Nebula, Palung Kelahiran Bintang di Alam Semesta

ADVERTISEMENT

Belajar dari Pakar

Nebula, Palung Kelahiran Bintang di Alam Semesta

Avivah Yamani - detikEdu
Selasa, 19 Jul 2022 14:30 WIB
Avivah Yamani
Avivah Yamani
Lulusan Astronomi ITB dengan bidang kajian extrasolar planet dan memilih untuk menjadi Komunikator Astronomi. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains. Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.
Nebula
Foto: Dok. NASA, ESA, CSA, STScl

Tentu saja jika kita ingin menyingkap apa yang ada di balik debu, pengamatan harus dilakukan pada panjang gelombang inframerah. Jika nebula itu terbentuk dari awan gas dan debu sisa ledakan bintang masif, materi gas dan debu ini terionisasi oleh energi yang dihasilkan saat bintang meledak sebagai supernova. Awan gas dan debu yang terbentuk dikategorikan sebagai Nebula Sisa Supernova.

Tipe yang terakhir adalah Nebula Planetari. Nebula ini terbentuk ketika bintang bermassa rendah memasuki tahap akhir hidupnya atau saat bintang mati. Ketika bintang memasuki tahap raksasa merah, bintang akan melontarkan lapisan terluar akibat kilatan helium dari bagian dalam bintang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah kehilangan sebagian materi, bintang akan mengalami peningkatan temperatur. Akibatnya radiasi ultra ungu yang dipancarkan kemudian mengionisasi materi yang sudah dilontarkan.

Nebula pertama kali diamati oleh astronom Persia Abd al-Rahman al-Sufi pada tahun 965 dan menyebut Galaksi Andromeda sebagai awan kecil. Tentu saja pada saat itu belum diketahui kalau yang dilihat adalah sebuah galaksi.

ADVERTISEMENT

Pada 4 Juli 1054, astronom China dan Arab mengamati pembentukan Nebula Kepiting (SN 1054) dari lontaran materi supernova. Baru pada abad ke-17 nebula bisa diamati dengan lebih baik. Tentu dengan teleskop yang ada pada saat itu.

Tercatat pada tahun 1610, Nicolas-Claude Fabri de Pieresc menemukan Nebula Orion dan pada tahun 1618, Johann Baptist Cysat juga mengamati nebula yang sama.

Pengamatan nebula yang lebih detail baru dilakukan pada tahun 1659 oleh Christiaan Huygens. Untuk yang tertarik dengan cerita teleskop antariksa dan hasil pengamatannya, kunjungi langitselatan.



Simak Video "Video: Penampakan Nebula Serigala Gelap, Awan Kosmik Dekat Pusat Bima Sakti"
[Gambas:Video 20detik]

(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads