Teks proklamasi menjadi tonggak kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal proklamasi sendiri adalah Peristiwa Rengasdengklok.
Rengklasdengklok adalah peristiwa diculiknya Soekarno dan Moh. Hatta ke Renglasdengklok. Penculikan ini diprakarsai oleh Golongan Muda yang ingin cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan. Mereka melihat, kekalahan Jepang atas Sekutu di Hiroshima adalah kesempatan bagi Indonesia untuk memerdekakan diri.
Bung Karno dan Hatta akhirnya menyetujui usulan tersebut. Mereka segera kembali ke Jakarta dan merumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Apakah kamu tahu detikers, kalau penulis dan pengetik teks proklamasi adalah orang yang berbeda? simak berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penulis Teks Proklamasi
Penulis teks proklamasi dan pengetik teks tersebut adalah orang-orang yang berbeda. Menurut laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek, penyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo.
Soekarno berperan menuliskan konsep di atas secarik kertas. Sedangkan Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo berperan menyumbangkan gagasan secara lisan.
Rumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terdiri atas dua bagian pokok. Bunyi teks proklamasi bagian pertama yaitu: "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia."
Kemudian bagian kedua naskah teks proklamasi yaitu: "Hal-2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnja."
Bagian pertama naskah teks proklamasi adalah saran Ahmad Soebarjo yang diambil dari rumusan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sedangkan bagian kedua naskah teks proklamasi adalah buah pikiran Moh. Hatta.
Teks Proklamasi ditutup dengan tanda tangan Soekarno dan Moh. Hatta atas nama wakil-wakil bangsa Indonesia. Usulan ini diberikan oleh Sukarni, sebab meminta tanda tangan seluruh rakyat Indonesia akan memakan waktu terlalu lama.
Pengetik Teks Proklamasi
Setelah disetujui bersama, naskah proklamasi diberikan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Dilansir dari laman resmi Kemendikbud, Sayuti Melik menggunakan mesin ketik buatan Jerman pinjaman dari Kolonel Kandeler komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine).
Sebagai tokoh Golongan Muda, Sayuti Melik juga memberikan beberapa perubahan dalam proses pengetikan, yaitu:
1. Kata 'tempoh' diubah menjadi 'tempo'
2. Kata 'wakil-wakil bangsa Indonesia' diubah menjadi 'Atas nama bangsa Indonesia'
3. Rumusan 'Djakarta 17-8-05' menjadi 'Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen '05."
4. Naskah yang telah diketik oleh Sayuti Melik kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta.
Hasil ketikan teks proklamasi oleh Sayuti Melik kemudian dikenal sebagai teks proklamasi yang otentik.
Isi Teks Proklamasi
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja."
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen '05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta
Tahun 05 dalam Teks Proklamasi adalah kependekan dari angka tahun 2605. Sebab penanggalan yang dipergunakan ketika Indonesia diduduki Jepang menggunakan kalender Jepang yang saat itu yakni tahun 2605.
Nah, itulah orang-orang yang berjasa dalam penulisan dan pengetikan teks proklamasi. Berkat mereka, Indonesia bisa merayakan hari kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya.
(nir/nwy)