Kisah Tukang Cuci - Pemulung Berhasil Berangkat Haji, Ada yang Nabung 40 Tahun

ADVERTISEMENT

Kisah Tukang Cuci - Pemulung Berhasil Berangkat Haji, Ada yang Nabung 40 Tahun

Devi Setya - detikEdu
Kamis, 07 Jul 2022 14:15 WIB
Nuraini jamaah haji yang bekerja sebagai pencuci baju
Nuraini jamaah haji yang bekerja sebagai pencuci baju Foto: detikcom
Jakarta -

Perjuangan untuk melaksanakan ibadah haji dirasakan betul oleh beberapa orang ini. Ada tukang cuci hingga pemulung yang rela menyisihkan uang untuk menabung demi berangkat ke tanah suci.

Ibadah haji tentu menjadi amalan yang ingin dilaksanakan setiap muslim. Namun tidak semua orang berkesempatan mengerjakannya. Untuk menjalankan ibadah yang masuk dalam rukun Islam ke-5 ini harus mengorbankan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa orang pilihan Allah SWT yang berkesempatan berangkat haji dengan segala upaya yang dikerahkan. Pasalnya, orang-orang ini bukan dari kalangan ekonomi tinggi. Namun hal itu tak menjadi hambatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan niat yang lurus, orang-orang ini konsisten menabung selama belasan hingga puluhan tahun agar bisa mengumpulkan uang untuk ongkos naik haji. Semua usaha terbayarkan setelah ibadah ini bisa ditunaikan.

Dirangkum dari Detikcom (6/7) berikut beberapa sosok inspiratif yang berhasil naik haji:

1. Tukang cuci menabung 17 tahun

Nuraini Ramli Taran, warga Banda Aceh merupakan tukang cuci pakaian sejak puluhan tahun silam. Uang hasil jerih payahnya ia tabung selama 17 tahun lalu untuk berangkat ke tanah suci. Wanita berusia 47 tahun ini terdaftar sebagai jamaah haji asal Banda Aceh kloter pertama pada 2015 lalu.

ADVERTISEMENT

Nuraini sudah memiliki niat untuk berangkat haji sejak masih duduk di bangku SMP. Sampai ketika bekerja sebagai pencuci baju, ia menyisihkan uang dari gajinya yang Rp 1 juta per bulan. Dalam sebulan, ia bisa menabung dalam jumlah bervariasi mulai Rp 200 - 300 ribu.

Tahun 2008 uang Nuraini terkumpul Rp 20,5 juta dan ia membulatkan tekad untuk mendaftar sebagai calon jamaah haji. Nuraini merasa senang sekaligus bersyukur bisa menginjakkan kaki di tanah suci untuk beribadah haji.

2. Pemulung menabung 20 tahun

Mbok Karyati, seorang pemulung asal Probolinggo juga berhasil berangkat haji dengan uang yang ia kumpulkan selama 20 tahun. Nenek 68 tahun ini sehari-hari bekerja mengumpulkan barang bekas seperti botol plastik dan kardus yang nantinya akan dijual kembali.

"Memang penuh perjuangan. Karena saya harus menabung selama 20 tahun lamanya. Saya yakin Allah pasti mengabulkan doa saya untuk bisa melihat Ka'bah secara langsung," ujar Mbok Karyati saat berbincang dengan detikcom.

Dalam sehari, ia mengumpulkan barang bekas dan memiliki penghasilan Rp 10 ribu per hari. Dari uang ini ia sisihkan separuhnya sebagai tabungan untuk berangkat haji.

Usaha Mbok Karyati tak sia-sia. Semua hasil jerih payah dan keihklasan hatinya membawa Mbok Karyati berangkat haji di tahun 2013 lalu.

3. Tukang becak menabung 20 tahun

Ibadah haji merupakan panggilan Allah SWT. Setidaknya itulah yang tergambar dari keadaan pasangan suami istri (pasutri) asal Dusun Kasuruan, Desa Rejoso Utara, Kabupaten Pasuruan, Asmari (60) dan Misani (51).

Pasutri ini akhirnya akan berangkat haji setelah menunggu selama 20 tahun. Asmari merupakan seorang tukang becak. Ia setiap hari menyisihkan penghasilannya untuk membayar biaya naik haji.

Setiap hari, Asmari menarik becak dengan perhasilan rata-rata Rp 70 ribu. Karena tekadnya yang kuat ingin berhaji, ia pun sangat rajin menabung. Ia menyisihkan penghasilan setiap hari. Sampai akhirnya Asmari dan istri bisa berangkat haji tahun 2016 lalu.

4. Tukang cukur menabung 40 tahun

Adalah Fauzi bin H Mustafa, warga Dusun Beleke, Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, NTB. Sudah lebih dari 40 tahun dia berkeliling kampung untuk menawarkan jasa cukur.

"Saya jadi tukang cukur sejak tahun 70-an," kata Fauzi saat berbincang dengan detikcom. Fauzi tak pernah mematok biaya untuk jasa cukur rambut yang ditawarkan. Pelanggan bisa membayar seikhlasnya.

"Ada yang kasih Rp 5 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 15 ribu, saya tidak pasang tarif, terserah mereka saja," ucap Fauzi. Saat sedang ramai, Fauzi bisa mendapatkan uang Rp 70 ribu.

Dari penghasilan ini ia sisihkan sebagian untuk tabungan haji. Kegiatan menabung untuk naik haji itu sudah dilakukan Fauzi sejak tahun 70-an. Sampai akhirnya Fauzi bisa berangkat haji pada Agustus 2015.

5. Tukang siomay daftar haji pakai uang receh

Kedatangan warga bernama Nurkhalis bersama istrinya Siti Maftuhah ke kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur menyita perhatian banyak orang. Mereka datang dengan membawa banyak uang logam receh dan uang kertas pecahan seribuan serta dua ribuan untuk mendaftar haji.

Nurkhalis yang sehari-hari bekerja sebagai penjual siomay ini berniat mendaftar haji dengan uang receh pecahan Rp 1000. Nurkhalis bercerita bahwa dirinya sudah 'nyelengi' uang untuk berhaji sejak 24 Agustus 2020. Uang receh itu dikumpulkan dari hasil penjualan siomai, rata-rata pecahan Rp 1.000.

Kini Nurkhalis dan istrinya sedang menunggu antrean haji Berdasarkan daftar tunggu, Nurkhalis dan istri akan berangkat hari 32 tahun mendatang. Ia berharap agar terus dalam keadaan sehat hingga nanti waktunya berangkat ke tanah suci.




(dvs/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads