Sederet Tokoh Islam Deklarasikan Inisiatif Ekonomi Masjid (I-EMAS), Ini Tujuannya

ADVERTISEMENT

Sederet Tokoh Islam Deklarasikan Inisiatif Ekonomi Masjid (I-EMAS), Ini Tujuannya

Devi Setya - detikEdu
Senin, 01 Agu 2022 12:00 WIB
Tokoh Islam Deklarasikan Inisiatif Ekonomi Masjid (I-EMAS)
Tokoh Islam Deklarasikan Inisiatif Ekonomi Masjid di Jakarta Foto: Munas I-EMAS
Jakarta -

Sejumlah tokoh Islam berkumpul di Musyawarah Nasional (Munas) yang dilaksanakan Minggu (31/07) di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Pertemuan ini sekaligus menjadi deklarasi lahirnya Inisiatif Ekonomi Masjid (I-EMAS).

Deklarasi Inisiatif EMAS berangkat dari dorongan organisasi dan komunitas yang peduli pemberdayaan umat dan melihat masjid maupun rumah ibadah berperan strategis untuk pembangunan ekonomi. Berbagai kegiatan positif digelar dalam deklarasi I-EMAS ini. Salah satunya acara talkshow.



Talkshow yang mengangkat tema besar "Ekonomi Masjid untuk Indonesia Maju" menghadirkan para pembicara dari berbagai kalangan seperti para tokoh Islam, pemerhati ekonomi syariah, dan juga para penggerak inisiatif masjid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadir para tokoh dalam talkshow ini, antara lain Prof. Nasaruddin Umar, Dr. TGB Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A., Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, S.H., M.H., drg. M. Arief Rosyid Hasan M.KM., Bob Tyasika Ananta, Assoc. Prof. Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc, CFP, IFP, dr. M. Atras Mafazi, M.M., H. Daud Poliraja, Tito Maulana, M. Rifki Farabi, Sutan Emir. Turut hadir pula influencers muda, yakni Taqy Malik dan Syakir Daulay.

Masjid menjadi ruang publik pertemuan antar generasi


M. Zainul Majdi atau yang lebih dikenal dengan Tuan Guru Bajang pada sambutan pembukaan menyatakan, bahwa masyarakat kita membutuhkan ruang publik, yang bukan hanya berbentuk taman. Sudah saatnya memperluas ruang publik termasuk masjid-masjid, dengan konteks, di masjid terjadi pertemuan generasi tua-muda, dan pertemuan potensi.

"Indonesia merupakan negara dengan umat Islam terbesar, masjid dan musholla terbanyak, hingga 800 ribu tempat, kelas menengah Indonesia juga pertumbuhanya tertinggi. Dari semua hal ini, pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita menjahit semua karunia Allah SWT ini. Anak-anak muda memutuskan menjahit semua itu, berawal dari masjid. Dari masjid, ada hal-hal yang menjadi kontribusi konkret untuk Indonesia. Ternyata memang benar. Dari pertemuan-pertemuan sebelum Munas ini, banyak pemikiran-pemikiran hebat dan inisiatif dari masjid-masjid di Indonesia," ungkap mantan Gubernur NTB ini dalam rilis yang diterima detikEdu (1/8).

ADVERTISEMENT

Masjid memiliki potensi memajukan bangsa (H3)

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Hukum Tata Negara yang juga Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, menyatakan peradaban yang berkembang saat ini dipengaruhi juga oleh dakwah ekonomi.

"Kalau kita telusuri dari sejarah, tidak ada peradaban yang berkembang jika tidak ditopang dakwah ekonomi. Kita bisa saja membuat Dewan Ekonomi Masjid atau Inisiatif Ekonomi Masjid ini. Saudara-saudara yang muda, ambillah estafet tanggung jawab. Semoga Islam di Indonesia optimis, sebagaimana optimisnya Islam di dunia. Masjid adalah kuncinya," ujar Jimly Asshiddiqie.

Masjid sebagai titik pertemuan umat, juga memiliki potensi memajukan bangsa dan mempersatukan. Hal ini disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Nasaruddin Umar.

"Seperlima umat Islam ada di Asia Tenggara. Kita akan membuktikan, kiblat peradaban Islam pindah dari Timur Tengah pindah ke Asia Tenggara ini. Kita semua di dalam masjid tidak ada warga negara, semuanya sama. Kita semua warganya sama. Jangan ada pengkotak-kotakan. Di dalam masjid, kita jangan mengulangi apa yang membuat kita terpecah. Mari kita wujudkan persatuan Indonesia yang sejati. Selain itu, mindset kita sebagai umat harus berubah dari Umat Membangun Masjid menjadi Masjid Memberdayakan Umat," jelas Nasaruddin Umar.

Tujuan I-EMAS (H3)

Dengan adanya Munas I-EMAS ini diharapkan bisa menjadi sarana bertemunya gagasan dan FGD yang menghasilkan action plan yang konkrit. Harapan lainnya yakni agar dapat menjadi lokomotif pergerakan serta pilot project ekonomi berbasis masjid.

Telah ada puluhan mungkin ratusan contoh Inisiatif Ekonomi Masjid dari seluruh Indonesia. Tujuan akhir dari I-EMAS ini adalah memperkokoh ketahanan ekonomi nasional dan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Sebelum diadakan Munas, Inisiatif EMAS juga membentuk Kelompok Kerja (Pokja) yang terdiri dari akademisi, profesional, hingga pemimpin komunitas dari lintas sektor untuk berdiskusi dan membahas lebih dalam mengenai empat poin utama, yaitu digital, health, finance, dan sustainability yang dikemas dalam konsep Focus Group Discussion.

"Kami mengajak seluruh elemen mulai dari organisasi keagamaan, komunitas, remaja masjid dan masih banyak lagi untuk membahas empat isu penting yang diangkat dalam MUNAS EMAS ini. Pertama ada isu di bidang kesehatan, kemudian bidang sustainability, ada bidang digital termasuk ekonomi digital di dalamnya, dan yang terakhir bidang finance. Nantinya dalam 4 pokja ini akan menghasilkan sebuah action plan yang harus dirumuskan dan diimplementasikan oleh para peserta FGD maupun entitas dari lintas latar belakang," papar Arief Rosyid Hasan, Chairman Inisiatif EMAS.




(dvs/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads