Sebuah fosil burung ditemukan pada 1983. Temuan ini sekaligus mengungkap fakta tentang burung terbesar di dunia.
Adalah James Malcom dan Albert Sanders, dua orang kurator Museum Charleston yang berhasil menemukan fosil burung terbesar di dunia. Mereka menemukan fosil burung ini di area lapang yang pada tahun 1983 akan dibangun Bandara Internasional Charleston, South Carolina, Amerika Serikat.
Baca juga: Mengapa Hewan Purba Berukuran Lebih Besar? |
Dilansir dari Atlas Obscura (21/7), Malcolm dan Sanders tak sengaja melihat sesuatu yang sangat besar. Awalnya, mereka mengira menemukan sisa tulang belulang dari ikan pari purba. Mengingat pada 25 juta tahun yang lalu, kawasan ini adalah area lautan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun setelah diteliti lebih detail, fosil temuan para arkeolog ini bukanlah ikan, melainkan jenis burung. Dengan peralatan khusus, tim arkeolog kemudian menggali untuk mengangkat fosil ini.
Sisa tulang seperti tengkorak, tulang bahu, kaki dan sayap menjadi bukti bahwa burung ini merupakan spesies berukuran jumbo. Tulang ini kemudian disimpan dalam museum.
Burung Terbesar di Dunia
Baru diteliti pada tahun 2014
Tahun 2014, ahli paleontologi David Ksepka melakukan penelitian lebih lanjut. Ksepka kemudian memberi nama burung ini sebagai Pelagornis sandersi.
Lewat penelitian mendalam kemudian diketahui bahwa burung purba ini memiliki sayap dengan lebar 24 kaki atau sekitar 7,3 meter. Dengan ukuran ini, Pelagornis sandersi langsung mendapat predikat sebagai burung terbesar yang pernah hidup di dunia.
Meskipun memiliki bentang sayap yang sangat lebar, tetapi burung ini memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil dan ringan.
"Meskipun memiliki lebar sayap terlebar, burung itu sangat ringan, kurang dari 90 pon, atau hampir sama dengan ukuran anjing Gembala Jerman," kata Ksepka.
Jenis burung terbesar lainnya
Selain Pelagornis sandersi, ada juga burung besar lainnya yang pernah hidup di masa lampau, yakni burung besar seperti condor yang hidup di Pegunungan Andes Argentina sekitar enam juta tahun yang lalu. Sayangnya, tidak ada fosil lengkap untuk jenis burung ini sehingga ahli paleontologi sulit menjelaskannya.
Perkiraan sebelumnya, sayap burung condor membentang sekitar 26 kaki atau 7,9 meter, tetapi penelitian yang lebih baru telah mengungkapkan lebar sayapnya sekitar 21 kaki atau 6,4 meter. Burung itu memiliki berat sekitar 150 pon atau sekitar 68 kilogram. Catatan ini menjadikannya sebagai burung terberat yang pernah terbang.
Tidak semua burung besar bisa terbang
Banyak jenis burung terbesar lainnya yang pernah hidup di dunia. Namun tidak semua burung ini bisa terbang, meskipun sebagian besar jenisnya memiliki sayap.
Gerald Mayr, ahli burung di Senckenberg Research Institute di Weimar, Jerman mengatakan, ada tiga spesies burung terberat di dunia: Madagascan Aepyornithidae (burung gajah), Dromornithidae Australia (burung guntur), dan Phorusrhacidae Amerika Selatan (burung teror).
Terlepas dari namanya yang dramatis, burung guntur adalah herbivora yang bergerak lambat dan tidak dapat terbang. Burung ini banyak berkeliaran di Australia hingga sekitar 50.000 tahun yang lalu.
Dari delapan spesies yang diketahui saat ini, Dromornis stirtoni adalah burung yang terbesar. "Berat rata-rata burung jantan adalah 650 kilogram," kata ahli paleontologi Universitas Flinders, Trevor Worthy.
Mengapa burung besar punah?
Banyak yang bertanya-tanya, mengapa jenis burung terbang terbesar punah? Para ahli memperkirakan kepunahan ini berkaitan dengan dengan evolusi mereka sebagai spesialis, daripada spesies generalis yang lebih mudah beradaptasi.
Ksepka mengatakan bahwa lebar sayap P. sandersi yang luar biasa akan membuatnya menjadi pesawat layang yang sangat efisien yang mampu melakukan perjalanan jarak jauh tanpa menghabiskan banyak energi. Namun, itu juga berarti burung besar ini mungkin sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang dapat berubah seiring waktu.
Ada kemungkinan bahwa raksasa bersayap ini suatu hari nanti akan menguasai langit lagi, jika kondisi lingkungan mendukung evolusi mereka.
(dvs/twu)