Frans Kaisiepo adalah orang yang memprakarsai pemberontakan rakyat Biak terhadap penjajah Belanda. Sikap ini salah satunya ditunjukkan saat Frans Kaisiepo menolak untuk mewakili Belanda dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).
Mengutip dari buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI oleh Dr. Abdurakhman dan Arif Pradono, saat itu diminta mewakili itu, dia ditunjuk sebagai ketua delegasi Nederlands Nieuw Guinea.
Perjuangan Frans Kaisiepo
Pada 1945, Frans Kaisiepo melaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama tokoh-tokoh Papua lain, yakni Marthen Indey dan Silas Papare. Ditegaskan dalam artikel berjudul "Frans Kaisiepo, Simbol Perjuangan Rakyat Papua dalam Persatuan Bangsa Indonesia" yang dimuat di laman DJPb Kemenkeu, dia adalah orang pertama yang mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan RI di Papua.
Kembali merujuk pada buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI dalam aktivitas perjuangan lain, Frans Kaisiepo adalah wakil Papua dalam Konferensi Malino yang berlangsung tahun 1946. Isi konferensi ini adalah pembicaraan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat.
Pemberontakan rakyat Biak terhadap pemerintah Belanda digagasnya pada 1948. Frans Kaisiepo juga pernah mendirikan Partai Politik Irian yang menuntut Nederlands Nieuw Guinea agar disatukan kembali dengan Republik Indonesia.
Saat berlangsungnya Trikora, dia membantu melindungi para pejuang Indonesia yang menyusup ke Irian. Pada 1964-1973, dia menjabat sebagai Gubernur Irian Barat.
Semasa masih di kursi jabatan, Frans berusaha memenangkan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) supaya Irian Barat kembali menjadi bagian Republik Indonesia. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, Pemerintah menetapkan Frans Kaisiepo sebagai pahlawan nasional pada 14 September 1993.
(nah/pal)