Mata Uang Kerajaan Samudera Pasai, Terbuat dari Emas Murni 70 Persen

ADVERTISEMENT

Mata Uang Kerajaan Samudera Pasai, Terbuat dari Emas Murni 70 Persen

Kristina - detikEdu
Senin, 05 Sep 2022 16:03 WIB
Terkubur selama 1.100 tahun, ratusan koin emas langka dan misterius dari era Kekhalifahan Abbasiyah ditemukan
Ilustrasi mata uang Kerajaan Samudera Pasai. Foto: BBC Magazine
Jakarta -

Kerajaan Islam di Nusantara, Samudera Pasai, menggunakan mata uang yang terbuat dari emas murni. Mata uang pertamanya dicetak oleh Sultan Muhammad yang berkuasa sekitar 1297-1326.

Menurut informasi dari situs pemerintah Aceh, Kerajaan Samudera Pasai sudah mengenal alat tukar untuk kepentingan perdagangan. Mata uang Kerajaan Samudera Pasai adalah dirham atau dulunya disebut deureuham.

Dalam buku Praktik Ekonomi dan Keuangan Syariah oleh Kerajaan Islam di Indonesia karya Ferry Syarifuddin dan Ali Sakti, dirham tersebut terbuat dari 70 persen emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, dan mutu 17 karat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mata uang pertamanya dicetak pada masa Sultan Muhammad dengan standar berat 0.60 gram (berat standar kupang). Namun, ada juga koin-koin dirham Pasai yang berukuran sangat kecil, beratnya hanya 0.30 gram atau 1/2 kupang atau 3 saga.

"Uang meas Pasai mempunyai diameter 10-11 mm, sedangkan yang setengah emas memiliki diameter 6 mm dengan hampir semua permukaan koin ditulis nama Sultan dengan gelar "Malik az-Zahir" atau "Malik at-Tahir"," jelas buku tersebut.

ADVERTISEMENT

Uka Tjandrasasmita mengatakan dalam buku Arkeologi Islam Nusantara, menurut penelitian H.K.J Cowan, mata uang emas kerajaan Samudera Pasai memuat nama-nama sultan, seperti Sultan Alaudin, Sultan Mansur Malik al-Zahir, Sultan Abu Zaid, dan Sultan Abdullah.

Selain dirham, sebagaimana disebutkan dalam kronik Hikayat Raja Pasai, Kerajaan Samudera Pasai juga pernah menggunakan mata uang real.

Selain itu, terdapat juga uang yang terbuat dari timah. Penelitian mengenai mata uang Kerajaan Samudera Pasai yang menampilkan sejumlah nama-nama sultan pembuatnya ini juga pernah dilakukan Ibrahim Alfian. Penelitian ini diterbitkan pada 1979 dengan judul Mata Uang Emas Kerajaan-Kerajaan Aceh.

Menurut situs Bank Indonesia, pada abad ke-15, banyak beredar berbagai mata uang yang dikeluarkan oleh kerajaan-kerajaan Islam. Seperti mata uang dari Samudera Pasai, Aceh, Jambi, Palemang, Banten, dan Sumenep.

Mata uang yang dikeluarkan pada masa perkembangan Islam di Nusantara umumnya bertuliskan Arab.




(kri/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads