Bicara tentang inflasi sekilas yang terpikir adalah soal kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Indonesia sendiri sempat mengalami inflasi yang cukup parah pada tahun 1965 yakni mencapai 592%.
Selain inflasi, ada juga yang namanya deflasi. Serupa tapi tak sama, makna deflasi justru bertolak belakang dengan inflasi. Deflasi adalah kondisi saat harga jatuh dan nilai uang bertambah secara terus menerus.
Pengertian Inflasi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Harga BBM Naik, Apa Dampaknya? |
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga-harga barang.
Sedangkan dalam buku Ekonomi Moneter Indonesia karya Aji Supriyanto, pengertian inflasi mengacu pada peningkatan harga-harga secara umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus-menerus.
Pengertian lainnya dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengartikan bahwa inflasi adalah keadaan perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam waktu panjang karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.
Sementara itu, pada situs resmi Bank Indonesia (BI), inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Jenis-jenis Inflasi
Melansir dari buku Inflasi yang disusun oleh Suseno dan Siti Astiyah terdapat beberapa jenis dari inflasi yang dilihat pada beberapa aspek, di antaranya adalah:
A. Inflasi Berdasarkan Tingkatannya:
Inflasi ringan: Di bawah 10% setahun
Inflasi sedang: Antara 10%-30% setahun
Inflasi berat: Antara 30%-100% setahun
Hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali: Di atas 100% setahun
B. Inflasi Berdasarkan Tempat Asalnya:
Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation): Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul, karena terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal
Inflasi dari luar negeri (imported inflation): Inflasi yang lahir sebagai akibat dari kenaikan harga barang impor. Hal ini terjadi karena tingginya biaya produksi barang di luar negeri atau adanya kenaikan tarif impor barang
C. Inflasi Berdasarkan Sebabnya:
Demand inflation: Inflasi yang terjadi karena tingginya permintaan masyarakat terhadap berbagai barang dan jasa
Cost inflation: Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi
Dampak Inflasi
Sebelum berbicara tentang dampak, mesti ada penyebabnya. Penyebab inflasi yang paling umum yaitu tingginya permintaan, meningkatnya biaya produksi, dan jumlah uang yang beredar.
Adapun terkait dampak inflasi biasanya dirasakan oleh masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah. Hal tersebut dikarenakan, ketika terjadi kenaikan harga barang makan daya beli mereka akan turun.
Dari penurunan daya beli itu menurut Bank Indonesia akan memberi efek berkelanjutan sehingga bisa menyebabkan pendapatan dan standar hidup menurun. Dalam jangka panjang hal ini bisa menyebabkan masyarakat yang miskin akan bertambah miskin.
Dampak yang ditimbulkan oleh inflasi adalah pendapatan yang tidak seimbang. Artinya dalam hal ini ada pihak-pihak yang dirugikan dengan adanya inflasi tetapi ada juga pihak-pihak yang justru diuntungkan dengan adanya inflasi tersebut.
Selain negatif, inflasi juga memiliki dampak positif yaitu memberikan eskalasi perekonomian yang lebih baik. Dalam hal ini, inflasi yang dialami oleh suatu negara haruslah tergolong ringan.
Nah, itulah informasi mengenai inflasi. Semoga pembahasan di atas dapat menambah wawasan detikers ya!
(erd/erd)