Hamnah binti Jahsy adalah seorang wanita muslim yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah SAW. Kisahnya dikenal karena menjadi salah satu perempuan yang ikut terjun langsung di Perang Uhud bersama dengan Aisyah RA, istri Rasulullah SAW.
Garis keturunan Hamnah binti Jahsy memang dekat dengan Rasulullah SAW. Ia bersaudara dengan istri Rasulullah SAW, Zainab binti Jahsy, dan memiliki ibu bernama Umaimah binti 'Aibdil Muthhalib bin Hasyim yang juga merupakan bibi dari Rasulullah SAW.
Hamnah kemudian dipersunting dengan pemudia mulia bernama Mush'ab bin 'Umair bin Hasyim hingga dikarunai seorang putri. Setelah suaminya syahid, Hamnah kemudian diperistri oleh salah seorang sahabat nabi bernama Thalhah bin 'Ubaidillah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengobati Mujahid yang Terluka
Dikutip dari Alik Al Adhim dalam buku 15 Wanita Saleh di Kehidupan Nabi tahun ke-3 Hijirah tepatnya di bulan Syawal, kaum muslim berhadapan dengan kaum musyrikin di Perang Uhud. Suami dari Hamnah, Mush'an bin 'Umair, turun ke medan perang dan bertindak menjadi pemegang bendera Rasulullah SAW.
Sementara Hamnah turun ke Perang Uhud sebagai perawat para pasukan muslim. Ia memberi minum, membantu mengusung orang-orang yang terluka, hingga mengobatinya.
Kisah Hamnah yang turun ke medan perang ini diceritakan oleh Ka'ab bin Malik dalam kitab Al Maghazi dan Al Waqidi yang diterjemahkan Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi melalui tulisannya berjudul Ketika Rasulullah Harus Berperang. Ia berkata,
"Aku melihat Ummu Sulaim binti Milhan dan Aisyah yang membawa kantong air di atas punggung mereka ketika terjadi Perang Uhud. Sedangkan Hamnah binti Jahsy menuangkannya bagi yang kehausan dan mengobati yang terluka. Adapun Ummu Aiman, maka memberi minum kepada mereka yang terluka."
Kehilangan Keluarga Bertubi-tubi
Perang Uhud menggugurkan banyak syuhada, termasuk Rasulullah SAW yang juga mengalami luka parah. Usai menguburkan para syuhada, Rasulullah SAW kembali ke Madinah untuk pulang.
Selama di perjalanan pulang, beliau berpapasan dengan Hamnah. Saat itu juga, Rasulullah SAW mengabari kepulangan keluarganya pada Hamnah.
Dikisahkan dari Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah, Rasulullah SAW mengabari kematian saudara laki-lakinya, Abdullah bin Jahsy. Mendengar hal itu, Hamnah langsung mengucapkan istirja' (Innalillahi wa innailaihi raji'un) dan memohonkan ampunan baginya.
Selanjutnya, Rasulullah SAW pun mengabarkan lagi soal kematian pamannya, Hamzah bin Abdul Muththalib di Perang Uhud. Hamzah lagi-lagi mengucapkan istirja' dan memohonkan ampunan bagi pamannya.
Hamnah masih tampak terlihat tegar setelah mendengar kabar duka bertubi-tubi dari Rasulullah SAW perihal kerabat terdekatnya. Hingga tibalah Rasulullah SAW untuk mengabari Hamnah soal kematian suaminya yakni Mush'ab bin Umair. Seketika, Hamnah pun terisak tidak percaya.
Rasulullah SAW pun bersabda, "Sesungguhnya seorang suami itu mempunyai tempat tersendiri di hati istrinya,"
Meski Hamnah masih tampak terlihat tegar atas kesyahidan saudara dan paman dari jalur ibunya, Hamnah tidak dapat menutupi kesedihannya kala mendengar kabar kesyahidan dari sang suami.
(rah/lus)