Selanjutnya, dalam laman Bullying Free New Zealand, anak yang mengalami perundungan bisa enggan mengungkapkannya kepada orang terdekat. Terlebih, pengalaman ini bukan sesuatu yang mudah untuk dibicarakan.
Namun, konselor Nicole Macquet membagikan beberapa alasan kenapa anak yang mengalami bullying tidak mau menceritakan apa yang dialaminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Anak yang Di-Bully Tidak Mau Bercerita
1. Tidak ingin dicap pengadu
Kebanyakan anak yang menjadi korban bullying hanya ingin apa yang dialaminya ini berhenti, tetapi mereka tidak ingin dicap sebagai tukang mengadu. Bagi mereka, bercerita malah memberikan alasan lain untuk tetap mendapat perundungan.
Orang tua atau orang dewasa dapat membantu mereka untuk memahami perbedaan antara mengadu dan bercerita terlebih dahulu, lalu meyakinkan bahwa bercerita adalah langkah pertama untuk merasa lebih baik sekaligus menghentikan bullying.
2. Takut bahwa orang tua akan mencampuri dan membuat segalanya lebih buruk
Perlu diketahui, ketika orang tua langsung menghadapi keluarga pelaku bullying, hal ini justru bisa lebih menegaskan ketakutan si anak. Lebih baik tidak bereaksi terlalu cepat agar tidak merusak kepercayaan dan komunikasi.
3. Takut akan merasa lebih malu saat bercerita
Perundungan mampu membuat seseorang merasa tidak berdaya dan hina. Bercerita kepada orang tua bisa memunculkan rasa malu itu kembali. Selain itu, anak-anak juga cemas seandainya orang tua mereka justru malah meremehkan mereka.
Anak remaja juga khususnya seringkali ingin menetapkan batasan antara pergaulan dan lingkungan rumah. Mereka bisa saja ingin mengatasinya sendirian agar kembali merasa memiliki kendali.
Itulah beberapa ciri anak yang mengalami bullying dan beberapa faktor yang membuat mereka enggan bercerita kepada orang tua.
(nah/twu)