Kata sitoskeleton berasal dari bahasa Inggris, yaitu cyto yang berarti sel dan skeleton berarti kerangka. Sitoskeleton merupakan filamen atau serabut protein. Protein yang terdapat pada serabut sitoskeleton, berupa protein aktin, protein tubulin, dan protein vimentin. Jadi, apa itu sitoskeleton?
Apa Itu Sitoskeleton?
Sitoskeleton adalah kerangka sel yang terdiri dari protein-protein berbentuk benang halus (filament) yang terdapat di sitoplasma. Semua jenis sel memiliki sitoskeleton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dalam buku Ilmu Biomedik Dasar untuk Mahasiswa Kesehatan karya Maria Floriana bahwa kerangka sel tersebut membentuk sebuah rangkaian yang memberi bentuk dan kekuatan pada sel.
Filamen penyusun sitoskeleton dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediat.
Ketiga filamen tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam suatu ikatan protein yang bermacam-macam.
Dengan begitu, filamen-filamen tadi akan membentuk sistem kerangka sel yang menyelubungi sitoplasma. Akibatnya, posisi nukleus yang berada di dalam sel akan semakin kuat.
Fungsi dan Peran Sitoskeleton
Fungsi utama sitoskeleton adalah sebagai kerangka dan memberi bentuk pada sel dan organel lain pada sel.
Mengutip buku Cara Cepat Menguasai Biologi oleh Tim Kreatif, terdapat beberapa peran dan fungsi lain sitoskeleton bagi tubuh, di antaranya
- Sebagai pengatur gerakan sitoplasma.
- Berperan dalam proses endositosis dan eksositosis
- Berperan dalam pertumbuhan dan pembelahan sel.
- Berperan dalam sekresi dan ekskresi molekul
- Berperan dalam dalam komunikasi antar sel.
- Membantu gerakan substansi dari satu bagian ke bagian lainnya
- Menjaga organel sel agar tetap pada posisinya.
- Membantu motilitas sel
- Membantu pergerakan kromosom saat membelah
Filamen Penyusun Sitoskeleton
Ketiga filamen penyusun sitoskeleton memiliki ciri yang berbeda-beda.
- Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah rantai protein yang tersusun atas bola-bola tubuli yang membentuk spiral berlubang dengan diameter sekitar 25 nm. Molekul tubulin tersebut merupakan polipeptida globuler.
Jika molekul protein berubah menjadi mikrotubulus, maka molekul tersebut akan tersusun membentuk protofilamen. Umumnya, protofilamen membentuk mikrotubulus menyerupai pipa sebanyak 13 benang.
Mikrotubulus adalah serabut penyusun yang paling besar di antara dua serabut penyusun lainnya.
Mikrotubulus juga dapat membentuk organel sitoplasma, seperti sentriol, silia, dan flagela, seperti dijelaskan dalam buku Pewarisan Sifat pada Manusia, Hewan, dan Tumbuhan karya Eko Susilowati dan Drs. Wagino Sunarto.
- Mikrofilamen atau Filamen aktin
Mikrofilamen tersusun atas rantai ganda protein yang saling berhubungan dan tipis. Filamen ini memiliki diameter yang lebih kecil dari mikrotubulus, yaitu sekitar 7 nm.
Struktur filamen ini tersusun atas bola-bola aktin, maka dari itu serabut protein ini disebut juga dengan filamen aktin atau serabut aktin.
Mikrofilamen tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya. Untuk melihat dan mengamati filamen penyusun ini, diperlukan mikroskop elektron.
- Filamen Intermediat
Filamen intermediat tersusun atas rantai molekul protein fibrosa. Rantai molekul tersebut berbentuk untaian yang saling berpilin dan padat dengan diameter 8 hingga 10 nm.
Filamen ini tersusun atas bola-bola vimentin, tetapi tidak semua filamen intermediat tersusun atas protein vimentin.
Filamen penyusun sitoskeleton ini disebut intermediat karena ukurannya yang berada di tengah-tengah mikrotubulus dan mikrofilamen.
(pal/pal)