Kisah Pemuda Ahli Maksiat yang Meninggal karena Takut Neraka

ADVERTISEMENT

Kisah Pemuda Ahli Maksiat yang Meninggal karena Takut Neraka

Kristina - detikEdu
Kamis, 14 Jul 2022 05:00 WIB
A realistic Arabian interior miniature with window and columns. Silhouette of muslim praying on carpet near window. Festive greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem. Selective focus
Ilustrasi pemuda ahli maksiat yang terus menangis karena takut neraka. Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli
Jakarta -

Manshur bin Ammar menceritakan tentang kisah seorang pemuda yang berkali-kali taubat namun tetap bermaksiat. Pemuda itu akhirnya meninggal karena takut neraka setelah ia mendengar bacaan ayat suci Al-Qur'an.

Kisah ini diceritakan Imam Ibnul Jauzi dalam 'Uyun Al-Hikayat Min Qashash As-Shalihin wa Nawadir Az-Zahidin dan diterjemahkan oleh Abdul Hayyi Al-Kattani.

Pada suatu malam, Manshur bin Ammar keluar dan menyangka saat itu sudah masuk waktu subuh, tapi ternyata masih malam. Ia kemudian duduk di depan sebuah pintu kecil dan mendengar pemuda menangis sambil berucap:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wahai Tuhanku, tidaklah kemaksiatan yang saya lakukan karena tujuan melanggar larangan-Mu. Tetapi, saya bermaksiat ketika bermaksiat tidak dalam keadaan melupakan larangan-Mu atau pun menyiapkan diri untuk mendapatkan siksaan-Mu, atau merendahkan-Mu. Namun, itu semua terjadi karena besarnya godaan nafsuku, dalam kejahatan mengalahkan diriku. Juga karena larangan-Mu membuat saya tergoda, akibatnya saya bermaksiat terhadap-Mu karena kejahilanku."

Pemuda itu melanjutkan, "Saya melanggar perintah-Mu dengan usahaku, sekarang siapa yang akan menyelamatkan saya dari azab-Mu? Dengan tali siapa saya harus menyambung hubunganku jika tali hubungan dengan-Mu telah terputus? Ah alangkah hinanya hari-hariku yang terdahulu saat saya bermaksiat kepada-Mu. Celakalah saya, sudah berapa kali saya taubat namun berapa kali pula saya kembali bermaksiat. Sudah saatnya saya malu terhadap Tuhanku."

ADVERTISEMENT

Begitu mendengar perkataan pemuda itu, Mansur pun langsung membaca:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

"Saya berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,"

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS At Tahrim: 6)

Mansur mengaku mendengar suara dan keguncangan yang keras dari dalam. Ia kemudian melanjutkan urusannya.

Pagi harinya, Mansur kembali ke tempat tersebut dan mendapati satu jenazah berada di depan pintu. Bersama dengan itu, ada seorang ibu tua yang bolak-balik. Mansur lalu bertanya kepada wanita itu, "Siapakah mayit ini?"

Wanita itu menjawab, "Jangan tambah kesedihanku!"

Mansur menjawab, "Saya adalah lelaki asing di sini."

Wanita itu berkata, "Ini adalah anakku, kemarin ada seorang lelaki yang lewat tempat ini, semoga Allah tidak membalasnya dengan kebaikan, yang membacakan satu ayat yang berisi tentang api neraka. Mendengar itu anakku mengalami keguncangan dan terus menangis, hingga akhirnya dia meninggal."

Mansur berkata, "Hai Ibnu Ammar, Demi Allah, seperti itulah sifat orang-orang yang takut kepada Allah."




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads