Mengenal Seismograf dan Perbedaannya dengan Seismometer

ADVERTISEMENT

Mengenal Seismograf dan Perbedaannya dengan Seismometer

Hanindita Basmatulhana - detikEdu
Rabu, 13 Jul 2022 08:30 WIB
Seismograf, alat pencatat getaran gempa, Ilustrasi gempa bumi
Perbedaan seismograf dan seismometer. Foto: Seismograf, alat perekam getaran gempa (Robby Bernardi/detikcom)
Jakarta -

Aktivitas kerak bumi berupa gerakan, akan menyebabkan gelombang gempa bumi. Intensitas gelombang tersebut dapat bersifat sangat lemah dan juga sangat kuat.

Ketika gerakan tersebut sangat lemah, maka akan sangat sulit untuk dirasakan. Maka dari itu, diciptakanlah alat bernama seismograf untuk mendeteksi dan mencatat gelombang gempa bumi. Apa perbedaannya dengan seismometer? Berikut penjelasannya.

Pengertian Seismograf

Seismograf adalah alat yang digunakan untuk mencatat gempa bumi. Hasil catatan tersebut berupa kurva yang tergambar pada kertas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umumnya, alat tersebut dipasang di tanah dan akan bekerja dengan mengeluarkan grafik getaran. Grafik getaran atau kurva hasil catatan seismograf disebut dengan seismogram.

Pada buku IPA Fisika karya Mikrajuddin Abdullah, tertulis bahwa seismograf terdiri atas beban, pena, dan gulungan kertas. Alat ini akan menunjukkan kekuatan, lama, jarak, dan arah serta gelombang gempa bumi yang terjadi.

ADVERTISEMENT

Secara teknis, seismograf merupakan instrumen untuk merekam gerakan tanah saat bencana gempa bumi terjadi.

Terdapat dua metode yang digunakan seismograf untuk mendeteksi gempa bumi, yaitu vertikal dan horizontal.

Sesuai dengan namanya, seismograf vertikal digunakan untuk mengukur pergerakan vertikal tanah (atas-bawah). Sebaliknya, seismograf horizontal mengukur pergerakan tanah secara horizontal (kanan-kiri).

Perbedaannya dengan Seismometer

Seismometer merupakan alat yang digunakan untuk merekam gempa bumi. Perbedaanya dengan seismograf adalah bahwa seismometer merupakan bagian dari seismograf, sebagaimana dijelaskan pada buku berjudul Struktur Bangunan Tahan Gempa oleh Moh Nur Sholeh.

Seismometer adalah sensor yang dapat mendeteksi adanya gerakan pada tanah dengan cara merekam getaran tersebut.

Skala Richter (SR) merupakan definisi dari logaritma amplitudo maksimum. Seismometer akan mengukur amplitudo tersebut dengan satuan mikrometer pada jarak 100 km dari pusat terjadinya gempa.

Dewasa ini, teknologi yang telah berkembang melahirkan teknik baru pada seismometer, yaitu teknik pelaseran atau biasa disebut dengan seismogram laser.

Seismogram laser merupakan sistem interferometer laser yang digunakan untuk mendeteksi tegangan seismik di dalam bumi.

Proses tersebut dilakukan dengan mengukur perubahan jarak yang terjadi di antara dua buah titik. Titik-titik tersebut berada di dua ujung pipa hampa yang dilalui laser.




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads