tindakan bangsa Portugis.

ADVERTISEMENT

Kekhawatiran Indonesia terbukti, pasukan Alfonso de Albuquerque menyerang Malaka pada April 1511. Jatuhnya Malaka menyebabkan pedagang Indonesia merasa terancam oleh monopoli perdagangan yang diterapkan oleh bangsa Portugis.

Dalam buku Suma Oriental yang ditulis oleh pegawai Portugis, Tome Pires, disebutkan bahwa tidak ada pusat perdagangan yang lebih besar dari Malaka. Malaka juga menjadi tempat komoditas utama dari seluruh dunia timur dan barat.

Tome Pires mengatakan bahwa tidak ada tempat lain yang memperdagangkan komoditas dengan halus dan mahal.

Jadi, bangsa Portugis pertama kali mendarat di Indonesia di daerah Malaka.

Kedatangan Bangsa Portugis di Malaka

Saat bangsa Portugis menyerang Malaka pada April tahun 1511, Malaka kala itu belum memiliki kekuatan militer yang mumpuni untuk menggempur pasukan Portugis. Terlebih, jumlah pasukan Portugis sebanyak 1.200 orang yang diangkut oleh 18 kapal dengan dilengkapi meriam besar.

Meski begitu, pasukan Malaka tetap melakukan perlawanan selama bulan Juli dan Agustus hingga akhirnya memutuskan untuk menyerah di akhir Agustus.

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis membuat masyarakat Indonesia merasa terancam dengan monopoli perdagangan yang diterapkan oleh bangs Portugis. Hingga akhirnya, para pedagang Indonesia mengalihkan perdagangannya ke pelabuhan lain di kawasan Selatan Malaka.

Perkembangan Politik di Malaka Usai Kedatangan Portugis

Pada abad ke-16, perkembangan politik Selat Malaka dipengaruhi oleh kehadiran Portugis. Pada saat itu, Portugis tidak bertujuan memegang kekuasaan dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitar Malaka.

Akibatnya, timbul kutub kekuasan, yaitu kekuasaan di bawah Aceh dan kekuasaan di bawah pemerintahan Johor.

Mengutip dari buku Sejarah SMA/MA karya Ignas Kingkin Teja, ketika Portugis menduduki Malaka, kedudukan ekonomi menjadi penghalang bagi ekspansi kerajaan Aceh maupun Johor.

Meski demikian, Aceh mendapat manfaat dari pendudukan Portugis atas Malaka. Hal itu dikarenakan para pedagang muslim yang menghindari Malaka mulai berdagang di Aceh dan Banten.

Lain halnya dengan kedudukan Johor yang kian melemah, namun tetap memiliki wibawa besar atas daerah-daerah Melayu.

Bangsa Portugis Memperluas Kekuasaan ke Maluku

Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, sasaran selanjutnya adalah Maluku. Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah sekaligus daerah penghasilnya, maka Portugis datang ke Maluku.

Kala itu, tidak ada kesamaan pandangan di antara kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Sebaliknya, mereka justru malah bekerja sama dengan Portugis demi kepentingan masing-masing.

Beberapa kerajaan yang bekerja sama dengan Portugis adalah Hitu dan Ternate. Sekitar tahun 1512, kerajaan Hitu bekerja sama dengan Portugis demi memperoleh teknik berperang.

Sementara itu, tujuan kerja sama kerajaan Ternate dengan bangsa Portugis untuk bersaing dengan Tidore.

Portugis Diusir dari Ternate

Mengutip dari buku Sejarah yang disusun oleh Nana Supriatna, kerja sama antara Portugis dengan kerajaan Indonesia berubah menjadi tegang ketika bangsa Portugis melakukan kristenisasi terhadap kerajaan yang beragama Islam.

Tak sampai di situ, Portugis juga tidak menghormati adat istiadat setempat. Akibatnya, masyarakat Ternate mengusir bangsa Portugis pada tahun 1575.

Pengusiran bangsa Portugis terjadi usai peperangan selama 5 tahun. Penguasa ke-7 Kesultanan Ternate Maluku, Sultan Baabullah dan putranya Sultan Said sangat gigih dalam mempertahankan Ternate sebagai kerajaan Islam.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads