Seluruh umat manusia akan mengalami peristiwa Yaumul Ba'ats atau bangkit dari alam kubur untuk dihisab. Dibangkitkannya nyawa manusia dari alam kubur ditandai dengan ditiupnya sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israfil atas perintah Allah SWT.
Ibnu Katsir menjelaskan dalam Kitab An-Nihâyah fî al-Fitan wa al-Malâhim, tiupan sangkakala yang kedua ini terjadi sebelum api mulai menggiring manusia ke Padang Mahsyar. Setelah sangkakala ditiup, Allah SWT memanggil seluruh ruh makhluk yang bernyawa.
Peristiwa ini turut disebutkan dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ ٥١ قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ ٥٢
Artinya: "Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya. Mereka berkata, "Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" (Lalu, dikatakan kepada mereka,) "Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya)." (QS Yasin: 51-52)
Wahbah az-Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir al-Munir, ketika sangkakala ditiup untuk yang kedua kalinya, yaitu peniupan sangkakala sebagai pertanda datangnya waktu an-Nusyuur (pembangkitan dan pengumpulan makhluk), ikatan nasab dan jalinan kekerabatan tidak lagi ada gunanya.
Ia menjelaskan lebih lanjut, pada waktu tersebut, manusia diliputi kebingungan, kaget, dan panik yang luar biasa. Setiap orang sibuk dengan dirinya sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT,
"Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya." (QS Abasa: 34-37)
Serta,
"Dan tidak ada seorang teman karib pun menanyakan temannya. Sedang mereka saling melihat pada hari itu, orang yang berdosa ingin sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dan azab dengan anak-anaknya." (QS Al Ma'arij: 10-11)
Wahbah az-Zuhaili menjelaskan lebih lanjut, peristiwa tersebut terjadi setelah peniupan sangkakala yang kedua. Adapun, setelah menetap di surga atau neraka, penduduk surga akan saling menyapa dan bertanya satu sama lain.
Disebutkan dalam sebuah hadits, pertalian nasab akan terputus pada hari kiamat kecuali nasab Rasulullah SAW. Beliau bersabda,
"Fathimah adalah bagian dari diriku, apa yang membuatnya marah dan benci, maka itu juga membuatku marah dan benci, dan apa yang membuatnya gembira, maka itu juga membuat aku gembira. Dan sesungguhnya pertalian nasab terputus pada hari kiamat kecuali nasabku, ikatan kekerabatanku dan ikatan mushaaharahku." (HR Ahmad dari al-Miswar bin Makhramah RA)
Manusia Akan Dihisab Setelah Bangkit dari Kubur
Setelah manusia bangkit dari alam kubur, Allah SWT akan menghisab seluruh amal perbuatan manusia selama hidup di dunia. Dia berfirman,
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ١٠٢ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ ١٠٣ تَلْفَحُ وُجُوْهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيْهَا كٰلِحُوْنَ ١٠٤
Artinya: "Siapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang-orang beruntung. Siapa yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri. Mereka kekal di dalam (neraka) Jahanam. Wajah mereka dibakar api neraka dan mereka di neraka dalam keadaan sangat menyeramkan." (QS Al Mu'minun: 102-104)
Dalam Tafsir al-Munir disebutkan, ayat tersebut menjelaskan, Allah SWT memaparkan keadaan orang yang bahagia dan beruntung serta orang-orang yang celaka dan sengsara.
"Maka barangsiapa yang timbangan amal-amal kebajikannya lebih unggul dan lebih berat dari amal-amal buruknya meskipun hanya terpaut dengan satu amal baik, mereka itulah orang yang beruntung mendapatkan apa yang diinginkan dan dicari. Mereka selamat dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga," tulis tafsir tersebut.
"Dan barangsiapa yang amal-amal jeleknya lebih unggul dan lebih berat dari amal-amal baiknya, mereka itulah orang-orang yang rugi, gagal, dan celaka," lanjutnya.
Itulah tanda dan gambaran saat manusia bangkit dari alam kubur setelah Malaikat Israfil meniup sangkakala untuk yang kedua kalinya.
(kri/nwy)